Berjiwa Kesatria dan Cerdas, Begini Ramalan Lahir Anggara Pon Wuku Klawu

ilustrasi bayi kembar/ pixel/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM –
Anggara Pon Wuku Klawu merujuk pada kelahiran yang terjadi pada hari Selasa (Anggara) dengan pasaran Pon dalam siklus Wuku Klawu. Dalam kalender Bali, Wuku Klawu adalah salah satu dari 30 wuku yang masing-masing memiliki dewa pelindung dan karakteristik tertentu. Wuku ini diasosiasikan dengan Dewa Sadana, dewa kemakmuran, yang memberikan pengaruh pada sifat-sifat seperti kejujuran, welas asih, dan kemampuan bergaul. Sementara itu, Anggara Pon memiliki urip atau nilai neptu 13, yang menurut Lontar Tri Pramana membawa energi kuat namun juga tantangan tertentu dalam kehidupan.
Menurut tradisi, mereka yang lahir pada hari ini memiliki Lintang Asu (bintang anjing), yang melambangkan kecerdasan, keteguhan, dan jiwa ksatria. Namun, ada pula aspek unik lain, seperti status Tanpa Guru, yang memerlukan perhatian khusus dalam upacara adat. Mari kita telusuri lebih dalam!
Watak dan Kepribadian Kelahiran Anggara Pon Wuku Klawu
Orang yang lahir pada Anggara Pon Wuku Klawu dikenal memiliki kepribadian yang menarik dan berlapis. Berdasarkan perhitungan wewaran dari kalenderbali.org, berikut adalah beberapa karakteristik utama:
-
Jiwa Ksatria dan Pantang Menyerah
Mereka yang lahir pada hari ini memiliki sifat pemberani dan berjiwa ksatria. Mereka tidak mudah mundur dari tantangan dan cenderung memiliki ambisi besar, termasuk keinginan untuk meraih kemakmuran. Sikap ini membuat mereka disegani di lingkungan sosial. Cerdas dan Pendiam
Lintang Asu memberikan pengaruh kecerdasan yang menonjol. Namun, mereka cenderung pendiam, lebih suka mengamati sebelum bertindak. Kecerdasan ini sering kali diimbangi dengan sifat hati-hati dan waspada dalam mengambil keputusan.Suka Bergaul dan Disukai Banyak Orang
Dengan sifat terbuka dan humoris, mereka mudah menarik simpati orang lain. Tutur katanya sopan, dan mereka cenderung jujur, meskipun terkadang bersikap terus terang secara berlebihan. Ini membuat mereka disukai, tetapi juga rentan memicu konflik jika tidak berhati-hati.Tantangan: Sombong dan Boros
Tidak ada manusia yang sempurna, bukan? Menurut sumber seperti detikBali, salah satu kelemahan kelahiran ini adalah kecenderungan untuk sombong atau suka dipuji. Selain itu, sifat boros dapat menjadi tantangan, terutama jika dipengaruhi oleh Triwara Kajeng, yang menandakan kecenderungan menikmati kesenangan tanpa perhitungan.-
Kehidupan yang Menyenangkan di Masa Tua
Menurut ramalan wariga, kebahagiaan sering kali datang menjelang akhir hidup mereka. Meski perjalanan hidup penuh dinamika, mereka cenderung menemukan kedamaian dan penghormatan di masa tua.
Apa yang membuat karakter ini begitu menarik? Bayangkan seseorang yang berani seperti ksatria, namun juga punya sisi lembut yang humoris dan welas asih. Kombinasi ini menciptakan pribadi yang kuat namun tetap manusiawi, bukan?
Tradisi dan Upacara Terkait
Kelahiran Anggara Pon Wuku Klawu memiliki keunikan dalam tradisi Hindu Bali, terutama karena status Tanpa Guru. Menurut hindubali.com, wuku ini termasuk dalam kelompok yang tidak memiliki hitungan guru berdasarkan Asta Wara. Status ini dianggap membawa pengaruh spiritual yang perlu dinetralkan melalui upacara khusus. Apa saja upacara yang biasanya dilakukan?
Upacara Meperas
Anak yang lahir pada wuku ini sering kali dianjurkan untuk menjalani meperas, sebuah ritual di mana anak “diserahkan” secara simbolis kepada saudara laki-laki dari ayah atau sepupu laki-laki. Upacara ini bisa dilakukan saat tiga bulanan atau otonan pertama, yang jatuh setiap enam bulan sekali berdasarkan kalender Bali. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan energi spiritual anak.Bayuh Oton
Upacara ini dilakukan ketika anak sudah cukup besar, biasanya di atas usia lima tahun, untuk memastikan perlindungan spiritual. Ritual ini penting untuk menjaga anak dari pengaruh negatif, seperti sifat nakal atau kesehatan yang tidak stabil.Meruwat (Jika Lahir Operasi)
Jika kelahiran terjadi melalui operasi caesar, ada tambahan upacara meruwat untuk menetralisir energi. Upacara ini biasanya dilakukan bersamaan dengan bayuh oton.
Mengapa upacara ini penting? Dalam kepercayaan Bali, setiap kelahiran membawa energi tertentu yang perlu diseimbangkan agar anak dapat tumbuh dengan harmonis. Tanpa upacara ini, anak mungkin mengalami tantangan seperti sakit-sakitan atau sifat yang sulit dikendalikan.
Pengaruh dalam Kehidupan dan Jodoh
Menurut Lontar Tri Pramana, neptu 13 dari Anggara Pon Wuku Klawu juga memengaruhi kecocokan jodoh. Misalnya, jika berpasangan dengan seseorang yang lahir pada Saniscara Keliwon Kuningan (neptu 20), hubungan cenderung harmonis dengan suka-duka yang seimbang. Namun, jika berpasangan dengan Sukra Pon Prangbakat (neptu 22), ada potensi konflik yang perlu diwaspadai.
Bagaimana dengan karier? Dengan jiwa ksatria dan kecerdasan, mereka cocok di bidang yang membutuhkan kepemimpinan, seperti politik, bisnis, atau profesi yang melibatkan interaksi sosial. Contoh nyata adalah Made Muliawan Arya, atau De Gadjah, calon Gubernur Bali yang lahir pada Anggara Pon Wuku Klawu. Sifat terbuka dan adaptifnya mencerminkan karakter Dwiwara Menga, yang membuatnya mampu menangkap peluang dengan baik.
Mengapa Kelahiran Ini Istimewa?
Anggara Pon Wuku Klawu adalah perpaduan antara kekuatan, kecerdasan, dan kepekaan sosial. Meski memiliki tantangan seperti sifat boros atau sombong, mereka yang lahir pada hari ini memiliki potensi besar untuk menjalani hidup yang penuh makna. Tradisi seperti otonan dan meperas menjadi pengingat bahwa dalam budaya Bali, setiap individu dihormati sebagai bagian dari alam semesta yang lebih besar.
Jika Anda atau orang terdekat lahir pada Anggara Pon Wuku Klawu, cobalah renungkan: bagaimana sifat pemberani dan humoris Anda memengaruhi kehidupan sehari-hari? Apakah Anda merasa terhubung dengan nilai-nilai ksatria yang disebutkan dalam wariga Bali? Tradisi ini bukan hanya tentang ramalan, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami diri sendiri dan menjalani hidup dengan harmoni.
***
