15/10/2025

Cuaca Ekstrem Picu Kenaikan Harga Sayur dan Bumbu Dapur di Bali

Konsumsi Masyarakat Meningkat, Waspada Inflasi di Bulan Ramadhan

Konsumsi Masyarakat Meningkat, Waspada Inflasi di Bulan Ramadhan/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Cuaca yang tak menentu di Bali belakangan ini mulai mengganggu pasokan komoditas pertanian, terutama sayuran dan bumbu dapur seperti cabai rawit dan bawang merah. Hujan yang terus menerus mengguyur wilayah ini dikhawatirkan memicu kenaikan harga dan berkontribusi pada laju inflasi, khususnya di Kota Denpasar, pada Juli 2025.

I Wayan Putra Sarjana, Kabag Perekonomian Setda Kota Denpasar, menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi menjadi ancaman serius bagi komoditas seperti cabai rawit. Selain itu, biaya pendidikan juga diprediksi turut menyumbang inflasi bulan ini.

“Jika hujan terus berlanjut seperti ini, harga cabai rawit dan bawang merah kemungkinan akan naik, mendorong inflasi lebih tinggi,” ujarnya saat diwawancara pada Jumat, 4 Juli 2025.

Berdasarkan data bulan Juni 2025, inflasi bulanan di Denpasar mencapai 0,48 persen, dengan inflasi tahunan sebesar 3,30 persen. Komoditas yang paling berperan dalam kenaikan harga saat itu adalah cabai rawit, sawi hijau, buncis, kacang panjang, dan daging ayam ras. Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya pasokan pangan terhadap perubahan cuaca ekstrem.

Tantangan Petani di Tengah Cuaca Tak Menentu

Ketua Komunitas Petani Muda Keren, A.A Gede Agung Wedhatama, membenarkan bahwa cuaca ekstrem belakangan ini menghambat produksi pertanian, terutama tanaman hortikultura yang sensitif terhadap air. “Seharusnya Juni sudah masuk musim kemarau, tapi hujan masih terus mengguyur. Akibatnya, produksi petani terganggu, dan pasokan ke pasar jadi terbatas,” ungkapnya.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada petani, tetapi juga pada konsumen yang harus menghadapi kenaikan harga sayuran dan bumbu dapur di pasar. Ketidakstabilan cuaca membuat pasokan komoditas seperti cabai dan bawang merah menipis, sehingga harga pun melonjak.

Upaya Menjaga Stabilitas Harga

Untuk mengatasi ancaman inflasi akibat cuaca tak menentu, pemerintah daerah Denpasar terus memantau perkembangan harga komoditas di pasar. Langkah-langkah seperti koordinasi dengan petani dan distributor diharapkan dapat menjaga ketersediaan pasokan pangan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pola konsumsi yang bijak juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi tekanan pada harga.

Cuaca ekstrem memang menjadi tantangan besar bagi sektor pertanian di Bali. Namun, dengan kerja sama antara petani, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan dampak kenaikan harga dapat ditekan, sehingga inflasi tetap terkendali di tengah ketidakpastian cuaca.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!