Pernah Main Kembang Api, Pergantian Tahun Selalu Ada! Tapi Tahu Sejarah Kembang Api Ada?

ilustrasi kembang api/christels/pixabay/Balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Malam pergantian tahun selalu memicu gelombang kegembiraan massal. Masyarakat dunia menantikan momen ini dengan penuh antusiasme. Di tengah keramaian, pesta kembang api menjadi pusat perhatian utama. Ledakan warna-warni yang menghiasi langit malam langsung menyuntikkan energi positif ke seluruh penonton.
Pertunjukan kembang api megah membuat perayaan tahun baru semakin berkesan. Tanpa elemen ini, suasana terasa datar dan kurang membara. Kembang api telah menyatu erat dengan malam tahun baru, seperti simbol kegembiraan yang tak tergantikan. Tradisi ini begitu kuat hingga membentuk identitas perayaan global.
Akar Tradisi Kembang Api dari Cina Kuno
Praktik pesta kembang api untuk menyambut tahun baru bermula berabad-abad lalu. Tradisi ini menyebar ke berbagai benua, membawa nuansa budaya khas masing-masing wilayah.
Masyarakat Tiongkok mempelopori penggunaan bahan peledak sejak 200 Sebelum Masehi. Mereka merebus bambu dengan campuran zat kimia hingga menghasilkan dentuman keras. Awalnya, ritual ini bertujuan mengusir roh jahat. Inovasi kemudian melahirkan petasan sederhana yang menyala terang.
Kembang api lantas menjadi bagian integral perayaan besar di Cina. Masyarakat membunyikannya saat merayakan kemenangan perang atau festival Imlek. Keyakinan mendalam menyertainya: dentuman dan cahaya membawa keberuntungan serta menyingkirkan nasib buruk. Tradisi pesta kembang api tahun baru ini terus hidup, menyimbolkan kegembiraan abadi.
Perjalanan Kembang Api ke Eropa dan Dunia
Eropa mengenal kembang api melalui bubuk mesiu, yang awalnya untuk senjata perang. Para ahli mengembangkan versi ringan dan aman untuk hiburan. Pertama kali, kembang api menghiasi parade militer serta pesta kemenangan usai pertempuran.
Popularitasnya meledak cepat. Masyarakat Eropa mengadopsinya untuk hari raya nasional, termasuk malam tahun baru. Pada masa kolonialisme, penjajah menyebarkan tradisi ini ke wilayah jajahan. Akibatnya, pesta kembang api tahun baru menyebar luas dari Asia hingga Amerika, menjadi fenomena global.
Makna Filosofis di Balik Ledakan Cahaya
Pesta kembang api menawarkan lebih dari sekadar tontonan visual menakjubkan. Anthony Aveni, astronom dan antropolog dari Colgate University, New York, menjelaskan hal ini seperti dikutip Kabarportal. Di wilayah subtropis, tahun baru bertepatan dengan musim dingin yang menusuk. Ledakan kembang api memberikan kehangatan langsung bagi kerumunan penonton.
Banyak budaya melihat kembang api sebagai penolak roh jahat. Cahaya terang dan suara menggelegar melambangkan pembersihan serta awal harapan baru. Setiap dentuman di langit malam membawa nilai historis dan filosofis mendalam.
Pesta kembang api tahun baru tetap menjadi tradisi yang tak lekang waktu. Ia menyatukan orang-orang dalam euforia bersama, sekaligus melestarikan warisan budaya panjang. Saat malam pergantian tahun datang, langit siap berpesta dengan ledakan warna spektakuler.
***
