DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Para pengelola hotel dan restoran di Bali kini harus lebih serius menangani masalah sampah. Gubernur Bali, Wayan Koster, tak segan-segan mengeluarkan peringatan keras: jika tak mampu mengelola sampah berbasis sumber, izin usaha bisa dicabut. Tak cukup sampai di situ, Koster juga siap memviralkan tempat usaha yang abai terhadap lingkungan, sehingga reputasinya tercoreng di mata publik.
Aturan ini bukan sekadar gertakan. Koster telah memiliki dua senjata hukum yang kuat:
- Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
- Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Kedua regulasi ini menjadi landasan bagi Koster untuk memastikan Bali tetap lestari dan bebas dari tumpukan sampah, dimulai dari hulunya.
[irp]
Sanksi Tegas: Dari Pencabutan Izin Hingga Sorotan Publik
“Sanksinya jelas, terkait perizinan, dan kami akan umumkan secara terbuka bahwa hotel atau restoran itu tidak ramah lingkungan. Ini akan segera diterapkan, karena aturannya sudah ada,” ujar Koster dengan nada tegas saat berbicara pada Rabu, 18 Maret 2025.
Bagi pengelola yang masih cuek, ancaman ini bukan cuma soal kehilangan izin operasional. Bayangkan dampaknya ketika nama hotel atau restoran Anda disebarluaskan sebagai penyumbang masalah lingkungan. Di era media sosial yang cepat viral, citra buruk bisa menyebar dalam hitungan jam.
Langkah Cepat Koster Atasi Sampah
Meski baru sebulan menjabat sebagai Gubernur Bali, Wayan Koster tak membuang waktu. Ia langsung bergerak cepat mengatasi persoalan sampah yang sudah lama menjadi momok di Pulau Dewata. Dengan pendekatan tegas dan solutif, Koster menyiapkan strategi yang terarah:
[irp]
- Pengelolaan sampah berbasis sumber, sesuai Pergub 47/2019, diterapkan di desa-desa dan komunitas.
- Pengendalian sampah plastik sekali pakai, sesuai Pergub 97/2018, untuk meminimalkan limbah dari akarnya.
- Solusi teknologi modern untuk sampah perkotaan, mengingat volume besar dan keterbatasan ruang di wilayah urban.
“Di perkotaan, volumenya besar dan lahan terbatas. Jadi, kami pakai teknologi untuk mengolahnya,” jelas Koster.
Koster Pimpin Langsung Perang Lawan Sampah
Tak hanya melempar tanggung jawab ke bupati atau wali kota, Koster memilih turun tangan langsung. Ia memimpin seluruh kepala daerah di Bali untuk memastikan pengelolaan sampah berjalan efektif dan terkoordinasi.
“Sekarang saya yang pimpin langsung secara rutin. Prosesnya sudah mulai, dan pengolahan sampah dengan teknologi sedang kami kebut,” ungkapnya.
[irp]
Langkah ini menunjukkan komitmen Koster untuk menjadikan Bali sebagai destinasi yang tak hanya indah, tapi juga bersih dan berkelanjutan. Bagi pengelola hotel dan restoran, pesan Koster jelas: urus sampah dengan benar, atau siap-siap menghadapi konsekuensi berat.
Dengan kebijakan ini, Bali tak hanya berupaya mempertahankan pesonanya sebagai surga wisata, tapi juga menjadi contoh nyata dalam pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.