DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Menabung dan investasi adalah dua langkah penting untuk membangun kekayaan secara berkelanjutan. Meski berbeda, keduanya bisa dilakukan secara bersamaan untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek maupun panjang.
Menabung berfokus pada menyisihkan sebagian penghasilan untuk keamanan finansial, sementara investasi bertujuan mengembangkan dana melalui instrumen seperti saham, obligasi, atau valuta asing. Berikut adalah tips praktis dari Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, untuk memulai menabung dan berinvestasi dengan cerdas.
Langkah Awal Menabung: Sisihkan Penghasilan Secara Rutin
Untuk memulai menabung, Anda perlu memiliki sumber pendapatan, seperti gaji bulanan, uang saku, atau hasil usaha. Purbaya menyarankan untuk menyisihkan minimal 10% dari pendapatan setiap bulan secara konsisten.
“Daripada menghabiskan uang untuk kebutuhan konsumtif seperti nongkrong di kafe, lebih baik alokasikan 10% untuk tabungan secara rutin,” ujarnya seperti dikutip dalam acara Kelas Cuan Goes To Campus bertema “Berburu Cuan Ala Gen-Z” di Universitas Airlangga, Surabaya, pada Mei 2025.
Menabung di rekening bank memang aman, terutama karena dijamin oleh LPS. Namun, imbal hasilnya relatif kecil, sekitar 4,25% per tahun. Oleh karena itu, setelah tabungan mencapai jumlah tertentu, sebaiknya sebagian dana dialihkan ke instrumen investasi untuk mengoptimalkan keuntungan.
Strategi Investasi: Diversifikasi dan Kelola Risiko
Investasi menawarkan peluang keuntungan yang lebih besar, tetapi juga memiliki risiko yang perlu dikelola. Purbaya merekomendasikan diversifikasi dana untuk menyeimbangkan potensi keuntungan dan risiko. Berikut adalah alokasi yang disarankan:
-
50% disimpan di tabungan atau aset aman seperti deposito untuk menjaga likuiditas.
-
20% dialokasikan ke obligasi pemerintah atau surat utang negara, yang menawarkan imbal hasil stabil dengan risiko moderat.
-
20% diinvestasikan ke saham untuk potensi keuntungan jangka panjang.
-
10% dapat dialokasikan ke pasar valuta asing (valas) bagi yang berani mengambil risiko lebih tinggi.
“Proporsi investasi berisiko bisa ditingkatkan seiring waktu, tetapi tetap waspada. Jika ekonomi menunjukkan tanda-tanda perlambatan atau ketidakstabilan, segera alihkan dana ke aset yang lebih aman seperti tabungan,” tambah Purbaya.
Investasi Saham: Pilih Emiten Fundamental Kuat
Pasar saham menawarkan peluang keuntungan besar, tetapi juga memiliki risiko tinggi, terutama jika Anda tidak memantau pergerakan pasar secara rutin. Purbaya mengingatkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah anjlok ke level 1.200 pada 2014, sejalan dengan dinamika siklus ekonomi nasional. Oleh karena itu, untuk investasi jangka panjang, pilihlah emiten dengan fundamental kuat, seperti perusahaan dengan laporan keuangan yang sehat dan prospek bisnis yang jelas.
Jika dilakukan dengan tepat, investasi saham bisa memberikan imbal hasil yang jauh lebih tinggi dibandingkan deposito. Namun, penting untuk memahami bahwa fluktuasi IHSG sering kali mencerminkan kondisi ekonomi makro, sehingga investor perlu cermat dalam memilih waktu dan instrumen investasi.
Tips Sukses: Disiplin dan Pantau Kondisi Ekonomi
Kunci keberhasilan menabung dan berinvestasi adalah disiplin dan pemahaman terhadap dinamika ekonomi. Mulailah dengan menyisihkan dana secara rutin, diversifikasi investasi untuk mengelola risiko, dan pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda. Dengan strategi yang tepat, Anda bisa membangun kekayaan secara bertahap dan mencapai tujuan keuangan di masa depan.