04/11/2025

Sering Bingung dan Boros, Begini Ramalan Kelahiran Wuku Julungwangi

menggendong bayi mimiliki arti yang cukup beragam

ilustrasi menggending bayi/ gabdullinayuka/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Otonan Bali menjadi ritual sakral yang mempersembahkan saji kepada jiwa bereinkarnasi serta Nyama Papat, empat saudara spiritual yang mendampingi manusia sejak lahir hingga nirwana. Mengabaikan upacara ini kerap memicu gelombang ketidaktenangan jiwa, kemalangan dalam belajar, bekerja, hingga sembahyang sehari-hari.

Banyak umat Hindu di Bali rajin mengunjungi pura besar untuk memohon berkah, namun lalai menghormati Sang Hyang Paran Numadi atau Sang Maha Jiwa. Dampaknya langsung terasa: kehidupan berantakan, rezeki tersendat, dan masalah bertumpuk tanpa henti. Nyama Papat, yang setia menjaga manusia bahkan saat tidur, ibarat pekerja tanpa gaji jika tak pernah mendapat persembahan. Akibatnya, stabilitas hidup terganggu parah.

Wacana Kelahiran Lontar Raspati Kalpa menegaskan pengaruh kuat saptawara, pancawara, dan wuku terhadap nasib manusia. Khusus wuku Julungwangi, dewa penguasa Betara Sambu membawa elemen pengawak teja, pohon cempaka, burung nilam, binatang banteng, lintang angin, pesimpenan gedong terbuka, serta lumbung kosong.

Watak Wuku Julungwangi: Kasih Sayang Berlimpah, Tapi Rawan Boros dan Angkuh

Individu kelahiran wuku Julungwangi gemar bertualang, lincah menjalin pertemanan, penuh kasih sayang, beraroma harum, masyhur, murah hati, dan sukarela saat kehendaknya dipenuhi. Ucapan mereka dipercaya luas, kecakapan diakui, kata-kata manis, serta dicintai banyak orang. Sayangnya, hati besar sering tak sepadan dengan kekuatan dan kehendak. Waspada terhadap ancaman maut dari binatang buas atau berbisa, seperti harimau, ular, atau macan.

Sisi gelap mencakup sifat angkuh, tak suka dikalahkan, sulit menabung harta, banyak bicara, serta kasih sayang berlebihan. Kebiasaan boros mendominasi, sering memicu krisis keuangan mendadak.

Jadwal Otonan Wuku Julungwangi November 2025: Hari demi Hari dan Upacara Penawar Karma

Upacara otonan wuku Julungwangi berlangsung pekan ini, mulai awal November 2025. Berikut rincian harian lengkap dengan saran ritual untuk menebus karma buruk:

  • Redite Pon, Minggu 2 November 2025: Malapetaka sering muncul dari pekerjaan sawah, hindari jadi penasehat. Kelahiran melik butuh pebayuhan oton, penebusan melik, penglukatan asta pungku, sudhamala, serta gangga amerta.
  • Soma Wage, Senin 3 November 2025: Jujur tapi berbicara kasar, jarang bahagia, penyesalan mendalam, amarah meledak, sulit terima masukan. Tebus karma manumadi via pebayuhan oton, penglukatan urip pemanumadian, dan gangga amerta.
  • Anggara Kliwon, Selasa 4 November 2025: Sering bingung, suka menyalahkan orang lain. Kelahiran melik rentan mati salah pati atau ulah pati, serta jadi janda/duda. Ruwat melalui pebayuhan oton, penebusan melik, penglukatan asta pungku, sudhamala, dan gangga amerta.
  • Buda Umanis, Rabu 5 November 2025: Derita dan kesedihan menyelimuti, iri hati dari sekitar, tapi suka menolong dan bijaksana. Netralisir lewat pebayuhan oton, penglukatan urip pemanumadian, serta gangga amerta. Hari purnama ini ideal untuk pebayuhan agar terhindar dari apremade dewa.
  • Wraspati Paing, Kamis 6 November 2025: Boros ekstrem, sering bertengkar, kualitas diri rendah, bahaya dari musuh bebuyutan. Lakukan pebayuhan oton dengan penglukatan urip pemanumadian dan gangga amerta.
  • Sukra Pon, Jumat 7 November 2025: Mudah terbuai pujian, suka bergaul, pikiran kacau. Kelahiran melik rawan cerai mati atau kehilangan pasangan. Ruwat pakai pebayuhan oton, penebusan melik, penglukatan asta pungku, sudhamala, dan gangga amerta.
  • Saniscara Wage, Sabtu 8 November 2025: Kelahiran melik, pasangan sering meninggal jika menikah, banyak bicara, watak kaku dan keras. Wajib ruwat via pebayuhan oton, penebusan melik, penglukatan asta pungku, sudhamala, serta gangga amerta.

Tips Pebayuhan Oton Efektif: Fokus pada Taksu Tempat Suci dan Pemangku

Umat sering memilih lokasi pebayuhan oton karena alasan cepat, dekat, praktis, atau murah. Padahal, dimensi niskala jauh lebih menentukan agar ritual membuahkan hasil nyata. Kunci sukses terletak pada taksu tempat suci dan taksu pemangku yang memimpin. Tempat berkualitas selalu ramai dikunjungi, mencerminkan energi positif melimpah.

Memahami watak wuku Julungwangi dan menjalankan upacara otonan Bali dengan benar membawa harmoni sekala niskala. Persembahkan saji kepada jiwa serta Nyama Papat sejak dini, sebelum masalah menghadang.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE