Bukan Sekedar Tilem, Sasih Kasa Menjadi Waktu yang Tepat untuk Menyucikan Diri
Ilustrasi gambar banten/ Wikimedia Commons/ Balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Tilem Sasih Kasa merupakan bulan pertama dalam kalender Bali, umat Hindu mulai melaknsanakan persembahyangan dari keluarga hingga ke Prahyangan Tiga.
Tidak hanya melaksanakan persembahyangan, sebagian lainnya juga ada yang melaksanakan melukat, berdana bahkan juga ada yang melangsungkan pujawali dan piodalan.
Pemujaan dilakukan ketika tengah malam dengan yoga hening, pahala dan noda teruwat. Saat rahinan Tilem, pemujaan ditujukan kepada Dewa Siwa.
Rahinan yang datang setiap 30 hari sekali ini menggunakan sarana yang sesuai dengan desa kala patra serta kemampuan masing-masing umat.
Dalam Jnyana Sidantha dikatakan bahwa matahari ada suci, di tengah suci terdapat Siwa sedangkan di dalam Siwa terdapat gelap yang paling gelap.
Dalam lontar Sundarigama juga disebutkan.
Mwang tka ning tilem, wenang mupuga lara roga wighna ring sarira, turakna wangi-wangi ring sanggar parhyangan, mwang ring luhur ing aturu, pujakna ring sanggar parhyangan, mwang ring luhur ing aturu, pujakna ring widyadari widyadara, sabhagyan pwa yanana wehana sasayut widyadari 1, minta nugraha ri kawyajnana ning saraja karya, ngastriyana ring pantaraning ratri, yoga meneng, phalanya lukat papa pataka letuh ning sarira.
Terjemahan
Ketika Tilem wajib menghilangkan segala dosa, kekotoran diri dan noda di dalam diri.
Haturkan canang wangi-wangi di sanggar atau parahyangan dan juga di atas tempat tidur yang ditujukan ke pada bidadari dan juga bidadara.
Disarankan menggunakan banten sesayut widyadari guna memohon anugerah keterampilan.
Demikian informasi tentang Tilem Sasih Kasa yang dirangkum dari beragam sumber.
***