Ekonomi

Bali Didorong Jadi Pulau Ekonomi Digital, Bank Indonesia Gaspol Lewat QRIS dan Baligivation

QRIS TAP: Revolusi Transaksi Nirsentuh yang Cepat dan Praktis

DENPASAR, BALIKONTEN.COM  – Bank Indonesia (BI) menetapkan Bali sebagai kawasan percontohan Pulau Digital, menjadikan ekonomi digital sebagai motor penggerak baru di luar sektor pariwisata. Langkah ini bukan tanpa alasan, mengingat potensi Bali dalam dunia digital kian menguat seiring makin banyaknya pelaku ekonomi kreatif dan komunitas digital global yang berkegiatan di Pulau Dewata.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan bahwa daya tarik Bali tak hanya mendatangkan wisatawan konvensional, namun juga menarik perhatian para digital nomad, komunitas kripto, dan pebisnis teknologi. “Bali memiliki ekosistem yang sangat mendukung ekonomi digital dan sektor kreatif. Ini menjadi peluang besar yang harus dimanfaatkan,” ujar Erwin dalam acara Kickoff Baligivation 2025, Rabu (30/4/2025).

Ekonomi Digital Bali Tumbuh Lewat QRIS

Perkembangan digitalisasi di Bali tampak nyata dari pertumbuhan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). BI mencatat hingga Maret 2025, nilai transaksi QRIS di Bali telah mencapai Rp1,54 triliun, dengan jumlah merchant sebanyak 959.040 dan pengguna aktif sebanyak 1,09 juta orang. Volume transaksi mencapai lebih dari 10,7 juta kali.

Tak hanya di sektor swasta, pemerintah daerah di seluruh Bali – dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota – juga telah menerapkan sistem pembayaran elektronik untuk pajak dan retribusi. Digitalisasi ini terbukti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang menurut data Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB), mencapai Rp4,17 triliun atau tumbuh 22,17 persen secara tahunan (YoY).

Baligivation dan Kolaborasi Digital

Guna memperkuat transformasi ini, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Bali dan seluruh pemda di Bali menggelar program tahunan Baligivation – singkatan dari Bali Digital Innovation. Acara ini menjadi ajang sinergi antara BI, pemerintah, asosiasi bisnis, dan komunitas digital untuk mempercepat realisasi Bali sebagai pulau ekonomi digital.

BACA JUGA:  Festival Kuliner Khas Bali Tandai Akhir Tahun di Hotel The Jayakarta

“Baligivation bukan hanya festival teknologi, tapi wadah edukasi dan kolaborasi. Kita ingin masyarakat makin siap menghadapi ekonomi digital, baik dari sisi pelaku usaha maupun generasi muda,” jelas Erwin.

BI juga menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam memberikan edukasi digital kepada pemuda, khususnya di bidang content creation dan pemasaran digital. Lewat kerja sama dengan sejumlah penyedia layanan digital, program ini mendorong pelaku UMKM hingga mahasiswa untuk terjun langsung ke pasar digital.

Infrastruktur Digital Diperkuat Hingga Tingkat Banjar

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali, program Bali Pulau Digital kini menjadi salah satu prioritas pembangunan. Pemprov telah menyusun regulasi berupa Peraturan Daerah (Perda) terkait ekonomi kreatif dan digital, sekaligus memperluas infrastruktur digital hingga ke tingkat banjar atau dusun.

Salah satu langkah nyata adalah pembangunan menara Turyapada, yang akan memperkuat konektivitas di kawasan Bali Utara. “Kami ingin memastikan tak hanya Bali selatan yang merasakan manfaat ekonomi digital, tapi seluruh penjuru Bali,” ujar Erwin.

Menuju Masa Depan Digital Bali

Transformasi digital Bali bukan hanya mimpi. Dengan ekosistem yang inklusif, infrastruktur yang terus berkembang, serta dukungan dari Bank Indonesia dan pemerintah daerah, pulau ini berpeluang besar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Bali kini tak hanya dikenal sebagai surga wisata, tetapi juga sebagai poros ekonomi kreatif dan digital nasional yang menjanjikan masa depan cerah bagi generasi muda, pelaku UMKM, dan inovator teknologi. ***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: