Ramalan Wuku Gumbreg: Makna Kelahiran, Sifat, dan Ritual Otonan
ilustrasi menggending bayi/ gabdullinayuka/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Ritual otonan bukan sekadar tradisi, melainkan fondasi penting untuk meraih keseimbangan hidup dalam dimensi sekala dan niskala. Lewat upacara ini, kita mempersembahkan saji kepada jiwa yang bereinkarnasi dalam tubuh serta menghormati Nyama Papat, empat pendamping spiritual yang setia menjaga kita sepanjang hidup hingga mengantar ke alam nirwana.
Sering kali, kita rajin sembahyang ke berbagai tempat suci, tetapi lupa memberikan upakara kepada Sang Hyang Paran Numadi, atau Sang Maha Jiwa. Akibatnya, jiwa kita kehilangan harmoni sekala-niskala, memicu ketidaktenangan, kemalasan dalam belajar atau bekerja, hingga keengganan untuk sembahyang.
Tak jarang, kita juga menikmati hidangan lezat tanpa menyuguhkan apa pun kepada Nyama Papat yang turut lahir bersama kita. Padahal, mengabaikan mereka bisa mengganggu stabilitas hidup, seperti bekerja tanpa imbalan—tentu kita pun akan merasa jengkel jika diperlakukan demikian.
Nyama Papat berperan vital menjaga kita setiap hari, termasuk saat tidur, dan mengantarkan kita menuju nirwana. Namun, jika mereka diabaikan, hidup terasa berat, rezeki sulit datang, masalah bermunculan, dan kesehatan sering terganggu.
Pengaruh Wuku Gumbreg pada Kelahiran Manusia
Menurut Lontar Raspati Kalpa, wuku kelahiran memengaruhi karakter dan nasib seseorang. Untuk Wuku Gumbreg, berikut karakteristiknya:
Dewa Pelindung: Betara Candra
Pengawak: Bumi
Pohon Kayu: Tengguli dan Beringin
-
Burung: Ayam Hutan dan Gagak
Binatang: Macan
Lintang: Puwuh
Gedung: Terbuka
Lumbung: Tertutup
Sifat Kelahiran Wuku Gumbreg
Orang yang lahir pada wuku ini memiliki sifat unik. Mereka rela berbagi harta, tetapi cenderung teliti menghitung milik pribadi. Sabar dalam bertindak dan berbicara, mereka memiliki penglihatan tajam. Saat marah, mereka tidak mudah meledak, namun kemarahannya ditakuti.
Mereka mampu melampaui orang lain, kritis dalam berbicara, dan perintahnya tampak tenang di depan, tetapi tegas di belakang. Banyak orang suka berteduh di bawah pengaruhnya, meski kadang budi mereka liar, mudah gentar, dan takut dimurkai. Saat tenang, tutur katanya manis dan halus, kemampuan mereka diakui, dan perkataannya bernilai. Namun, mereka perlu waspada terhadap risiko kematian akibat hanyut atau tenggelam di air.
Baca juga: Kisah Nyata – Meboya Mekada Sengkala: “Lima Keles, Mara Eling”
Jadwal Otonan Wuku Gumbreg Oktober 2025
Berikut adalah jadwal otonan pada Wuku Gumbreg, lengkap dengan sifat kelahiran dan rekomendasi ritual:
Redite Paing Gumbreg
Berwawasan luas, berkarakter kesatria, pandai menyembunyikan perasaan, namun terkadang kaku dan angkuh. Mereka suka bergaul dan punya banyak teman, tetapi tak sedikit pula yang tak menyukainya. Kelahiran ini termasuk melik kelahiran dan disukai Desti. Disarankan melakukan bayuh oton dan melik, serta penglukatan Asta Pungku, Sudamala, dan Gangga Amerta.Soma Pon Gumbreg
Tidak suka konflik, lebih memilih mengalah, sopan, dan lemah lembut dalam berbicara. Namun, mereka sering mengalami kesedihan akibat sikap orang lain, janjinya bisa menyulitkan, dan kerap diikuti makhluk halus. Kelahiran ini tergolong melik kelahiran. Sebaiknya lakukan bayuh oton dan melik, dengan penglukatan Asta Pungku, Sudamala, dan Gangga Amerta.Anggara Wage Gumbreg
Berpikiran progresif, sering menjadi tempat berlindung bagi yang kesusahan, hemat bicara namun berwatak keras, cemburuan, dan mudah tersinggung. Mereka suka membungakan uang, tetapi kekayaan sulit bertambah. Rawan fitnah atau kedalih bisa ngeliak, hidup dalam bahaya. Kelahiran ini melik kelahiran. Disarankan bayuh oton dan melik, dengan penglukatan Asta Pungku, Sudamala, dan Gangga Amerta.Buda Kliwon Gumbreg
Berpikiran mendalam, pandai berbicara, bersikap menarik, ramah, sopan, namun mudah tersinggung. Mereka sulit mendapatkan anak, mengalami kesusahan sejak kecil, dan cenderung berumur pendek. Kelahiran ini melik kelahiran. Lakukan bayuh oton dan melik, serta penglukatan Asta Pungku, Sudamala, dan Gangga Amerta. Catatan: Jika otonan bertepatan dengan Kajeng Kliwon, lakukan pebayuhan agar terhindar dari apremade dewa.Wraspati Umanis Gumbreg
Bercita-cita tinggi, keras kemauan, namun hasil kerjanya sering tak memuaskan. Hemat bicara, pandai bergaul, suka dipuji, cenderung ikut campur urusan orang lain, dan pelupa. Mereka kerap dirundung kesedihan, pikiran berubah-ubah, dan rawan kehilangan atau kecurian. Untuk menetralkan efek negatif, lakukan bayuh oton dengan penglukatan Urip Pemanumadian dan Gangga Amerta.Sukra Paing Gumbreg
Pandai berbicara, ramah, jujur sehingga disukai banyak orang, pemberani namun agak keras hati, mudah tersinggung. Mereka mudah memperoleh sesuatu, tetapi cepat habis. Rentan sakit keras, boros, dan rezeki tak pernah stabil. Kelahiran ini melik kelahiran. Sebaiknya lakukan bayuh oton dan melik, dengan penglukatan Asta Pungku, Sudamala, dan Gangga Amerta.Saniscara Pon Gumbreg
Bercita-cita tinggi, mudah memaafkan, berbudi pekerti baik, berpengaruh, disayangi tokoh besar, suka hidup mewah, dan gemar memamerkan kelebihan. Untuk menetralkan efek negatif, lakukan bayuh oton dengan penglukatan Urip Pemanumadian dan Gangga Amerta.
Upacara Biakala untuk Menetralkan Efek Negatif
Untuk mengatasi dampak buruk kelahiran Wuku Gumbreg, dianjurkan melakukan pebayuhan oton dengan penglukatan Dasa Mala Leteh, Gangga Amerta, dan Asta Pungku, terutama jika ada unsur melik.
Layanan Umat di Gedong Suci Usadha Agung Bali Niskala
Layanan yang tersedia meliputi pengobatan penyakit niskala, pewacakan kelahiran, pebayuhan oton, penebusan melik, megedong gedongan, menek kelih, pewintenan, pengidep hati, hingga pemarisudha karang.
Tips Mebayuh Oton dengan Benar
Banyak yang melakukan bayuh oton hanya karena cepat, dekat, atau murah. Namun, dalam urusan niskala, yang terpenting adalah kualitas ritual agar tidak sekadar seremonial tanpa dampak. Pastikan upacara dilakukan dengan penuh makna untuk mendatangkan harmoni sekala-niskala.
***