DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Kajeng Kliwon Enyitan terjadi setelah Tilem. Rahinan ini dikeramatkan bagi sebagian besar umat Hindu khususnya di Bali.
Dipercaya bahwa jika rahinan tiba bisa digunakan untuk menjalankan ajaran aji pengiwa. Rahinan yang datang setiap 15 hari sekali ini terjadi karena adanya pertemuan Tri Wara Kajeng dengan Panca Wara Kliwon.
[irp]
Selain itu, umat juga akan menghaturkan beberapa jenis sesajen di 3 tempat utama sepertinatar snaggah, pekarangan rumah dan di gerbang utama pintu rumah.
Kajeng Kliwon termasuk dalam rainan gumi dan juga digolongkan sebagai hari suci bagi umat Hindu.
Kajeng kliwon ini terjadi karena adanya pertemuan antara Tri Wara Kajeng dengan Panca Wara Kliwon.
[irp]
Tri Wara terdiri dari Pah, Beteng, Kajeng dan Panca Wara terdiri dari Umanis, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon.
Kajeng Kliwon juga sering didentikkan sebagai hari yang keramat dan kerap digunakan untuk membangkitkan ilmu aji pengiwa.
Selain itu, pertemuan antara Kajeng dan Kliwon ini adalah bertemunya dua energi besar yakni bhuana alit dan bhuana agung.
[irp]
Tidak hanya itu, Kajengkliwon menjadi hari yang dikeramatkan lantara datangnya Sang Bhuta Kala untuk menggangu manus yang tidak melaksanakan ajaran Dharma.
Sehingga umat Hindu akan menghaturkan 2 segehan manca warna di natar sanggah yang ditujukan kepada Sang Kala Bhucari.
[irp]
Kemudian untuk Sang Dhurga Bhucari di natar perumahan. Terkait banten yang digunakan tentunya sesuai dengan desa kala patra dan kemampuan setiap umat.
***