DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Masyarakat di Kota Denpasar disambut dengan kemeriahan lampion di sepanjang Jalan Gajah Mada.
Pemasangan lampion ini dalam rangka perayaan Imlek tahun 2024, oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali.
Putu Agung Prianta, selaku Ketua Perhimpunan INTI Bali menerangkan, Imlek ini diharapan dapat melambangkan pentingnya kerukunan antar-etnis dan keharmonisan dalam keberagaman.
“Setiap lampion menceritakan kisah kebersamaan dan kebahagiaan yang akan terus berkembang di Bali,” ujarnya.
Kemeriahan lampion ini dapat dinikmati di sekitar Kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar mulai dari tanggal 9 Februari hingga tanggal 26 Februari 2024
Agung Prianta menjelaskan bahwa perayaan Imlek bermakna budaya yang mendalam bagi komunitas Tionghoa-Indonesia.
Ini menjadi waktu untuk refleksi, syukur, dan pembaruan, yang melambangkan awal dari tahun yang penuh kemakmuran.
Pemasangan lampion lampion ini juga dilaksanakan dengan dukungan dari Pemerintah Kota Denpasar.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, dalam semangat menjaga kebhinekaan dan memperkuat persatuan, INTI Bali memilih untuk tidak mengadakan perhelatan akbar pada tahun ini.
Keputusan ini diambil untuk memberikan dukungan terhadap proses Pemilihan Umum 2024, sehingga jalannya proses demokrasi dapat berlangsung dengan lancar.
Kota Denpasar, dengan segala warisan keragaman budaya dan kepercayaan, adalah wujud nyata dari kehidupan bersama dalam harmoni.
INTI Bali, melalui kehadiran lampion-lampion yang indah ini, selain untuk meramaikan suasana, menambah keceriaan, juga ingin memberikan kontribusi positif dalam menjaga kebersamaan dan keharmonisan di Pecinaan Bali.
“Kami sangat senang dapat berbagi kegembiraan Tahun Baru Imlek dengan seluruh masyarakat Denpasar melalui lampion-lampion kami,” ujarnya.
Ia percaya bahwa keberagaman adalah kekayaan, dan dengan berbagi keindahan ini, kami ingin turut menjaga kebhinekaan dan memperkuat persatuan di Kota yang penuh warisan budaya ini.
Lampion-lampion yang dipajang di Denpasar ini tidak hanya menjadi simbol keberuntungan dan harapan baru.
Dengan semarak kebhinekaan dalam perayaan Imlek tahun ini, INTI Bali juga ingin mengigatkan ikatan sejarah yang kuat antara Indonesia dan Tiongkok.
Hubungan ini telah terjalin selama berabad-abad sejak pelayaran Laksamana Zheng He, yang merupakan salah satu penyebar agama Islam di Indonesia.
Akulturasi budaya Tionghoa di Bali juga tercermin dalam kisah cinta sejarah Bali-Tiongkok antara Kang Cing Wie dan Raja Jayapangus.
Kisah itu memberi warna pada kehidupan budaya di Pulau Dewata. Ikatan ini semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir, berkembang menjadi kemitraan yang beragam manfaatnya bagi kedua bangsa. ***