13/09/2025

Tilem Sasih Karo, Renungan dan Sarana Canang Wangi-wangi

makna dan penjelasan tentang tilem sasih kedasa, cocok untuk dewasa ayu melukat

ilutrasi umat Hindu sedang melakukan persembahyangan/ Balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Hari Purnama dan Tilem memiliki tempat istimewa dalam kehidupan umat Hindu di Bali. Kedua hari suci ini bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam, mengajarkan keseimbangan antara terang dan gelap dalam kehidupan. Bagaimana umat Hindu Bali memaknai hari-hari ini, dan apa hubungannya dengan kehidupan spiritual mereka?

Purnama: Cahaya Suci dan Kesempurnaan

Purnama, atau saat bulan penuh (Sukla Paksa), adalah waktu ketika umat Hindu Bali memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam wujud Sang Hyang Candra dan Sang Hyang Ketu. Hari ini melambangkan kecemerlangan, kesucian, dan kesempurnaan. Umat biasanya menghaturkan sesajen berupa canang dan daksina di setiap pelinggih atau tempat suci, sebagai wujud bakti dan permohonan berkah. Meski tidak ada kewajiban khusus, persembahan ini dianggap penting bagi mereka yang menekuni jalan spiritual, sebagai bentuk penghormatan terhadap cahaya suci yang menerangi jiwa.

Tilem: Penyucian Diri di Tengah Kegelapan

Berbeda dengan Purnama, Tilem adalah saat bulan mati (Krsna Paksa), ketika langit gelap tanpa sinar bulan karena posisi bulan berada di antara bumi dan matahari. Dalam tradisi Hindu Bali, Tilem dipandang sebagai waktu yang tepat untuk memuja Sang Hyang Surya, yang diyakini sedang beryoga semadi. Hari ini menjadi momen untuk penyucian diri, melebur segala kotoran batin (mala) yang melekat pada manusia.

Kalender Bali dan Siklus Hari Suci

Hari Purnama dan Tilem dirayakan setiap bulan berdasarkan kalender Bali, yang mengacu pada sistem pawukon (setiap 6 bulan) dan kalender Isaka (setiap bulan atau setahun sekali). Selain Purnama dan Tilem, sejumlah hari suci lainnya juga memiliki makna khusus, seperti Siwaratri pada purwaning Tilem Kepitu, Tawur Kesanga pada Tilem Kesanga, dan Nyepi yang bertepatan dengan bulan baru dalam kalender Isaka.

Beberapa pura ternama di Bali, seperti Pura Tirta Empul, Pura Lempuyang Madya, dan Pura Besakih, menggelar piodalan (upacara peringatan) berdasarkan datangnya Purnama atau Tilem pada sasih tertentu. Upacara besar seperti Eka Dasa Rudra (100 tahun sekali) dan Panca Wali Krama (10 tahun sekali) juga diadakan pada hari Tilem tertentu, menegaskan pentingnya siklus ini dalam tradisi Hindu Bali.

Filsafat Rwa Bhineda: Terang dan Gelap dalam Kehidupan

Purnama dan Tilem bukan hanya soal ritual, tetapi juga mengandung pelajaran tentang konsep Rwa Bhineda, yaitu keseimbangan antara dua hal yang berlawanan: terang dan gelap, suka dan duka. Melalui siklus ini, umat Hindu diajak untuk memahami bahwa kehidupan selalu berputar antara dua kutub ini. Ketika berada di puncak kebahagiaan, umat diingatkan untuk tidak terlena, dan saat menghadapi kesulitan, mereka diajak untuk tetap optimis karena terang selalu menanti.

Hari Suci dan Harmoni Kehidupan

Dalam tradisi Hindu Bali, hari Purnama sering dianggap sebagai dewasa ayu (hari baik) untuk menggelar upacara, seperti saat Galungan bertepatan dengan Purnama, yang dikenal sebagai Galungan Nadi. Namun, tidak semua Purnama otomatis menjadi hari baik. Misalnya, saat Purnama bertemu dengan Kajeng Kliwon di hari Sabtu, hari itu disebut Hari Berek Tawukan, yang dianggap tidak cocok untuk upacara besar karena pertimbangan wariga.

Melalui perayaan ini, umat Hindu Bali berusaha menjaga harmoni dengan alam, sesama manusia, dan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Ritual-ritual ini, baik besar maupun kecil, mencerminkan upaya untuk menciptakan kedamaian lahir dan batin.

Bagaimana ritual Purnama dan Tilem memperkuat hubungan spiritual umat dengan alam dan Tuhan? Apa dampaknya bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Bali?

Kesimpulan

Hari Purnama dan Tilem adalah cerminan keseimbangan hidup dalam tradisi Hindu Bali. Purnama mengajarkan tentang cahaya dan kesempurnaan, sementara Tilem mengajak umat untuk merenung dan menyucikan diri di tengah kegelapan. Dengan memahami makna kedua hari suci ini, umat Hindu Bali tidak hanya menjalankan ritual, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang kehidupan yang harmonis dan penuh makna.

Piodalan di Pura, Agustus 2025

26-08-2025. Anggar Kasih Dukut. Pr. Dalem Batuyang Batubulan. Pura Pasek Gelgel Mengening Kediri Tabanan, Pr Pasek Undagi Timpag Kerambitan Tabanan.

Pura Desa/ Pura Pucak Banjar Taman Bedulu Gianyar. Merajan Pasek Tangkas Kori Agung Sulahan.

Merajan Pasek Padang Rata Padang. Pura Puser Jagat Dalem Dukut Puri Sukun Nusa Penida.

27-08-2025. Buda Umanis Dukut. Pura Agung Pasek Gelgel di Sibang Kaja Abiansemal. Pura Dalem Samplangan di Gianyar.

***

 

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!