Komunitas

Jimbaran Hijau dan ASECH Indonesia Perkuat Inovasi Hijau dalam Eco-Tourism Melalui Focus Group Discussion

Jimbaran Hijau

JIMBARAN, BALIKONTEN.COM Jimbaran Hijau berkolaborasi dengan ASECH Indonesia sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Inovasi Hijau untuk Eco-Tourism: Mendorong Praktik Berkelanjutan di Destinasi Wisata” di Wantilan, Jimbaran Hub. Forum ini menjadi ajang diskusi bagi para pemangku kepentingan untuk mempercepat adopsi teknologi hijau dan inovasi berkelanjutan di sektor pariwisata Indonesia.

FGD ini menghadirkan para ahli di bidang arsitektur hijau, teknologi berkelanjutan, serta pengelola kawasan eco-tourism yang telah sukses mengimplementasikan inovasi hijau. Beberapa pembicara utama di antaranya:

·         Petra Schneider (Alam Santi Design), pakar desain berkelanjutan

·         Kun Wardana (Technology Expert, ASECH Indonesia)

·         Putu Gede Elman, pengelola kawasan eco-tourism sukses

Diskusi dipandu oleh Adi Muliana dari Fakultas Hukum Udayana dan diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Jimbaran Hijau, pengelola destinasi wisata, akademisi, pemerintah, NGO lingkungan, serta masyarakat lokal.

Komitmen terhadap Eco-Tourism dan Keberlanjutan

CEO Jimbaran Hijau, Agung Prianta, menegaskan bahwa eco-tourism bukan sekadar menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan keseimbangan antara konservasi, komunitas, dan ekonomi.

“Melalui diskusi ini, kami berharap dapat melahirkan strategi nyata untuk mempercepat adopsi inovasi hijau di sektor pariwisata, khususnya di Bali.”

Senada dengan itu, CEO ASECH Indonesia, Erike Malonda, menyatakan:

“ASECH Indonesia dan Jimbaran Hijau berkolaborasi untuk memajukan keberlanjutan di Bali melalui sinergi teknologi, komunitas, dan kebijakan. Kami fokus pada solusi cerdas, ekowisata, dan edukasi generasi muda, menuju smart city yang hijau dan berkelanjutan.”

Dalam paparannya, Petra Schneider menyoroti prinsip utama dalam desain berkelanjutan:

“Konservasi air, pengurangan emisi karbon hingga 50% setiap dekade, regenerasi keanekaragaman hayati, serta penghentian praktik biogeokimia yang merusak keseimbangan lingkungan.”

Sementara itu, Putu Gede Elman membagikan implementasi nyata inovasi hijau dalam pengelolaan destinasi wisata:

“Kami telah menerapkan sistem pengelolaan energi yang efisien, daur ulang plastik, kebun organik, serta pemanfaatan maggot sebagai bagian dari ekosistem pengelolaan limbah organik.”

Langkah Strategis ke Depan

Hasil diskusi ini akan dirumuskan menjadi rekomendasi strategis bagi pemangku kepentingan dalam mendorong implementasi teknologi hijau di destinasi wisata.

Head of Strategic Planning Jimbaran Hijau, Yusea Eka Prasetya, menegaskan bahwa FGD ini merupakan bagian dari monthly networking series Jimbaran Hijau yang bertujuan membangun ekosistem pariwisata berkelanjutan secara konkret.

“Diskusi ini memperkuat komitmen kami dalam menerapkan konsep eco-tourism yang lebih baik. Ke depan, kami berharap adanya tindak lanjut dan kolaborasi dengan pemerintah serta pihak terkait untuk mewujudkan kawasan wisata yang lebih ramah lingkungan.”

Jimbaran Hijau dan ASECH Indonesia terus berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem pariwisata berkelanjutan melalui kolaborasi lintas sektor, inovasi teknologi, dan edukasi masyarakat.

 

Tentang Jimbaran Hijau

Jimbaran Hijau adalah kawasan mix-use yang berkembang pesat di Bali, menggabungkan fasilitas hunian, hotel, dan komersial dengan ruang kreatif, sekaligus menjunjung tinggi nilai autentik Bali—inklusivitas, harmoni, dan keberlanjutan. Dengan visi menjadikan Jimbaran sebagai kawasan yang lebih baik, Jimbaran Hijau berkomitmen melestarikan identitas Bali sambil menghadirkan inovasi modern.

Tentang ASECH Indonesia

ASECH Indonesia adalah organisasi yang berfokus pada penerapan teknologi hijau dan inovasi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata, energi, dan lingkungan.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: