Seputar Bali

Dewsa Ayu Rabu, 7 Mei 2025 Baik untuk Menebang Kayu dan Sesirep

dewasa ayu kalender bali daftar rainan 2025

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Inilah beberepa dewasa ayu yang bisa digunakan pada Rabu, 7 Mei 2025 berdasarkan kalender Bali digital.

Di tengah kehidupan modern, masyarakat Bali tetap memegang teguh tradisi leluhur dalam menentukan hari baik untuk berbagai aktivitas. Berdasarkan ala-ayuning dewasa, sebuah sistem penanggalan Hindu Bali yang kaya makna, setiap hari memiliki energi khusus yang memengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan. Dari Amerta Danta hingga Werdi Suka, berikut adalah dewasa ayu Rabu, 7 Mei 2025.

Amerta Danta: Hari Penuh Kesucian

Bayangkan sebuah hari yang begitu suci, seolah alam semesta mendukung Anda untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Amerta Danta, dengan alahing dewasa 2, adalah momen ideal untuk melakukan tapa, brata, yoga, semadi, hingga penyucian diri.

Hari ini dianggap penuh energi positif untuk segala pekerjaan yang membutuhkan ketenangan batin. Menurut tradisi, ini adalah waktu terbaik untuk merenung, bermeditasi, atau memulai proyek yang membutuhkan niat tulus. Misalnya, jika Anda berencana memulai bisnis dengan nilai spiritual, Amerta Danta bisa menjadi titik awal yang penuh berkah.

Babi Turun dan Cintamanik: Sentuhan Tradisi dalam Ritual Sederhana

Pernahkah Anda mendengar tentang sesirep atau penutup atap tradisional Bali? Babi Turun (alahing dewasa 4) adalah hari yang tepat untuk memasangnya, menandakan langkah penting dalam pembangunan rumah adat.

Sementara itu, Cintamanik (alahing dewasa 3) membawa nuansa hangat untuk upacara potong rambut, sering dilakukan sebagai bagian dari ritual anak-anak di Bali, seperti mekepung atau otelan. Kedua hari ini mengingatkan kita bahwa bahkan dalam hal sederhana, tradisi Bali selalu punya makna mendalam.

Kala Buingrau dan Kala Katemu: Harmoni dengan Alam

Bali adalah pulau yang hidup selaras dengan alam, dan ini tercermin dalam hari-hari seperti Kala Buingrau dan Kala Katemu. Kala Buingrau (alahing dewasa 4) adalah waktu yang baik untuk menebang kayu atau membuat bubu (alat tangkap ikan tradisional), serta memuja leluhur (pitra).

Namun, hari ini kurang cocok untuk membangun atau mengatapi rumah, karena energi alam dianggap kurang mendukung. Sebaliknya, Kala Katemu (alahing dewasa 3) adalah saat yang sempurna untuk berburu, memasang jerat, atau mengadakan pertemuan. Bayangkan sekelompok petani atau nelayan Bali memanfaatkan hari ini untuk bekerja bersama, ditemani canda tawa dan semangat gotong royong.

Kala Sor dan Lebur Awu: Waktu untuk Berhati-hati

Tidak semua hari cocok untuk semua pekerjaan. Kala Sor (alahing dewasa 3) misalnya, adalah hari yang kurang baik untuk aktivitas yang berkaitan dengan tanah, seperti membajak, bercocok tanam, atau membuat terowongan.

Menurut kepercayaan, energi tanah pada hari ini dianggap tidak stabil. Begitu pula dengan Lebur Awu (alahing dewasa 4), yang tidak dianjurkan untuk mengadakan pernikahan, pertemuan, atau membangun rumah.

Namun, hari ini justru baik untuk membangun irigasi, mengingatkan kita pada pentingnya subak, sistem irigasi tradisional Bali yang diakui UNESCO.

Kala Upa: Memulai Langkah Baru dengan Ternak

Bagi masyarakat Bali yang masih memelihara ternak, Kala Upa (alahing dewasa 4) adalah hari yang membawa keberuntungan untuk memulai beternak atau mengambil hewan peliharaan (wewalungan). Hari ini mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, di mana ternak bukan sekadar sumber penghidupan, tetapi juga bagian dari kehidupan spiritual.

Uncal Balung: Hari untuk Refleksi

Ada kalanya kita perlu menahan diri dari aktivitas besar. Uncal Balung (alahing dewasa 3) adalah hari yang dianggap kurang baik untuk pekerjaan penting, seperti memulai proyek besar atau mengadakan upacara. Hari ini mengajak kita untuk berhenti sejenak, merefleksikan langkah, dan mempersiapkan diri dengan lebih matang.

Werdi Suka: Hari untuk Dewa Yadnya

Bagi umat Hindu Bali, upacara Dewa Yadnya adalah wujud bakti kepada Sang Hyang Widhi. Werdi Suka (alahing dewasa 2) adalah hari yang sangat baik untuk menggelar upacara ini, di mana energi positif diyakini mengalir kuat. Hari ini sering dipilih untuk persembahan di pura atau upacara keagamaan lainnya, menguatkan ikatan spiritual dengan alam dan Tuhan.

Pararasan dan Pancasuda: Makna di Balik Penanggalan

Selain hari-hari di atas, pararasan (Aras Tuding), pancasuda (Satria Wibawa), ekajalaresi (Buat Suka), dan pratiti (Bhawa) menambah kekayaan makna dalam penanggalan Bali. Kombinasi ini memberikan panduan lebih spesifik tentang karakter hari tersebut, membantu masyarakat memilih waktu yang tepat untuk berbagai aktivitas. Misalnya, Satria Wibawa menunjukkan energi kepemimpinan dan keberanian, cocok untuk memulai langkah strategis.

Menjaga Tradisi di Era Modern

Di tengah gempuran modernisasi, ala-ayuning dewasa tetap menjadi pegangan bagi banyak orang Bali. Menurut I Made Titib dalam bukunya Sastra Hindu Bali, penanggalan ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga cerminan kearifan lokal dalam menyelaraskan kehidupan dengan alam dan Tuhan. Sumber resmi seperti lontar dan ajaran dari para sulinggih (pendeta Hindu Bali) terus menjadi rujukan untuk memastikan keakuratan hari baik ini.

Namun, tradisi ini juga menghadapi tantangan. Banyak generasi muda yang mulai melupakan makna di balik hari-hari seperti Amerta Danta atau Werdi Suka.

Oleh karena itu, penting untuk terus mengedukasi dan menyampaikan nilai-nilai ini dengan cara yang relevan, seperti melalui media sosial atau kegiatan budaya. Dengan begitu, warisan leluhur ini tidak hanya bertahan, tetapi juga terus hidup dalam keseharian.

Dewsa Ayu Rabu, 7 Mei 2025

  • Amerta Danta. Baik untuk melakukan tapa, brata, yoga, semadi, penyucian diri, segala pekerjaan. (Alahing dewasa 2).
  • Babi Turun. Baik untuk memasang sesirep. (Alahing dewasa 4).
  • Cintamanik. Baik untuk melakukan upacara potong rambut. (Alahing dewasa 3).
  • Kala Buingrau. Baik untuk menebang kayu, membuat bubu, memuja pitra. Tidak baik untuk membangun, mengatapi rumah. (Alahing dewasa 4).
  • Kala Katemu. Baik untuk menangkap ikan, berburu, mapikat, memasang jerat, kungkungan, mangadakan pertemuan. (Alahing dewasa 3).
  • Kala Sor. Tidak baik untuk bekerja hubungannya dengan dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, membuat terowongan. (Alahing dewasa 3).
  • Kala Upa. Baik untuk memulai mengambil/memelihara ternak (wewalungan). (Alahing dewasa 4).
  • Lebur Awu. Tidak baik melakukan upacara wiwaha/pernikahan, pertemuan, membangun rumah, mengatapi rumah. Baik untuk membangun irigasi. (Alahing dewasa 4).
  • Uncal Balung. Tidak baik melakukan semua jenis perkerjaan yang dianggap penting. (Alahing dewasa 3).
  • Werdi Suka. Baik untuk upacara Dewa Yadnya. (Alahing dewasa 2).

Penutup: Hidup Selaras dengan Alam

Memahami ala-ayuning dewasa adalah cara masyarakat Bali menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Dari Amerta Danta yang suci hingga Werdi Suka yang penuh berkah, setiap hari membawa pesan tentang waktu yang tepat untuk bertindak atau berhenti sejenak.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: