DENPASAR, BALIKOTEN.COM – Rabu, 17 April 2024 umat Hindu melaksanakan rahinan Buda Cemeng Merakih.
Rahinan yang datang setiap 210 atau 6 bulan sekali ini juga dikenal dengan nama Buda Wage Merakih.
Tentunya ketika rahinan umat Hindu sudah disibukkan dengan melaksanakan persembahyangan.
Mulai dari lingkup keluarga, Kahyangan Tiga hingga pura lainnya.
Buda Cemeng Merakih merupakan rahinan yang terjadi karena pertemuan Saptawara Buda, Pancawara Wage dengan Wuku Merakih.
Lontar Sundarigama menyebutkan tentang Buda Wage Merakih sebagai berikut:
Buda Waga, ngaraning Buda Cemeng, kalingania adnyana suksema pegating indria, Betari Manik Galih sira mayoga, nurunaken Sang Hyang Ongkara Mertha ring sanggar, muang ring luwuring aturu, astawakna ring seri nini kunang duluring diana semadi ring latri kala.
Terjemahannya:
Buda Wage juga disebut sebagai Buda Cemeng. Rahinan ini bermakna mewujudkan kesucian pikiran.
Caranya dengan mengendalikan sifat nafsu atau indria. Buda Wage Merakih merupakan payogan Bhatari Manik Galih.
Menurunkan Sang Hyang Omkara Amrta (inti hakekat kehidupan). Terkait saranan yang digunakan untuk melaksanakan Buda Wage Merakih menyesuaikan dengan desa kala patra dan kemampuan setiap umat.
Namun menggunakan canang wangi-wangi juga diperbolehkan. Pemujaan dilaksanakan di atas tempat tidur dan di sanggar.
Haturan ditujukan kepada Sang Hyang Sri serta ketika malam dilakukan renungan suci untuk menenangkan pikiran dan kedamaian.
Dewsa Ayu Buda Cemeng (Wage) Merakih
- Dina Carik. Tidak baik dipakai dewasa. (Alahing dewasa 2).
- Gagak Anungsang Pati. Tidak baik melakukan upacara membakar mayat, atiwa-tiwa (Alahing dewasa 2).
- Geni Murub. Baik untuk segala pekerjaan yang mempergunakan api seperti membakar bata mentah, genteng, dan lain-lain. Tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah. (Alahing dewasa 2).
- Gni Rawana Jejepan. Baik untuk mulai pekerjaan yang menggunakan api seperti membakar genteng, batu bata, keramik, gerabah, membuat senjata tajam (pande besi). Tidak baik mengatapi rumah, melaspas, dan bercocok tanam. (Alahing dewasa 2).
- Gni Rawana Rangkep. Baik untuk segala pekerjaan yang mempergunakan api. Tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah. (Alahing dewasa 2).
- Kajeng Rendetan. Baik untuk menanam tumbuhan yang menghasilkan buah. (Alahing dewasa 2).
- Kala Empas Munggah. Baik untuk membangun rumah. Tidak baik untuk memetik buah-buahan. (Alahing dewasa 4).
- Kala Jangkut. Baik untuk membuat pencar, jaring, senjata. (Alahing dewasa 4).
- Kala Luang. Baik untuk membuat terowongan, menanam ketela atau umbi-umbian. (Alahing dewasa 3).
- Kala Sor. Tidak baik untuk bekerja hubungannya dengan dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, membuat terowongan. (Alahing dewasa 3).
- Kala Suwung. Tidak baik untuk dewasa ayu, berkunjung. (Alahing dewasa 3).
- Macekan Agung. Untuk membuat benda-benda runcing untuk pura seperti pengawin, tumbak, senjata pengider-ider dll. (Alahing dewasa 2).
- Macekan Lanang. Baik untuk membuat taji, tumbak, keris, alat penangkap ikan. Tidak baik untuk upacara yadnya (Alahing dewasa 2).
- Pamacekan. Baik untuk mengerjakan sawah/tegal, membuat tombak penangkap ikan. Tidak baik melaksanakan yadnya (Alahing dewasa 2).
- Pepedan. Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk membuat peralatan dari besi. (Alahing dewasa 3).
- Sarik Agung. Tidak baik untuk segala pekerjaan. (Alahing dewasa 3).
- Sri Tumpuk. Baik untuk memcari burung (mepikat). (Alahing dewasa 4).
- Pararasan: Aras Tuding, Pancasuda: Satria Wibawa, Ekajalaresi: Buat Merang, Pratiti: Jati
***