Apa itu Sabuh Mas, Rahinan Hindu Sehari Sebelum Pagerwesi
ilustrasi umat Hindu akan melaksanakan persembahyangan/ Balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, Bali tetap memelihara tradisi spiritual yang kaya makna. Salah satunya adalah Sabuh Mas, hari suci yang hadir setiap 210 hari sekali berdasarkan perhitungan Kalender Bali, tepatnya pada pertemuan Anggara Wage Wuku Sinta.
Meski tak semeriah Purnama atau Tilem, Sabuh Mas memiliki pesona dan makna mendalam yang patut dipahami. Apa sebenarnya Sabuh Mas, dan mengapa hari ini begitu istimewa bagi umat Hindu di Bali?
Sabuh Mas: Hari Pemujaan kepada Bhatara Mahadewa
Menurut Lontar Sundarigama, Sabuh Mas adalah hari suci yang didedikasikan untuk memuja Bhatara Mahadewa, penguasa arah Barat (Pascima). Dalam teks kuno ini disebutkan: “Anggara Wage, sabuh mas ngaran, pasucian Bhatara Mahadewa, pakertinia ring raja berana emas manik, mwang sarwa mula ratna manik.” Artinya, ini adalah hari untuk menghormati Bhatara Mahadewa melalui upacara keagamaan yang berfokus pada kekayaan spiritual dan material, seperti manik-manik dan permata.
Tujuan utama pemujaan ini adalah memohon kemakmuran, kemajuan, dan kesentosaan dalam kehidupan. Sabuh Mas juga menjadi momen refleksi untuk menyucikan diri, baik dari pikiran, perkataan, maupun perbuatan yang negatif. Hari ini mengajak umat untuk mendekatkan diri pada nilai-nilai spiritual sambil menjaga keseimbangan dengan dunia material.
Banten dan Sarana Upacara Sabuh Mas
Upacara Sabuh Mas tidak memerlukan perayaan megah, namun sarat akan makna. Beberapa banten (sesajen) yang umum digunakan meliputi:
Peras penyeng: Simbol kesucian dan penyembahan.
Sesayut amerta sari: Persembahan untuk keabadian dan kemurnian.
Canang lenga wangi: Canang dengan aroma harum sebagai tanda bakti.
-
Burat wangi: Sesajen beraroma untuk menghormati dewa.
Rereseik dan tadah pawitra: Untuk pembersihan spiritual.
Beras kuning dan tebasan bagia satata sai: Melambangkan kemakmuran dan keselarasan.
Menurut laman PHDI, Sabuh Mas juga menjadi waktu untuk odalan sarwa berana, yaitu persembahan khusus untuk menghormati Bhatara Mahadewa. Upacara ini biasanya dilakukan di sanggah, piyasan, atau sanggar di rumah umat Hindu Bali.
Lebih dari Sekadar Upacara: Pembersihan Diri dan Jiwa
Sabuh Mas bukan hanya tentang mempersembahkan banten, tetapi juga tentang penyucian diri. Hari ini menjadi pengingat untuk menjauhkan diri dari hal-hal negatif, baik dalam pikiran, tindakan, maupun ucapan. Dengan menyucikan hati dan jiwa, umat Hindu di Bali percaya bahwa mereka dapat mencapai harmoni batin dan menarik energi positif untuk kehidupan yang lebih baik.
“Sabuh Mas mengajarkan kita untuk merenung, membersihkan diri, dan bersyukur atas segala anugerah, baik yang terlihat maupun yang tidak,” ujar seorang tokoh adat di Denpasar. Tradisi ini mencerminkan keseimbangan antara spiritualitas dan kehidupan sehari-hari, sebuah nilai yang tetap relevan di era modern.
Mengapa Sabuh Mas Penting untuk Diketahui?
Meski tidak sepopuler hari raya besar seperti Galungan atau Nyepi, Sabuh Mas memiliki tempat khusus di hati umat Hindu Bali. Hari ini mengingatkan kita bahwa kekayaan sejati bukan hanya soal materi, tetapi juga kedamaian batin dan hubungan yang harmonis dengan alam semesta. Dengan memahami dan melaksanakan Sabuh Mas, kita tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga memperkaya jiwa.
Bagi Anda yang ingin mendalami budaya Bali, tradisi Hindu, atau mencari cara untuk menyelaraskan kehidupan spiritual dan material, Sabuh Mas adalah salah satu tradisi yang patut diperhatikan. Mari rayakan hari suci ini dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, demi kemakmuran dan kedamaian bersama.
***