09/08/2025

Jaje Senggait Gula Pedawa: Kelezatan Tradisional Bali yang Mendunia

Jaje Senggait Gula Pedawa: Kelezatan Tradisional Bali yang Mendunia

Jaje Senggait Gula Pedawa: Kelezatan Tradisional Bali yang Mendunia/ balikonten

BULELENG, BALIKONTEN.COM – Di sudut menawan Singaraja, Buleleng, tersimpan harta kuliner yang tak hanya menggoyang lidah, tetapi juga menyimpan cerita budaya yang kaya: Jaje Senggait Gula Pedawa. Jajanan tradisional ini bukan sekadar camilan khas Bali, melainkan simbol warisan leluhur Desa Pedawa yang terus hidup di tengah gempuran modernitas. Dengan perpaduan manisnya Gula Pedawa dan tekstur lembut ubi jalar, Jaje Senggait menawarkan pengalaman rasa yang autentik dan tak terlupakan.

Cita Rasa Autentik yang Sulit Dilupakan

Jaje Senggait adalah harmoni sempurna antara gurihnya ubi jalar dan manisnya Gula Pedawa, gula aren legendaris dari Pedawa yang telah mendunia. Gula aren ini, diproduksi dengan cara tradisional, menghadirkan aroma khas dan cita rasa mendalam yang sulit ditandingi. “Manisnya alami, bikin rindu kampung,” ungkap seorang wisatawan yang jatuh hati pada kelezatan jajanan ini. Tak heran, Jaje Senggait menjadi favorit tidak hanya bagi warga lokal, tetapi juga wisatawan domestik dan internasional yang berkunjung ke Bali.

Keunikan jajanan ini terletak pada Gula Pedawa yang menjadi jiwa dari setiap gigitan. Berbeda dari gula biasa, Gula Pedawa menawarkan sentuhan karamel alami yang memperkaya rasa. Dipadukan dengan ubi jalar pilihan, Jaje Senggait menghadirkan tekstur lembut yang lumer di mulut, menjadikannya oleh-oleh khas Bali yang wajib dicoba.

Ibu Sariasih: Pelopor Kebangkitan Jaje Senggait

Di balik popularitas Jaje Senggait, ada sosok inspiratif, Wayan Sariasih, seorang ibu rumah tangga dari Desa Pedawa yang mengubah resep turun-temurun menjadi peluang emas. Berawal dari dapur sederhana, ia mulai memproduksi jajanan ini atas saran anak sulungnya. “Dulu cuma bikin buat keluarga dan tetangga saat hari raya. Anak saya bilang, ‘Kenapa nggak dijual ke luar?’ Dari situ saya coba,” kenangnya dengan senyum hangat.

Dengan semangat melestarikan budaya dan memperbaiki ekonomi keluarga, Ibu Sariasih menjadikan Jaje Senggait lebih dari sekadar usaha kuliner. Ia ingin Gula Pedawa, yang sempat terlupakan, kembali bersinar sebagai identitas budaya Pedawa. Kini, Jaje Senggait buatannya tak hanya dijual di warung lokal, tetapi telah merambah toko oleh-oleh modern, restoran, hingga kedai kopi di destinasi wisata populer di Bali.

Strategi Modern untuk Warisan Tradisional

Untuk membawa Jaje Senggait ke panggung yang lebih luas, Ibu Sariasih tak tanggung-tanggung. Ia mengurus Nomor Izin Berusaha (NIB) dan sertifikasi industri makanan agar produknya memenuhi standar pasar. Terinspirasi oleh kesuksesan oleh-oleh seperti pie susu, ia fokus pada branding dan pengemasan yang menarik, menjadikan Jaje Senggait sebagai oleh-oleh premium Bali. “Kami ingin Jaje Senggait jadi kebanggaan Bali, seperti Gula Pedawa yang sudah dikenal dunia,” ujarnya penuh semangat.

Promosi dilakukan secara kolaboratif bersama keluarga, memanfaatkan media sosial hingga menjalin kerja sama dengan pelaku usaha lokal. “Astungkara ida sesuunan ane ada di Gunung Sari Pedawa maang merta uli dini. Jaja senggait ene kal lais naunina nang anae,” ucap Ibu Sariasih dengan penuh syukur sembari menyiapkan adonan. Harapannya, Jaje Senggait tak hanya laris, tetapi juga menjadi bagian dari pengalaman kuliner wisatawan di Bali.

Kualitas Tanpa Kompromi

Proses produksi Jaje Senggait di tangan Ibu Sariasih adalah bukti dedikasi pada kualitas. Ia hanya menggunakan ubi jalar terbaik, Gula Pedawa asli tanpa campuran, dan minyak goreng premium. Setiap langkah, mulai dari mencampur adonan hingga menggoreng, dilakukan dengan penuh ketelitian untuk menjaga konsistensi rasa. “Kuncinya di kematangan. Api harus pas, waktu menggoreng juga harus tepat agar manis dan gurihnya seimbang,” jelasnya.

Keaslian Gula Pedawa menjadi pembeda utama Jaje Senggait. Meski harga gula aren ini cukup tinggi, Ibu Sariasih bersikukuh tak mencampurnya dengan gula lain demi menjaga cita rasa autentik. “Gula Pedawa adalah jantungan dari jajanan kami,” tambahnya.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski sukses, perjalanan Ibu Sariasih tak lepas dari tantangan. Ketersediaan Gula Pedawa menjadi kendala utama karena produksi gula aren di Pedawa menurun. Banyak pohon aren beralih fungsi, mengancam keberlanjutan bahan baku. “Dulu pohon aren berlimpah, sekarang mulai langka,” ungkapnya. Beruntung, inisiatif The Spirit of Sobean oleh Pemkab Buleleng mulai membuahkan hasil. Pada 2023, pemerintah desa dan komunitas pecinta alam bekerja sama untuk merevitalisasi ekosistem aren, menjaga tradisi sekaligus nilai ekonomi.

Ke depan, Ibu Sariasih bermimpi menjadikan Jaje Senggait sebagai oleh-oleh khas Bali yang mendunia, sekaligus memberdayakan ibu-ibu lain di Pedawa. “Saya ingin kami saling dukung, bukan saingan, tapi mitra,” katanya penuh harap. Dengan kualitas rasa yang terjaga, pengemasan modern, dan strategi pemasaran yang kuat, Jaje Senggait Gula Pedawa siap bersaing di pasar global.

Simbol Kebangkitan Budaya dan Ekonomi Lokal

Lewat tangan-tangan terampil seperti Ibu Sariasih, Jaje Senggait Gula Pedawa bukan lagi sekadar jajanan tradisional, melainkan simbol kebangkitan budaya dan ekonomi Desa Pedawa. Dengan pelestarian Gula Pedawa dan semangat kolaborasi, Pedawa tak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga mengukir namanya di kancah wisata kuliner Bali. Jaje Senggait adalah bukti bahwa tradisi, jika diolah dengan hati dan strategi, bisa bersinar di panggung dunia.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!