Piodalan Saat Tumpek Landep, Kodim 1611 Badung Undang PHDI untuk Dharma Wacana

 Piodalan Saat Tumpek Landep, Kodim 1611 Badung Undang PHDI untuk Dharma Wacana

Piodalan Saat Tumpek Landep, Kodim 1611 Badung Undang PHDI untuk Dharma Wacana.

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Dalam rangka meningkatkan Srada dan Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa, Umat Kodim 1611/, melaksanakan Upacara Keagamaan Piodalan di Kodim 1611/Badung. (03/06/23).

Piodalan dilaksanakan setiap Saniscara Kliwon Wuku Landep Penanggalan Kalender Umat Hindu yang kali ini jatuh pada Sabtu tanggal 3 2023.

Upacara Piodalan tersebut rutin dilakukan setiap dua kali dalam setahun yang melibatkan seluruh Umat Hindu Kodim 1611/Badung.

Sebagai Komandan di satuan Kodim 1611/Badung Letkol Arh Teguh Waluyo, S.I.P. menyampaikan, upacara piodalan ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan personel Kodim beserta jajaran khususnya yang beragama Hindu, serta merupakan wujud bhakti sebagai usaha untuk mencapai kesejahteraan (Jagadhita).

“Ketaqwaan merupakan salah satu cara kita dalam membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik dengan selalu menjalankan perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-Nya sesuai dengan apa yang ada di dalam ajaran agama. Sehingga seluruh Prajurit dan PNS serta keluarga Kodim 1611/Badung, khususnya yang beragama Hindu diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap satuan, bangsa dan negara”, paparnya.

Dalam upacara piodalan kali ini dipuput oleh Ida Pedande Gede Made Rai Keniten dibantu oleh Ida Ayu Cahyati Kusuma selaku Sarati.

Dalam rangkaian upacara piodalan, diisi juga dengan Dharma Wacana oleh Bapak Nyoman Kenak kepada Umat Hindu yang menjelaskan tentang arti dari pada Yadnya dalam Rahina yang merupakan pengorbanan atau persembahan secara tulus dan ikhlas.

“Arti Tumpek Landep yakni kata “Tumpek” diambil dari kata “Tampa” berarti turun, dalam kamus Jawa Kuno Indonesia “Tampa” mendapat sisipan kata “Um”, sehingga menjadi kata “Tumampak” yang bermakna dekat. Kata “Tumampak” yang mengalami persenyawaan huruf “M” sehingga berubah menjadi “Tumpek”. Kata “Landep” berarti runcing, maka Hari Raya Tumpek Landep dapat juga diartikan sebagai upacara yadnya selamatan terhadap semua jenis alat yang tajam serta memohon kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati agar semua alat/senjata tetap bertuah”, jelasnya.

“Benda-benda tajam saat Tumpek Landep sarana upakara yadnya itulah yang disebut Banten atau Sesajen, sebagai sarana untuk berhubungan atau mendekatkan diri dengan Pujaannya yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan manifestasi-Nya”, tambah Nyoman Kenak.

BACA JUGA:  Keributan di Karen's Diner Bali, Tiara: Kita Sepakat Damai

Selain Darma Wacana juga diselenggarakan Tari Rejang Teratai Putih, Tari Topeng dan diiringi alunan Gong oleh Sekaa Gong Siwer Nadi Swara serta dilanjutkan dengan Persembahyangan bersama.

Turut hadir dalam acara Dandim 1611/Badung, Kasdim 1611/Badung, Pabungdim 1611/Badung, Ketua PHDI , Para Pasi dan Danramil/Wadanramil jajaran, Para Prajurit dan PNS serta Keluarga Kodim 1611/Badung.

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!