DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Pura Sad Kahyangan Jagat atau dikenal juga sebagai Pura Padma Bhuwana ini bukan sekadar tempat ibadah bagi umat Hindu, tetapi juga simbol keseimbangan alam dan budaya Bali yang terletak di sembilan penjuru mata angin. Masing-masing pura menjadi stana para dewa dalam konsep Dewata Nawa Sanga, sembilan dewa penguasa arah yang dihormati umat Hindu di Bali.
Pura Kahyangan Jagat memiliki peran penting sebagai tempat pemujaan umum, di mana seluruh umat Hindu, tanpa memandang latar belakang, dapat bersembahyang. Berikut adalah ulasan tentang sembilan Pura Kahyangan Jagat di Bali, lengkap dengan lokasi, sejarah, dan daya tariknya yang memikat hati wisatawan maupun peziarah.
Daftar Sembilan Pura Kahyangan Jagat di Bali
Berikut adalah sembilan Pura Kahyangan Jagat yang wajib Anda ketahui sebelum berkunjung, lengkap dengan keunikan dan makna spiritualnya.
1. Pura Agung Besakih: Pusat Spiritual Bali
Pura Agung Besakih, yang terletak di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, dikenal sebagai “Ibu Pura” atau Mother of Temple di Bali. Pura terbesar ini menjadi pusat kegiatan keagamaan Hindu di pulau ini. Di dalam kompleks Pura Penataran Agung, terdapat tiga arca utama yang melambangkan Trimurti: Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Nama “Besakih” berasal dari kata Sansekerta wasuki atau basuki dalam bahasa Jawa Kuno, yang berarti “selamat.” Pura ini juga dikaitkan dengan mitologi Naga Basuki, penyeimbang Gunung Mandara. Berdasarkan sejarah, Pura Besakih didirikan pada tahun 1284 oleh Rsi Markandeya, seorang tokoh agama Hindu keturunan India.
Lokasi: Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
2. Pura Lempuyang Luhur: Gerbang Menuju Surga
Terletak di timur Bali, Pura Lempuyang Luhur menawarkan panorama Gunung Agung yang menakjubkan. Pura ini adalah stana Dewa Iswara, penguasa arah timur. Keunikan pura ini terletak pada jalur menuju puncaknya yang terdiri dari lebih dari 1.700 anak tangga, dikelilingi oleh keindahan alam yang masih asri.
Pura ini sering menjadi tujuan wisata spiritual karena keindahan arsitektur dan suasana mistisnya. Banyak pengunjung yang datang untuk merasakan kedamaian dan mengabadikan momen di “Gerbang Surga” yang ikonik.
Lokasi: Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
3. Pura Goa Lawah: Misteri Gua Kelelawar
Berada di tenggara Bali, Pura Goa Lawah adalah tempat pemujaan Dewa Maheswara, penguasa arah tenggara. Pura ini terkenal karena gua di dalamnya yang menjadi habitat ribuan kelelawar dan konon dihuni ular suci. Didirikan pada abad ke-11 oleh Mpu Kuturan, pura ini menawarkan pengalaman spiritual yang kental dengan nuansa mistis.
Lokasi: Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.
4. Pura Andakasa: Keagungan di Puncak
Pura Andakasa, yang terletak di puncak Gunung Andakasa, adalah stana Dewa Brahma, penguasa arah selatan. Pura ini menggelar upacara pujawali setiap hari Anggara Kliwon Wuku Medangsia, dengan ritual pecaruan setiap 210 hari. Keindahan alam di sekitar pura ini menambah daya tarik bagi peziarah dan wisatawan.
Lokasi: Banjar Gegelang, Desa Adat Angantelu, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.
5. Pura Luhur Uluwatu: Pesona Puncak Karang
Pura Luhur Uluwatu, yang berada di ujung barat daya Bali, adalah tempat pemujaan Dewa Rudra, penguasa arah barat daya. Nama “Uluwatu” berasal dari kata ulu (puncak) dan watu (batu), merujuk pada lokasinya di atas tebing karang yang menjulang. Pura ini konon didirikan oleh Mpu Kuturan atau Dang Hyang Nirartha pada abad ke-11 atau 16.
Pura ini terkenal dengan pemandangan matahari terbenam yang memukau dan pertunjukan tari Kecak yang memikat wisatawan.
Lokasi: Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.
6. Pura Luhur Batukaru: Kesejukan di Lereng Gunung
Pura Luhur Batukaru, stana Dewa Mahadewa (penguasa arah barat), terletak di lereng Gunung Batukaru, Tabanan. Pura ini memiliki hubungan erat dengan Pura Jero Taksu, di mana peziarah dianjurkan untuk berdoa di Jero Taksu sebelum ke Batukaru. Didirikan pada abad ke-11 oleh Mpu Kuturan, pura ini menawarkan suasana tenang dengan panorama alam yang hijau.
Lokasi: Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
7. Pura Puncak Mangu: Warisan Megalitikum
Pura Puncak Mangu, stana Dewa Sangkara (penguasa barat laut), terletak di Gunung Mangu, Badung. Pura ini diperkirakan berdiri sejak era megalitikum, ditandai dengan keberadaan lingga besar. Konon, pura ini didirikan oleh I Gusti Agung Putu, pendiri Kerajaan Mengwi.
Lokasi: Banjar Tinggan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
8. Pura Ulun Danu Batur: Simbol Kesuburan
Pura Ulun Danu Batur, stana Dewa Wisnu (penguasa utara), adalah salah satu pura terpenting di Bali setelah Pura Besakih. Terletak di Kintamani, pura ini dibangun pada tahun 1926 dan menjadi simbol kesuburan serta kemakmuran. Keindahan Danau Batur di sekitarnya menambah pesona spiritual dan wisata.
Lokasi: Kintamani, Kabupaten Bangli.
9. Pura Pusering Jagat: Pusat Pulau Dewata
Pura Pusering Jagat, yang terletak di tengah Bali, adalah stana Dewa Siwa. Dijuluki sebagai “Pura Sad Guna,” pura ini dianggap sebagai pusat spiritual dan pemerintahan Bali kuno. Piodalan di pura ini diadakan setiap Purnama Karo dan Anggara Kasih Medangsia. Meski usianya belum tercatat pasti, pura ini dianggap salah satu yang tertua di Bali.
Lokasi: Desa Adat Jero Kuta Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
Mengapa Pura Kahyangan Jagat Penting?
Pura Kahyangan Jagat bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga cerminan filosofi Bali tentang keseimbangan alam dan spiritualitas. Setiap pura memiliki cerita, sejarah, dan keunikan yang memperkaya pengalaman wisatawan dan peziarah. Dari panorama alam hingga aura mistis, pura-pura ini menawarkan perjalanan spiritual yang tak terlupakan.
***