18/09/2025

Tips Cegah Anak Menjadi Anti Sosial Karena Kecanduan Gawai

bayi kelahiran soma pon memiliki karakter yang kuta

ilustrasi bayi/ katerinakucherenko/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM –

Redaksi Balikonten.com melakukan pemantauan terhadap trend penggunaan gawai di kalangan anak-anak hingga pelajar. Hasilnya, orang tua mengakui kewalahan untuk mendidik anak mereka agar tidak ketergantungan dengan gawai.
Sebab, selain berpengaruh terhadap fisik, adanya potensi seorang anak yang meangkses gawai dalam waktu yang lama dicemaskan dapat membuat anak tersebut anti sosial.
Tantangan ini nyata. Salah satu orang tua dari siswa SD di Denpasar, merasakan anak-anak mereka lebih asyik dengan dunia maya daripada berinteraksi langsung dengan keluarga atau teman sebaya.
Sering kali, anak-anak terlihat asyik sendiri dengan layarnya, mengabaikan ajakan bermain di luar, atau bahkan sulit diajak berbicara.
Redaksi Balikonten.com mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menemukan tips mengelola situasi ini agar anak tetap memiliki perkembangan sosial yang sehat? Berikut beberapa langkah yang bisa kita terapkan.
Ciptakan Ruang Interaksi di Rumah. Gawai seharusnya tidak menjadi satu-satunya sumber hiburan. Ciptakan suasana di rumah yang mendorong interaksi langsung. Ajak anak bermain permainan papan (monopoli, ular tangga), membaca buku bersama, atau memasak hidangan favorit keluarga. Jadwalkan “waktu bebas gawai” secara rutin, misalnya saat makan malam atau saat bersantai bersama di ruang keluarga.

Jadilah Contoh yang Baik. Anak-anak adalah peniru ulung. Jika Anda sendiri terus-menerus terpaku pada ponsel, anak Anda akan menganggap perilaku tersebut normal. Berikan contoh yang baik dengan meletakkan gawai saat berinteraksi dengan anak. Tunjukkan bahwa hubungan dan percakapan tatap muka jauh lebih berharga daripada notifikasi di layar.

Dorong Aktivitas Fisik dan Sosial di Luar Ruangan. Denpasar menawarkan banyak tempat indah untuk anak-anak bermain, dari taman kota hingga pantai. Ajak anak Anda berpartisipasi dalam aktivitas fisik seperti bersepeda, bermain bola, atau sekadar berjalan-jalan di taman.

Dorong mereka untuk bergabung dengan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah atau komunitas, seperti klub olahraga, seni, atau tari. Interaksi dengan teman sebaya dalam lingkungan non-digital sangat penting untuk melatih empati, kerja sama tim, dan kemampuan berkomunikasi.

Libatkan Diri dalam Penggunaan Gawai Anak. Jangan hanya melarang, tapi juga pahami apa yang mereka lakukan dengan gawai. Ajak anak berbagi game atau video yang mereka sukai. Gunakan momen ini sebagai kesempatan untuk mengobrol tentang konten yang mereka konsumsi, nilai-nilai yang mereka lihat, dan bagaimana hal tersebut memengaruhi perasaan mereka. Dengan begitu, gawai bisa menjadi jembatan untuk komunikasi yang lebih dalam antara Anda dan anak.
Perspektif Ilmiah: Mengapa Hal Ini Penting?
Isu ini bukan sekadar kekhawatiran tanpa dasar. Ada sejumlah penelitian yang menyoroti dampak penggunaan gawai berlebihan pada perkembangan sosial anak.
Salah satu literatur ilmiah yang relevan adalah penelitian yang diterbitkan di Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics. Studi ini menemukan adanya korelasi kuat antara waktu layar (screen time) yang berlebihan dengan kemampuan sosial dan emosional yang lebih rendah pada anak-anak. Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar cenderung memiliki kemampuan mengenali ekspresi wajah dan isyarat sosial yang kurang baik.
Selain itu, sebuah laporan dari American Academy of Pediatrics juga menekankan bahwa interaksi tatap muka sangat krusial untuk perkembangan otak anak. Selama interaksi langsung, anak belajar untuk membaca bahasa tubuh, memahami intonasi suara, dan mengembangkan empati—keterampilan yang sulit didapat hanya melalui interaksi virtual.
Secara ringkas, kunci untuk mendidik anak di era digital adalah keseimbangan. Gawai bisa menjadi alat yang bermanfaat, tetapi jangan biarkan ia menggantikan interaksi manusia yang otentik. Dengan batasan yang jelas, contoh yang baik, dan dorongan untuk beraktivitas di luar, kita bisa membantu anak-anak kita tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga matang secara sosial dan emosional.
Sebagai orang tua di Denpasar, mari kita manfaatkan setiap momen untuk membangun hubungan yang kuat dengan anak, di luar layar yang memukau.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!