08/08/2025

Transfer Bitcoin Rp 151 Triliun Menggemparkan Dunia Kripto

harga bitcoin hari ini melambung tinggi

ilustrasi Bitcoin/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Sebanyak 80 ribu Bitcoin, yang telah “tertidur” selama 14 tahun, tiba-tiba bergerak dalam transaksi besar-besaran dengan nilai mencapai Rp 151 triliun, berdasarkan kurs pada Rabu, 16 Juli 2025. Pergerakan ini langsung mencuri perhatian pelaku pasar kripto global karena melibatkan jumlah koin yang sangat besar dari dompet-dombet yang tak aktif sejak 2011.

Pada era awal Bitcoin, yang dikenal sebagai masa Satoshi Nakamoto, harga satu Bitcoin hanya berkisar di bawah US$4 atau sekitar Rp 65 ribu. Kini, dengan harga Bitcoin melonjak hingga Rp 1,9 miliar per koin, nilai transaksi ini menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah kripto. Transfer tersebut dilakukan dalam beberapa tahap, masing-masing melibatkan 10 ribu BTC, melampaui rekor sebelumnya yang hanya mencatatkan 3.700 BTC.

“Ini adalah pergerakan harian terbesar untuk koin berusia lebih dari 10 tahun yang pernah tercatat,” ungkap Julio Moreno, kepala penelitian CryptoQuant, seperti dikutip dari Tech Spot.

Menurut Conor Grogan, Direktur Coinbase, kecil kemungkinan transaksi ini terkait peretasan. Ia memperkirakan pergerakan ini lebih mungkin merupakan uji coba untuk memastikan apakah kunci pribadi dompet-dombet tersebut masih dapat diakses. “Kemungkinan US$8 miliar Bitcoin diretas atau kunci pribadinya bocor sangat kecil,” katanya.

Namun, Grogan menambahkan bahwa jika memang terbukti sebagai peretasan, kasus ini akan menjadi pencurian terbesar dalam sejarah. “Jika benar terjadi peretasan, ini akan jadi kasus pencurian terbesar sepanjang masa,” tegasnya.

Hingga kini, belum ada bukti bahwa 80 ribu Bitcoin tersebut telah dijual atau dipindahkan ke pihak lain. Arkham Intelligence, perusahaan analisis blockchain, menyebutkan bahwa pergerakan ini kemungkinan besar terkait pembaruan alamat dompet dari format lama ke format yang lebih modern dan aman.

Para pengamat kripto menilai, transfer ini bisa menjadi indikasi adanya perubahan kepemilikan, pembaruan alamat dompet, atau bahkan potensi pelanggaran keamanan di tempat penyimpanan Bitcoin. Kejadian ini pun memicu diskusi luas di kalangan komunitas kripto tentang keamanan aset digital dan dinamika pasar Bitcoin di masa depan.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!