Harga Minyak Dunia Bertahan di US$69, Pasar Waspadai Kebijakan Tarif Trump
Harga Minyak Dunia Bertahan di US$69, Pasar Waspadai Kebijakan Tarif Trump
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Harga minyak mentah global terpantau stabil pada perdagangan Senin pagi, 28 Juli 2025, di tengah ketidakpastian seputar kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap Uni Eropa serta proyeksi kelebihan pasokan minyak menjelang akhir tahun.
Berdasarkan data Refinitiv pukul 09.55 WIB, harga minyak Brent (LCOc1) naik tipis ke US$68,76 per barel dari US$68,44 pada penutupan pekan lalu. Sementara itu, harga WTI juga mengalami kenaikan ringan ke US$65,43 per barel, dibandingkan US$65,16 pada Jumat, 25 Juli 2025.
Kenaikan ini terjadi setelah harga Brent sempat turun 1,1% pada sesi sebelumnya. Stabilitas harga minyak dunia mencerminkan sikap pasar yang cenderung berhati-hati, menanti kejelasan dari negosiasi perdagangan antara AS dan Uni Eropa. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan memberlakukan tarif 15% untuk sebagian besar ekspor Uni Eropa mulai 1 Agustus. Namun, laporan terbaru menyebutkan adanya kemajuan dalam pembicaraan yang membuka peluang kesepakatan awal antara kedua belah pihak.
Meski begitu, tekanan terhadap harga minyak masih terasa. Kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi global akibat ketegangan perdagangan, ditambah rencana OPEC+ untuk meningkatkan kuota produksi, berpotensi memicu kelebihan pasokan minyak di tengah permintaan yang belum pulih sepenuhnya.
“Pasar mulai mengantisipasi risiko surplus pasokan pada kuartal terakhir 2025,” ujar seorang analis energi dari ANZ dalam laporan resminya.
Di sisi lain, harga minyak mendapat sedikit dorongan dari perkembangan negosiasi perdagangan AS dan China. Menurut South China Morning Post, kedua negara kabarnya sepakat memperpanjang gencatan senjata tarif selama tiga bulan ke depan. Pertemuan delegasi perdagangan kedua negara dijadwalkan berlangsung hari ini di Beijing.
Kondisi ini membuat pelaku pasar tetap waspada terhadap potensi lonjakan harga di atas US$70 per barel. Sebagian besar trader memilih untuk menunggu kepastian lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan global dan langkah strategis OPEC+ ke depan.
***