29/10/2025

Lahiran Buda Wage Warigadean? Perhatikan, Ini Pantangannya

bayi kelahiran soma pon memiliki karakter yang kuta

ilustrasi bayi/ katerinakucherenko/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Mereka yang lahir pada hari Buda Wage Warigadean, yang jatuh pada Rabu Wage dalam wuku ke-11 kalender Bali, membawa keunikan tersendiri. Hari ini dianggap istimewa, dengan pantangan khusus yang dipegang teguh untuk memastikan kelahiran berjalan lancar dan anak tumbuh sehat.

Tradisi ini, yang berpijak pada perhitungan pawukon dan lontar kuno, tetap relevan hingga kini, mengiringi keluarga Bali dalam menyambut anggota baru dengan penuh perhatian.

Watak Anak Lahir Buda Wage Warigadean

Anak yang lahir di hari ini dikenal punya jiwa pemberani namun penuh kehati-hatian. Mereka cenderung adil dalam memutuskan sesuatu, mampu berpikir jernih meski di bawah tekanan. Tapi, ada sisi lain: mereka bisa punya keinginan kuat yang sulit dikendalikan, ucapan yang tegas, bahkan rasa cemburu terhadap milik orang lain.

Untuk menyeimbangkan watak ini, keluarga sering menggelar upacara otonan setiap 210 hari. Ritual sederhana ini, dengan sesajen dan doa di sanggah, membantu memperkuat sisi positif anak agar energi negatif wuku Warigadean tidak mendominasi.

Pantangan Makanan untuk Bayi dan Keluarga

Hari Rabu atau Buda membawa pantangan makanan yang ketat, terutama bagi bayi yang lahir di Buda Wage Warigadean dan orang tuanya. Mereka dilarang mengonsumsi burung dara, daging babi, dan daging anjing seumur hidup. Pantangan ini dipercaya menjaga keseimbangan tubuh, mencegah gangguan seperti demam, lemas, kaku otot, perut kembung, sesak napas, hingga hilangnya nafsu makan.

Bayi biasanya diberi makanan lembut seperti bubur beras merah atau sayur bening, sementara ibu nifas memilih ikan air tawar dan buah-buahan segar. Di banyak rumah, pantangan ini dijalani dengan penuh kesadaran, memadukan tradisi dengan pola makan sehat modern.

Larangan Kegiatan di Wuku Warigadean

Wuku Warigadean dikenal sebagai periode yang penuh tantangan karena pengaruh energi seperti Kala Tumpar dan Rangda Tiga. Pada Buda Wage, keluarga dianjurkan menjaga kesederhanaan, terutama saat kelahiran. Upacara pasca-lahiran dibuat minimalis, fokus pada doa dan sesajen sederhana tanpa perayaan besar.

Ada pula larangan memulai pekerjaan berat, seperti mengolah tanah atau membuat alat dari besi, karena dianggap bisa mengundang rintangan. Suasana hari ini sering digambarkan seperti air tenang yang tak boleh diaduk—keluarga memilih untuk menjaga ketenangan agar energi tetap harmonis.

Merawat Tradisi dengan Penuh Makna

Pantangan lahiran Buda Wage Warigadean mencerminkan kearifan leluhur dalam menjaga harmoni kelahiran. Dari larangan makanan hingga kesederhanaan ritual, setiap aturan dirancang untuk melindungi bayi dan keluarga. Di tengah kehidupan modern, banyak keluarga Bali masih memegang tradisi ini, menjalankannya dengan cara yang alami dan penuh makna. Saat bayi pertama kali dipersembahkan doa di sanggah, harapan sederhana menggema: agar anak tumbuh kuat, sehat, dan selaras dengan alam semesta.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE