BANGKOK, BALIKONTEN.COM – Dalam langkah bersejarah untuk mempererat hubungan bilateral, Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono dan Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa memimpin bersama pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCM) ke-10 di Bangkok pada 2 Mei lalu. Pertemuan ini menandai komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama menuju Kemitraan Strategis, sebuah capaian penting yang diharapkan membawa manfaat nyata bagi kedua bangsa dan kawasan ASEAN.
Kemitraan Strategis: Fondasi Baru Hubungan Bilateral
Pertemuan JCM ke-10 menghasilkan kesepakatan untuk menaikkan status hubungan Indonesia-Thailand menjadi Strategic Partnership. Menlu Sugiono menegaskan bahwa langkah ini mencerminkan kedekatan hubungan kedua negara serta visi bersama untuk memperkuat peran di kawasan. “Kemitraan ini bukan sekadar formalitas, melainkan fondasi untuk kolaborasi yang lebih luas dan mendalam,” ujarnya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, kedua negara sepakat membentuk Joint Working Team yang akan menyusun peta jalan (Strategic Partnership Roadmap). Tim ini akan mengidentifikasi sektor prioritas, seperti ekonomi, energi, dan keamanan, yang akan menjadi fokus kerja sama konkret di masa depan. Peta jalan ini diharapkan menjadi panduan saat kunjungan tingkat tinggi berikutnya.
Dorong Ekonomi dan Transisi Energi Hijau
Di sektor ekonomi, Indonesia dan Thailand berkomitmen untuk memperluas akses pasar bagi produk unggulan, termasuk pertanian, perikanan, dan UMKM. Menlu Sugiono menyampaikan bahwa kerja sama ini akan membuka peluang baru bagi pelaku usaha Indonesia untuk menembus pasar Thailand. Selain itu, kedua negara akan memperkuat kolaborasi di bidang transisi energi hijau, sejalan dengan komitmen global menuju keberlanjutan.
Menariknya, investor Thailand menunjukkan minat besar untuk bekerja sama dengan perusahaan strategis Indonesia. “Kami menyambut baik antusiasme ini dan berharap dapat menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan,” tambah Menlu Sugiono.
Perlindungan WNI dan Perang Melawan TPPO
Isu perlindungan warga negara Indonesia (WNI) menjadi salah satu sorotan utama. Kedua negara menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama dalam mencegah dan menangani tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Menlu Sugiono mengapresiasi Pemerintah Thailand atas dukungannya dalam memulangkan WNI korban perdagangan manusia. “Kejahatan transnasional seperti TPPO harus kita lawan bersama. Kolaborasi yang erat adalah kuncinya,” tegasnya.
Isu Kawasan dan Global: Palestina hingga Myanmar
Selain membahas kerja sama bilateral, Menlu Sugiono dan Menlu Sangiampongsa juga bertukar pandangan mengenai isu-isu kawasan dan global. Mereka menyoroti perkembangan di Palestina dan pentingnya peran ASEAN dalam menjaga stabilitas kawasan, termasuk upaya menciptakan perdamaian di Myanmar. “ASEAN harus tetap menjadi pilar perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara,” ungkap Menlu Sugiono.
Merayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik
Pertemuan JCM ke-10 ini berlangsung di tengah perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Thailand, yang dimulai sejak 7 Maret 1950. Forum ini menjadi momen strategis untuk merefleksikan capaian kerja sama selama ini dan merancang langkah ke depan. Sebagai catatan, JCM sebelumnya (ke-9) digelar di Indonesia pada 2018, menunjukkan konsistensi kedua negara dalam menjaga dialog tingkat tinggi.
Menuju Masa Depan yang Lebih Kokoh
Menlu Sugiono menutup pertemuan dengan optimisme: “Hari ini, kita meletakkan fondasi baru untuk hubungan Indonesia-Thailand yang lebih kuat, inklusif, dan strategis.” Dengan fokus pada ekonomi, keamanan, dan stabilitas kawasan, kemitraan ini diharapkan tidak hanya mempererat ikatan bilateral, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan ASEAN dan dunia.
***