Seputar Fakta dan Mitos Buda Wage Klawu, Tidak Boleh Bayar Hutang hingga Banten yang Digunakan

ilustrasi banten/badungkab.go.id/balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM –
Di Bali, umat Hindu merayakan Buda Wage Klawu, sebuah hari suci yang memiliki makna mendalam bagi para pengusaha dan pebisnis. Hari ini, yang jatuh setiap 210 hari sekali sesuai kalender Bali, ditandai dengan pertemuan Saptawara Buda, Pancawara Wage, dan Wuku Klawu. Dikenal juga sebagai Buda Cemeng Klawu, rahinan ini menjadi momen refleksi spiritual untuk mencapai kemurnian pikiran dan keberkahan dalam usaha.
Makna Spiritual Buda Wage Klawu
Berdasarkan Lontar Sundarigama, Buda Wage Klawu mengandung esensi kesucian pikiran yang disebut sebagai adnyana suksema pegating indria. Dalam teks ini, hari suci ini dikaitkan dengan Bhatari Manik Galih yang melakukan yoga untuk menurunkan Sang Hyang Ongkara Amrta, simbol keberkahan spiritual yang berada di luar ranah duniawi. Intinya, rahinan ini mengajarkan umat untuk melepaskan sifat nafsu duniawi demi mencapai ketenangan batin dan kemakmuran yang seimbang.
Pada hari ini, umat Hindu memuja Bhatara Sri Rambut Sedana, dewa yang melambangkan kekayaan, kemakmuran, kemurnian, dan kedermawanan. Pemujaan ini sering dikaitkan dengan Dewi Laksmi, yang dikenal sebagai dewi keberkahan dan kelimpahan. Upacara dilakukan di tempat-tempat suci seperti merajan, pura kahyangan tiga, serta di toko atau tempat usaha.
Ritual dan Sarana Pemujaan
Upacara pada Buda Wage Klawu dilakukan dengan sederhana namun penuh makna, disesuaikan dengan tradisi desa kala patra (adat setempat) dan kemampuan masing-masing umat. Sarana yang umum digunakan meliputi banten (sesajen) yang dipersembahkan di tempat penyimpanan uang, seperti kodang di toko, serta di sanggar atau tempat tidur. Umat juga dianjurkan untuk menggunakan wangi-wangian sebagai bagian dari ritual.
Selain itu, umat Hindu didorong untuk melakukan renungan suci pada hari ini guna memperdalam koneksi spiritual. Ada pula tradisi yang menyarankan untuk menghindari aktivitas transaksi, seperti menagih atau membayar utang, sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian hari ini.
Relevansi Buda Wage Klawu bagi Pengusaha
Buda Wage Klawu memiliki kaitan erat dengan dunia usaha karena fokusnya pada kemakmuran dan keberkahan. Para pengusaha memanfaatkan momen ini untuk memohon kelancaran rezeki dan kesuksesan dalam bisnis mereka. Dengan memuja Bhatara Sri Sedana, umat Hindu berharap usaha mereka diberkahi dengan kemurnian niat dan kedermawanan, yang menjadi landasan keberhasilan jangka panjang.
Hari suci ini juga mengingatkan pentingnya keseimbangan antara pencapaian material dan spiritual. Melalui pemujaan dan refleksi, umat diajak untuk menjalankan usaha dengan integritas dan kepekaan terhadap nilai-nilai luhur.
Mengapa Buda Wage Klawu Penting?
Buda Wage Klawu bukan sekadar tradisi, tetapi juga cerminan nilai-nilai Hindu yang relevan hingga kini. Hari ini mengajarkan bahwa kekayaan sejati tidak hanya diukur dari materi, tetapi juga dari kemurnian hati dan keseimbangan hidup. Bagi masyarakat Bali, rahinan ini menjadi pengingat untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan rasa syukur, baik dalam berbisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami dan melaksanakan ritual Buda Wage Klawu, umat Hindu tidak hanya menjaga tradisi leluhur, tetapi juga memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta, sembari memohon keberkahan untuk usaha dan kehidupan mereka.
***
