DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Saat Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Krulut, umat Hindu mengenalnya sebagai Tumpek Krulut, pada rahinan ini juga banyak yang melaksanakan pujawali atau piodalan.
Tidak hanya itu, rahinan ini juga dikenal sebagai hari kasih sayang atau Valentine versi Bali, kenapa bisa demikian? Dalam artikel ini akan dibahas juga bagaimana rainan ini bisa disebut sebagai hari kasih sayang.
Untuk diketahui bahwa rainan ini datang setiap 6 bulan atau 210 hari sekali yakni pada pertemuan Saptawara Saniscara, Pancawara Kliwon dengan Wuku Krulut.
Dalam artikel ini adalah dibahas seputar Tumpek Krulut yang dirangkum dari beragam sumber.
[irp]
Sebagaimana diketahui bahwa rahinan ini merupakan upacara Hindu yang datang setiap 6 bulan sekali atau 210 hari. Rahinan ini juga erat dengan kasih sayang.
Tumpek Krulut adalah rahinan untuk penyucian atau otonan Sarwa Tetangguran atau gamelan atau alat musik.
Berasal dari 2 kata yakni Tumpek yang berarti pertemuan sedangkan Krulut yang mengandung arti sebagai tresna, gembira, senang dan cinta kasih. Selain itu, Krulut ini juga bermakna rangkaian atau jalinan.
[irp]
Ketika rahinan ini, umat Hindu melaksanakan pemujaan kepada Ida Sang Hayng Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Dewa Iswara atau Kawiswara.
Terkait banten atau sarana untuk melaksanakannya tentunya menyesuaikan dengan desa kala patra dan kemampuan setiap umat.
[irp]
Itulah penjelasan singkatnya yang atang setiap 6 bulan sekali dan identik sebagai hari kasih sayang versi Bali.
Jenis jenis Tumpek
- Tumpek Landep
- Tumpek Wariga
- Tumpek Kuningan
- Tumpek Krulut
- Tumpek Uye
- Tumpek Wayang
Itulah informasi singkat tentang rainan Tumpek Krulut yang dirangkum dari beragam sumber dengan bantennya digunakan.
***