Seputar Bali

Jero Gede Batur Alitan Tutup Usia, Tokoh Dihormati Masyarakat Batur Wafat di Usia 90 Tahun

mengenal sosok alm. Jero Gede Batur Alitan

 

BATUR, BALIKONTEN.COM – Hari ini Jumat, 24 Januari 2024 Jero Gede Batur Alitan menjalani palebon diiringi bade tumpang sia dan patulangan mina. Desa Adat Batur di Bali dikenal sebagai salah satu desa yang teguh menjaga tradisi, termasuk dalam menempatkan para penglingsir atau pemangku dalam struktur adatnya. Desa ini memiliki 45 tetua adat, yang terdiri dari 28 pemangku, 16 paduluan, dan satu kepala desa.

Dari 28 pemangku, mereka terbagi ke dalam empat tingkatan, dengan posisi tertinggi dipegang oleh dua tokoh bergelar Jero Gede Batur, yakni Jero Gede Batur Duuran dan Jero Gede Batur Alitan. Posisi ini juga dikenal dengan sebutan berdasarkan orientasi mata angin: Jero Gede Batur Kanginan dan Jero Gede Batur Kawanan.

Bagi masyarakat Desa Adat Batur, keberadaan Jero Gede Batur memiliki nilai yang setara dengan seorang raja. Maka, ketika salah satu dari mereka meninggal dunia, kesedihan mendalam dirasakan seluruh krama adat. Demikian yang terjadi saat Jero Gede Batur Alitan, tokoh besar Pura Ulun Danu Batur, wafat pada Senin, 6 Januari 2025 pukul 02.00 WITA di RS Puri Raharja, Denpasar. Beliau meninggal dalam usia 90 tahun.

BACA JUGA:  Umah Graha Dewasa Ayu Pindah Rumah November 2024

Prosesi Pelebon dengan Bade Tumpang Sembilan

Sebagai penghormatan terakhir, masyarakat Desa Adat Batur telah menggelar rapat untuk mempersiapkan upacara pelebon atau kremasi. Berdasarkan keputusan adat, upacara akan berlangsung pada 24 Januari 2025, dengan menggunakan bade tingkat utama, yakni tumpang sembilan.

Jero Penyarikan Duuran Batur, I Ketut Eriadi Ariana, membenarkan keputusan ini. “Berdasarkan rapat, prosesi pelebon akan dilaksanakan pada 24 Januari mendatang,” ujarnya pada Selasa, 7 Januari 2025,

BACA JUGA:  Menurut Ala Ayunig Dewasa, September 2024 Ada Satu Dewasa Ayu Menikah

Namun, sejumlah teknis pelaksanaan masih dalam pembahasan. “Kami masih meminta petunjuk dari sulinggih dan pihak puri. Mengingat jarangnya pelaksanaan pelebon untuk Jero Gede Batur, kami berharap prosesi dapat berjalan sesuai tradisi,” tambahnya.

Berdasarkan catatan Raja Purana, pelebon untuk Palinggih Dane Jero Gede Batur Alitan terakhir dilakukan sekitar tahun 1957, sementara untuk Palinggih Dane Jero Gede Batur Duuran dilaksanakan pada tahun 1960. Catatan tersebut menyebutkan bade tumpang sembilan dengan petulangan ikan Be Kaang untuk Alitan, sedangkan bade tumpang sebelas dengan petulangan lembu digunakan untuk Duuran.

“Kami tidak akan menambah atau mengurangi tradisi ini. Beliau adalah sosok yang dihormati oleh masyarakat, khususnya krama subak di Bali,” tegas Eriadi.

BACA JUGA:  Kapan Purnama Bulan Januari 2024? Ini Jadwal Lengkapnya

Persiapan Menyambut Pelayat

Sejumlah persiapan telah dilakukan oleh masyarakat Desa Adat Batur. Mereka mulai membangun tetaring, mencari bambu, dan menyiapkan bahan upacara lainnya. “Kami membuat tenda sebagai persiapan menerima para pelayat,” jelas Eriadi.

Sementara itu, jenazah Jero Gede Batur Alitan disemayamkan di Puri Kawanan, rumah jabatan beliau. Setibanya jenazah di Puri Kawanan, dilakukan upacara bakti panyamleh oleh krama adat, kemudian jenazah ditempatkan di Bale Semanggen untuk prosesi berikutnya.

Wafatnya Jero Gede Batur Alitan meninggalkan duka mendalam, namun juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk meneguhkan tradisi yang diwariskan leluhur. ***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: