JAKARTA, BALIKONTEN.COM – Pasar saham Indonesia dikejutkan oleh anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 6,5 persen pada Selasa siang, menyentuh level 6.076,08. Penurunan drastis ini bahkan memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan di sesi pertama hari itu. Namun, di tengah gejolak tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati justru menyoroti sisi positif dari kinerja lelang surat utang negara (SUN) yang tetap cemerlang.
Dalam konferensi pers yang digelar pada hari yang sama, Sri Mulyani menegaskan bahwa hasil lelang SUN menunjukkan kepercayaan investor terhadap pemerintah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih kokoh. “Penawaran yang masuk, atau yang kita kenal sebagai incoming bet, sangat kuat. Ini bukti bahwa investor masih percaya penuh pada pemerintah. Kalau kepercayaan itu hilang, mereka pasti ogah ikut lelang,” ujarnya santai namun tegas.
[irp]
Capaian Lelang SUN Melampaui Ekspektasi
Data yang disampaikan Sri Mulyani cukup mencuri perhatian. Total incoming bet mencapai Rp61,75 triliun, atau 2,38 kali lipat dari target indikatif mingguan yang dipatok sebesar Rp26 triliun. Angka ini, menurutnya, menjadi cerminan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih dipercaya di mata investor, meski pasar saham sedang bergoyang.

Faktor Global dan Nasional Jadi Sorotan
Menkeu yang dikenal dengan gaya kepemimpinan tenang ini juga mengajak publik untuk tidak terburu-buru menarik kesimpulan. Ia menjelaskan bahwa pergerakan IHSG perlu dilihat dari dua sisi: faktor global yang tengah bergejolak dan dinamika nasional yang spesifik. “Kita harus bedah apa yang terjadi, apakah ini murni efek regional atau ada isu khusus di dalam negeri,” paparnya.
[irp]
BUMN Tetap Dijaga Ketat
Terkait spekulasi bahwa anjloknya IHSG berkaitan dengan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sri Mulyani buru-buru menepis kekhawatiran tersebut. “Kami pastikan BUMN terus dikelola dengan baik dan profesional. Tidak ada alasan untuk panik,” tegasnya, seraya menegaskan komitmen pemerintah menjaga stabilitas sektor tersebut.
Sebagai catatan, penurunan IHSG kali ini menjadi yang terparah dalam lima tahun terakhir, mengingatkan pada masa pandemi COVID-19 di 2020. Pukul 11.50 WIB, indeks sempat terperosok hampir 7 persen, memicu keputusan BEI untuk menekan tombol pause demi mendinginkan situasi.
[irp]
Meski pasar saham tengah bergejolak, pernyataan Sri Mulyani ini seolah menjadi angin segar. Kinerja lelang SUN yang solid di tengah badai IHSG menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia belum benar-benar goyah. Publik kini menanti langkah konkret pemerintah untuk menstabilkan pasar, sembari berharap gejolak ini tak berkepanjangan.
***
Beta feature