Seputar Bali

Bertemu dengan Kajeng Kliwon Uwudan, Begini Penjelasan Tentang Tumpek Wayang

tumpek wayang merupakan rahinan suci bagi umat hindu

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Saniscara Kliwon Wuku Wayang, umat Hindu merayakan salah satu hari suci yang sangat penting, yaitu Tumpek Wayang. Perayaan ini memiliki akar yang dalam dalam tradisi dan budaya Bali, serta dipandang sebagai momen sakral yang penuh makna.

Secara etimologis, nama Tumpek Wayang berasal dari dua kata: “tumpek” dan “wayang”. Kata “tumpek” sendiri terdiri dari dua suku kata, yaitu “tum” yang berarti kesucian, dan “pek” yang bermakna terakhir. Dengan demikian, Tumpek Wayang diartikan sebagai hari suci yang menandai akhir dari suatu siklus. Dalam kalender Bali, Tumpek Wayang menempati posisi istimewa karena jatuh pada hari Saniscara Kliwon, yang muncul setiap 210 hari sekali.

Ini menandai akhir dari pancawara dan saptawara, dua siklus waktu penting dalam penanggalan Bali. Tumpek Wayang dianggap sebagai salah satu hari suci yang sangat disakralkan oleh umat Hindu, setara dengan hari-hari besar lainnya seperti Kajeng Kliwon. Hal ini juga ditekankan dalam lontar Kala Tattwa. 

Dalam lontar tersebut, disebutkan bahwa seorang anak yang lahir tepat pada Wuku Wayang, khususnya pada hari Sabtu di Wuku Wayang, diyakini rentan terhadap pengaruh negatif atau menjadi “tetadahan” bagi bhuta kala. Oleh karena itu, Tumpek Wayang menjadi momen penting untuk melakukan upacara dan ritual guna menangkal energi negatif tersebut.

BACA JUGA:  Anggara Kasih Medangsia Waktu Tepat untuk Pembersihan Diri, Berikut Bantennya

Ritual Tumpek Wayang juga memiliki makna mendalam karena melibatkan pertemuan tiga unsur wewaran, yaitu Sapta Wara, Tri Wara, dan Panca Wara. Dalam konteks ini, Sabtu atau Saniscara mewakili Sapta Wara, Kajeng melambangkan Tri Wara, dan Kliwon menjadi simbol Panca Wara. Ketiga unsur ini berada di urutan terakhir masing-masing wewaran, menjadikan Tumpek Wayang sebagai penanda peralihan dan penutup siklus Wuku Wayang.

Hari suci ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sebuah pengingat spiritual bagi umat Hindu untuk menjaga keseimbangan antara alam semesta, manusia, dan dimensi spiritual. Melalui berbagai upacara yang dilakukan, umat Hindu menyampaikan rasa syukur sekaligus memohon perlindungan dari kekuatan negatif. Dengan demikian, Tumpek Wayang bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga refleksi mendalam tentang harmoni dan keberlanjutan hidup. ***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: