DENPSAR, BALIKONTEN.COM – Tilem Sasih Kapitu bertepan dengan Anggarakasih Dukut menjadi waktu yang spesial bagi umat Hindu dimana tidak saja dilaksanakan Tilem Kapitu melainkan sekaligus rahinan Aanggara kasih Dukut. Dalam artikel ini dibahas secara singkat tentang pertemuan kedua rahinan ini sebagaimana dilansir dari beragam sumber.
Anggara Kasih Dukut: Perayaan Cinta Kasih dan Pembersihan Diri dalam Tradisi Hindu Bali
Bali, pulau yang sarat dengan tradisi dan spiritualitas, memiliki beragam hari raya Hindu yang penuh makna. Salah satu perayaan tersebut adalah Anggara Kasih Dukut, yang tahun ini jatuh pada Selasa, 11 Oktober. Hari suci ini dirayakan setiap enam bulan sekali berdasarkan perhitungan kalender Bali yang unik.
Apa Itu Anggara Kasih Dukut?
Anggara Kasih Dukut adalah hari raya Hindu yang ditentukan oleh pertemuan tiga elemen kalender tradisional Bali, yaitu Saptawara (Anggara/Selasa), Pancawara (Kliwon), dan wuku Dukut. Kombinasi ini menjadikannya sebagai momen istimewa untuk refleksi dan spiritualitas.
Dalam naskah kuno Lontar Sundarigama, Anggara Kasih Dukut dijelaskan sebagai berikut:
Nahanta waneh, rengen denta, Anggara Keliyon ngarania Anggara Kasih, pekenania pengasianing raga sarira. Sadekala samana yogia wang amugpug angelakat sealaning sarira, wigenaning awak, dena ayoga wang apan ika yoganira, Betara Ludra, merelina alaning jagat teraya, pakertinia aturakna wangi-wangi, puspa wangi, asep astanggi muang tirta gocara.
Terjemahannya menyebutkan bahwa Anggara Kasih adalah hari yang ditujukan untuk menumbuhkan cinta kasih terhadap diri sendiri sekaligus menyebarkannya kepada semua makhluk hidup. Ini juga merupakan momen untuk melakukan pembersihan diri dari segala bentuk kecemaran, terutama pikiran negatif yang melekat.
Makna dan Ritual Anggara Kasih Dukut
Anggara Kasih Dukut menekankan pentingnya perenungan suci sebagai cara untuk melebur dosa dan membersihkan diri dari kecemaran duniawi. Hari ini diyakini sebagai saat ketika Sang Hyang Ludra, salah satu manifestasi Dewa Siwa, melakukan yoga untuk memusnahkan kekotoran dunia.
Untuk mendukung proses spiritual ini, umat Hindu Bali biasanya melaksanakan berbagai upacara yang meliputi:
- Persembahan Wangi-wangi: Aroma bunga dan dupa yang harum menjadi simbol pengharapan dan kesucian.
- Dupa Astangi: Dupa yang digunakan dalam sembahyang untuk membersihkan aura negatif.
- Tirta Pembersihan: Air suci yang digunakan untuk memurnikan tubuh dan pikiran.
Cinta Kasih Sebagai Esensi
Esensi dari Anggara Kasih Dukut terletak pada cinta kasih. Ini adalah momen introspeksi untuk menyelaraskan diri dengan alam semesta dan memancarkan energi positif kepada orang-orang di sekitar kita. Dengan merawat tubuh, pikiran, dan jiwa, umat Hindu Bali percaya bahwa mereka dapat mencapai harmoni spiritual dan kedamaian batin.
Hari raya ini juga menjadi pengingat bahwa kasih tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama makhluk hidup. Dengan memperbaiki hubungan dengan diri sendiri dan lingkungan, diharapkan dunia dapat menjadi tempat yang lebih damai.
Menjaga Tradisi di Era Modern
Di tengah dinamika kehidupan modern, Anggara Kasih Dukut tetap relevan sebagai momen refleksi yang mendalam. Hari raya ini mengajarkan nilai-nilai universal seperti cinta, kebersihan hati, dan keharmonisan yang dapat diterapkan oleh siapa saja, di mana saja.
Melalui ritual dan renungan yang dilakukan, umat Hindu Bali memperkuat komitmen mereka terhadap spiritualitas dan menjaga warisan budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Anggara Kasih Dukut bukan hanya sekadar hari raya, melainkan sebuah pengingat untuk terus merawat jiwa, menyebarkan cinta, dan menjaga keselarasan dengan alam semesta. Sebuah tradisi yang kaya makna ini terus hidup di hati masyarakat Bali, memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan kepada dunia. ***