BADUNG, BALIKONTEN.COM – Pura Beji Taman Suranadi, yang terletak di Banjar Auman, Desa Adat Kekeran, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, dikenal sebagai tempat melukat atau penyucian diri secara spiritual.
Pura ini memiliki sejarah panjang yang diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun lalu, diwariskan dari leluhur dan kini diemong oleh Krama Banjar Auman.
Awalnya, pura ini hanya berupa struktur sederhana di atas tegalan keluarga Mangku Muliati. Pada akhir 1990-an, pura ini direnovasi menjadi tempat ibadah permanen dengan dukungan masyarakat sekitar.
Hingga kini, piodalan Pura Beji Taman Suranadi dilaksanakan setiap Rabu Pahing Wuku Warigadean, dengan tanggung jawab ritual dipegang oleh krama banjar, sementara pemangku bertugas sebagai pengantar upacara.
Di Pura Beji Taman Suranadi, umat Hindu memuja Ida Bhatara Wisnu sebagai manifestasi Tuhan dalam peran sebagai pemelihara kehidupan dan penguasa air. Air di pura ini dipercaya memiliki kemampuan menyucikan segala bentuk kotoran duniawi, baik fisik maupun spiritual.
Pura ini juga digunakan untuk prosesi penyucian Ida Bhatara dari Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Kekeran. Ritual penyucian dilakukan dua kali, yakni di Taman Suranadi di bagian selatan pura, kemudian di Taman Alit yang berada di Utama Mandala Pura.
Untuk melukat, masyarakat memulai dengan mandi di pancuran umum yang berada di sebelah barat pura. Setelah itu, prosesi utama dilakukan di pura menggunakan perlengkapan ritual seperti pejati dan kelapa gading muda, yang airnya ditempatkan dalam payuk jempere.
Jempere ini melambangkan sembilan arah mata angin atau Dewata Nawa Sanga, simbol perlindungan dari segala arah.
Pura Beji Taman Suranadi memiliki dua sumber air, yakni dari mata air alami di Taman Suranadi dan air tanah di Taman Alit.
Air dari Taman Alit dialirkan ke empat pancuran di sebelah barat pura untuk ritual melukat dan mandi umum. Keunikan ini menjadikan pura sebagai tempat yang istimewa bagi umat Hindu yang mencari kesucian lahir dan batin. ***