BULELENG, BALIKONTEN.COM – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Bali, mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) di kalangan siswa. Mereka mendorong sekolah-sekolah untuk menunda kenaikan kelas atau kelulusan bagi siswa yang belum menguasai keterampilan dasar ini, demi memastikan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Dalam rapat bersama DPRD Buleleng pada Senin (5/5), data mengejutkan terungkap: sebanyak 1.217 siswa di wilayah ini masih kesulitan calistung. Dari jumlah tersebut, 842 siswa berasal dari kelas 4, 5, dan 6 SD, sementara 375 lainnya adalah siswa SMP. Angka ini menjadi sinyal kuat perlunya intervensi pendidikan yang lebih intensif.
Plt Kepala Disdikpora Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, menegaskan bahwa keputusan kenaikan kelas atau kelulusan sepenuhnya menjadi wewenang sekolah, sesuai dengan regulasi yang berlaku. Namun, ia meminta para guru, terutama di jenjang SD, untuk lebih cermat dalam menilai kemampuan siswa. “Jika siswa belum mampu calistung, mereka perlu didampingi hingga benar-benar siap sebelum naik kelas atau lulus,” ujarnya.
Kolaborasi dengan Dunia Akademik
Untuk menangani masalah ini, Disdikpora Buleleng bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Saat ini, proses screening tengah dilakukan untuk menentukan metode pengajaran calistung yang paling efektif. Proses ini akan berlangsung selama sepekan, diikuti dengan pendampingan satu-satu oleh mahasiswa Undiksha untuk setiap siswa.
Selain itu, pada Rabu (7/5), Disdikpora bersama SMPN 1 Singaraja akan menggelar asesmen yang melibatkan konselor psikologi. Langkah ini bertujuan untuk memahami tingkat kecerdasan dan kebutuhan spesifik siswa yang masih kesulitan. “Kami juga akan menggandeng STAH N Mpu Kuturan Singaraja untuk memperluas upaya ini,” tambah Ariadi.
Target Penyelesaian dan Dukungan DPRD
Ketua DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya, menargetkan masalah calistung ini dapat terselesaikan sebelum kelulusan tahun ajaran pada Juni 2025. Ia mendorong kerja sama antar-guru untuk mengatasi tantangan ini, meskipun anggaran yang tersedia terbatas. “Semua guru harus bergotong royong. Ini demi masa depan anak-anak kita,” tegasnya.
Arya juga mendukung wacana penundaan kenaikan kelas bagi siswa yang belum mahir calistung, selama sesuai dengan aturan. “Kita tidak boleh memaksakan siswa naik kelas atau lulus jika mereka belum siap secara akademis,” katanya.
Pentingnya Calistung untuk Masa Depan
Kemampuan calistung merupakan fondasi penting dalam pendidikan. Ketidakmampuan menguasai keterampilan ini dapat menghambat siswa dalam mengikuti pelajaran di jenjang yang lebih tinggi. Dengan pendekatan kolaboratif dan terarah, Buleleng berupaya memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berkembang secara optimal.
Langkah Disdikpora Buleleng ini menjadi contoh nyata komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan 1.217 siswa tersebut dapat segera menguasai calistung dan melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya dengan lebih percaya diri.
***