Gelontoran Dana Jumbo Kemenkeu ke Himbara, Pemilik BPR Krisna Optimis Mampu Bersaing

Gelontoran Dana Jumbo Kemenkeu ke Himbara, Pemilik BPR Krisna Optimis Mampu Bersaing/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Kebijakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia yang mengucurkan dana jumbo ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk sektor UMKM memicu persaingan ketat di industri perbankan. Namun, hal ini tidak menyurutkan optimisme I Made Suarsa, Komisaris Utama PT BPR Krisna Dharma Adipala, atau yang akrab disapa “Bunkkhrisna”.
Menurut Suarsa, langkah pemerintah ini adalah tahap pertama yang akan membuat bank-bank umum menjadi sangat agresif dalam menyalurkan kredit dan menciptakan produk-produk baru. “Itu baru tahap pertama, Pak Menteri bikin gebrakan. Yang dikhawatirkan, akan ada gebrakan lanjutan, digelontorkan lagi 200 triliun ke bank umum swasta,” ujarnya.
Meskipun persaingan akan semakin ketat, Suarsa yakin BPR Krisna akan tetap relevan. Menurutnya, hubungan emosional yang dekat antara BPR dengan nasabah menjadi modal utama yang tidak dimiliki bank-bank besar. “Di BPR, hubungan dengan konsumen sangat jelas dan dekat,” tambahnya.
Tantangan Suku Bunga dan NPL
Suarsa mengakui bahwa tantangan utama yang dihadapi BPR adalah terkait suku bunga kredit dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). “Kita beli dana masyarakat sesuai LPS dan menjualnya pun harus bisa di atas itu karena ada biaya-biaya yang dikeluarkan,” jelasnya.
Terkait Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet, Suarsa menganalogikan NPL seperti “kopi tanpa gula, sisa-sisa kopinya masih tersisa di bawah jika tidak diselesaikan.” Untuk mengatasi NPL, BPR Krisna akan gencar meningkatkan penyaluran kredit guna memperbesar basis kredit. Dengan meningkatnya penyaluran kredit, ia yakin NPL akan menurun seiring berjalannya waktu.
Strategi dan Digitalisasi
Untuk menghadapi persaingan, BPR Krisna akan melakukan berbagai promo untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tabungan masyarakat dengan bunga yang lebih kompetitif. “Kita akan melakukan promo-promo, meningkatkan DPK atau tabungan masyarakat yang bunga murah untuk melawan persaingan kredit bunga rendah,” kata Suarsa.
Meskipun demikian, Suarsa menyatakan bahwa BPR Krisna tidak terlalu khawatir terkait investasi di bidang digitalisasi. Ia masih berhati-hati dan melihat situasi. “Kita bukan khawatir untuk investasi digitalisasi, cuma kita masih melihat situasi mengingat kemarin banyak fintech yang tidak jalan akhirnya kan jadi NPL,” ungkapnya.
Dengan perputaran ekonomi yang diprediksi akan semakin baik, khususnya di Bali, berkat percepatan bantuan dana dari pemerintah, Suarsa yakin BPR Krisna akan mampu beradaptasi dan terus berkembang.
***
