Seputar Bali

Ala Ayuning Dewasa Selasa, 6 Mei 2025 Mengandung Unsur Kecewa

kalender bali disebut dengan kalender saka dan pergantian tahun kalender saka bali pada sasih kesanga di bulan maret

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Dalam budaya Bali, penentuan hari baik untuk menggelar suatu kegiatan penting, seperti pernikahan, pembangunan rumah, atau upacara keagamaan, bukanlah perkara sembarangan.

Masyarakat Hindu Bali mengandalkan Ala Ayuning Dewasa, sebuah sistem penanggalan tradisional yang digunakan untuk menentukan waktu yang paling tepat berdasarkan perhitungan kalender Bali. Sistem ini mencerminkan kearifan lokal yang menggabungkan unsur astronomi, filsafat, dan spiritualitas Hindu.

Apa Itu Ala Ayuning Dewasa?

Ala Ayuning Dewasa berasal dari kata “ala” (buruk), “ayu” (baik), dan “dewasa” (hari atau waktu). Secara harfiah, istilah ini merujuk pada penentuan hari baik dan buruk untuk melaksanakan suatu aktivitas. Menurut tradisi Bali, setiap hari memiliki energi tertentu yang dipengaruhi oleh siklus bulan, matahari, dan elemen kosmologis lainnya, seperti wewaran (hari dalam siklus mingguan), wuku (siklus 210 hari), dan panglong (fase bulan).

Sistem ini berakar pada Kalender Saka Bali, sebuah penanggalan luni-solar yang menggabungkan perhitungan posisi matahari dan bulan. Tidak seperti kalender Gregorian yang bersifat murni surya, Kalender Saka Bali memiliki karakter unik karena bersifat “konvensi” atau kompromistis, sebagaimana dijelaskan dalam laman resmi Kalender Bali Digital. Penanggalan ini telah dimodifikasi dengan elemen lokal Bali, menjadikannya berbeda dari Kalender Saka India.

Bagaimana Cara Menentukan Hari Baik?

Proses penentuan Ala Ayuning Dewasa melibatkan analisis beberapa elemen dalam kalender Bali, seperti:

  1. Wewaran: Siklus hari berdasarkan jumlah hari dalam seminggu, seperti Ekawara (1 hari), Dwiwara (2 hari), hingga Dasawara (10 hari). Setiap wewaran memiliki makna dan pengaruh tertentu.
  2. Wuku: Siklus 30 minggu yang masing-masing terdiri dari 7 hari, membentuk total 210 hari. Setiap wuku memiliki karakter dan dewa pelindungnya sendiri.
  3. Panglong: Fase bulan yang memengaruhi energi hari, seperti Purnama (bulan purnama) atau Tilem (bulan mati).
  4. Dewasa: Kombinasi elemen-elemen di atas yang menentukan apakah suatu hari dianggap baik (ayu) atau buruk (ala) untuk kegiatan tertentu.
BACA JUGA:  Nak Badung dan Semeton GB Gelar Acara Paddle For AdiCipta di Jimbaran

Sebagai contoh, menurut situs Kalender Bali Digital, hari yang dianggap baik untuk pernikahan (pawiwahan) biasanya dipilih berdasarkan metode inferensi fuzifikasi Mamdani, sebuah pendekatan logika fuzzy yang mempertimbangkan berbagai variabel kalender Bali. Hari-hari tertentu, seperti Anggara Kasih atau Buda Keliwon, sering dianggap ideal untuk upacara penting karena dipercaya membawa keberkahan.

Namun, tidak semua hari cocok untuk semua kegiatan. Misalnya, hari Kajeng Keliwon dianggap memiliki energi kuat untuk upacara spiritual, tetapi kurang tepat untuk memulai usaha baru. Oleh karena itu, masyarakat Bali sering berkonsultasi dengan balian (dukun) atau sulinggih (pendeta) untuk memastikan pilihan hari yang sesuai.

Peran Teknologi dalam Modernisasi Ala Ayuning Dewasa

Di era digital, akses terhadap informasi Ala Ayuning Dewasa semakin mudah berkat platform seperti Kalender Bali Digital (kalenderbali.org). Situs ini, yang dikembangkan oleh I Wayan Nuarsa dari Universitas Udayana, menyediakan fitur untuk mencari hari baik berdasarkan tanggal tertentu, lengkap dengan ramalan kepribadian dan penjelasan wewaran serta wuku. Hak cipta platform ini telah terdaftar di Kemenkumham RI sejak 2010, menegaskan kredibilitasnya sebagai sumber terpercaya.

Selain itu, aplikasi seperti BalaBali Kalender juga turut memodernisasi penanggalan Bali dengan menyediakan versi offline yang tidak memerlukan koneksi internet. Aplikasi ini dirancang untuk melestarikan budaya Bali sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah keterbatasan infrastruktur internet di Indonesia.

Mengapa Ala Ayuning Dewasa Penting?

Bagi masyarakat Hindu Bali, Ala Ayuning Dewasa bukan sekadar tradisi, melainkan cerminan filosofi Tri Hita Karana, yaitu menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Memilih hari baik dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap alam semesta dan upaya untuk memastikan keberhasilan suatu kegiatan. Sebagai contoh, memulai pembangunan rumah pada hari yang dianggap ayu diyakini dapat membawa kedamaian dan kemakmuran bagi penghuninya.

Selain itu, sistem ini juga mencerminkan kearifan lokal dalam menghadapi ketidakpastian. Dengan mempertimbangkan faktor kosmologis, masyarakat Bali berusaha menyelaraskan aktivitas mereka dengan ritme alam, sebuah pendekatan yang kini semakin dihargai di tengah isu keberlanjutan global.

BACA JUGA:  Daftar Rahinan Selama November 2024, Anggarakasih Tambir dan Tumpek Krulut

Dewasa Ayu Selasa, 6 Mei 2025

  • Dirgahayu. Baik untuk mulai belajar. (Alahing dewasa 4).
  • Gagak Anungsang Pati. Tidak baik melakukan upacara membakar mayat, atiwa-tiwa (Alahing dewasa 2).
  • Kala Buingrau. Baik untuk menebang kayu, membuat bubu, memuja pitra. Tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah. (Alahing dewasa 4).
  • Kala Gumarang Munggah. Baik melakukan upacara Bhuta Yadnya. Tidak Baik untuk menanam sirih, tembakau. (Alahing dewasa 4).
  • Kala Mereng. Tidak baik untuk bercocok tanam (Alahing dewasa 3).
  • Kala Sor. Tidak baik untuk bekerja hubungannya dengan dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, membuat terowongan. (Alahing dewasa 3).
  • Kala Tumpar. Tidak baik untuk dewasa ayu karena mengandung unsur kecewa. (Alahing dewasa 3).
  • Kaleburau. Tidak baik melakukan karya ayu atau yadnya. Tidak baik melaksanakan atiwa-tiwa/ngaben (Alahing dewasa 3).
  • Karna Sula. Tidak baik untuk melangsungkan perkawinan, mengambil/menangkap/membeli binatang peliharaan, mengadakan pertemuan/rapat, berbicara kepada orang lain. (Alahing dewasa 2).
  • Karnasula. Baik untuk membuat kentongan, bajra, kendang, kroncongan (denta sapi dari kayu) dan sejenisnya. Tidak baik untuk membangun rumah tempat tidur, mengadakan rapat atau pertemuan. (Alahing dewasa 3).
  • Lebur Awu. Tidak baik melakukan upacara wiwaha/pernikahan, pertemuan, membangun rumah, mengatapi rumah. Baik untuk membangun irigasi. (Alahing dewasa 4).
  • Macekan Lanang. Baik untuk membuat taji, tumbak, keris, alat penangkap ikan. Tidak baik untuk upacara yadnya (Alahing dewasa 2).
  • Pepedan. Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk membuat peralatan dari besi. (Alahing dewasa 3).
  • Uncal Balung. Tidak baik melakukan semua jenis perkerjaan yang dianggap penting. (Alahing dewasa 3).
  • Pararasan: Laku Pandita Sakti, Pancasuda: Satria Wibawa, Ekajalaresi: Kinasihan Amerta, Pratiti: Jati

Itulah informasi tentang ala ayuning dewasa Selasa, 6 Mei 2026. ***

BACA JUGA:  Memahami Sugihan Jawa, Ritual Penyucian Jelang Galungan dan Kuningan

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: