DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Siwaratri merupakan salah satu hari suci yang penuh makna dalam agama Hindu. Perayaan ini dimaknai sebagai waktu untuk merenung dan merefleksikan diri melalui yoga semadi, bukan ajang untuk bersenang-senang.
Dalam tradisi Hindu, Siwaratri adalah momen istimewa bagi umat untuk menyucikan diri secara menyeluruh—meliputi pikiran, perkataan, dan perbuatan—sejalan dengan konsep Tri Kaya Parisudha.
Hari suci ini diperingati sebagai malam ketika Dewa Siwa beryoga semadi, menginspirasi umat Hindu untuk mengikuti jejak-Nya dengan melakukan meditasi dan refleksi mendalam.
Inti dari perayaan ini adalah mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, menjalankan ajaran Dharma, dan menjauhkan diri dari segala bentuk perbuatan yang dapat membawa karma buruk.
Sebagai salah satu manifestasi Tuhan dalam konsep Tri Murti, Dewa Siwa memiliki peran penting sebagai pelebur segala bentuk kekotoran duniawi. Beliau bersanding dengan Dewi Uma, yang dikenal pula sebagai Dewi Durga saat berstana di Pura Dalem.
Dalam konteks Siwaratri, kehadiran Dewa Siwa mengingatkan umat akan pentingnya meleburkan kekotoran batin, membersihkan jiwa, dan kembali ke jalan kebenaran sesuai dengan ajaran agama Hindu.
Siwaratri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi sebuah panggilan spiritual untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan menguatkan hubungan dengan Tuhan. Oleh karena itu, perayaan ini menjadi momen yang sangat penting untuk memperdalam kesadaran rohani serta memperbaiki kualitas hidup umat Hindu.
Dan inilah 7 pura atau tempat suci yang bisa menjadi rekomendasi untuk melaksanakan Siwaratri sebagaimana dirangkum dari beragam sumber.
Padmasana
Padmasana (dari bahasa Sanskerta: padmāsana) adalah altar suci yang digunakan umat Hindu untuk bersembahyang dan menaruh sajian persembahan. Secara harfiah, “padma” berarti bunga teratai, sementara “asana” berarti posisi duduk. Dalam konteks yoga, padmasana juga merujuk pada posisi duduk bermeditasi yang melambangkan ketenangan dan kesucian.
Di Indonesia, padmasana memiliki peran penting sebagai simbol hubungan manusia dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Struktur ini biasanya ditemukan di pura-pura dan tempat suci lainnya, menjadi pusat pemujaan dalam berbagai upacara adat Hindu.
Rong Telu
Pelinggih kemulan rong telu adalah bagian utama dari sanggah atau merajan, tempat pemujaan pribadi di pekarangan rumah umat Hindu. Dalam rong telu, umat Hindu memuja Ida Bhatara Guru atau leluhur yang telah mencapai kesucian.
Secara etimologis, “rong telu” bermakna tempat pemujaan tiga ruang, sementara “kemulan” berasal dari kata mūla yang berarti awal atau sumber. Kehadiran pelinggih ini menggambarkan pentingnya menghormati asal-usul dan menjaga harmoni spiritual dalam keluarga.
Sanggah Natah
Sanggah natah adalah tempat suci yang berbentuk pelinggih surya, terletak di pekarangan rumah. Tempat ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan energi dan stabilitas spiritual dalam lingkungan rumah tangga. Bagi umat Hindu, keberadaan sanggah natah mencerminkan keyakinan akan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Pelangkiran
Pelangkiran adalah tempat pemujaan kecil yang praktis dan sederhana. Biasanya terbuat dari kayu, pelangkiran sering dilekatkan di dinding rumah atau di atas tempat tidur. Fungsi utamanya adalah sebagai sarana berdoa kepada Sang Hyang Widhi Wasa, terutama bagi keluarga yang ingin mempraktikkan ritual harian secara lebih sederhana.
Pura Desa dan Pura Puseh
Dalam sistem Pura Kahyangan Tiga di Bali, Pura Desa dan Pura Puseh memiliki peran sentral. Pura Desa digunakan untuk memuja Dewa Brahma, sebagai simbol kekuatan penciptaan. Sementara itu, Pura Puseh didedikasikan kepada Dewa Wisnu, simbol pelestarian alam semesta. Kedua pura ini terletak di setiap desa adat dan menjadi pusat kegiatan spiritual masyarakat.
Pura Dalem dan Pura Prajapati
Pura Dalem adalah tempat suci untuk memuja Dewa Siwa, dewa pelebur dalam ajaran Hindu. Sementara itu, Pura Prajapati didedikasikan untuk Dewa Prajapati, yang melambangkan penciptaan dan awal kehidupan. Kedua pura ini biasanya terkait dengan upacara kematian dan penyucian roh.
Itulah rekomendasi tempat untuk melaksanakan Siwaratri dan juga bisa memilih Pura Sad Kahyangan dan Nawa Sangha.
***