Ketimpangan Upah Minimum Global: 10 Negara Tertinggi vs. 10 Terendah di 2025
ilustrasi uang untuk pinjol/ balikonten/ IqbalStock
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Upah minimum menjadi cerminan penting kesejahteraan pekerja di seluruh dunia. Di tengah dinamika ekonomi global, perbedaan upah minimum antar negara menunjukkan ketimpangan yang mencolok. Ada negara yang menawarkan upah minimum puluhan juta rupiah per bulan, sementara di belahan dunia lain, pekerja harus bertahan dengan pendapatan di bawah satu juta rupiah.
Berdasarkan data terbaru dari Velocity Global per Desember 2024, berikut adalah ulasan mendalam tentang 10 negara dengan upah minimum tertinggi dan 10 negara dengan upah minimum terendah di dunia pada tahun 2025. Artikel ini mengupas fakta, konteks ekonomi, dan dampaknya bagi pekerja, sekaligus menyoroti posisi Indonesia di panggung global.
10 Negara dengan Upah Minimum Tertinggi di 2025
Negara-negara dengan upah minimum tertinggi umumnya berada di Eropa dan wilayah maju lainnya, didukung oleh ekonomi kuat, biaya hidup tinggi, dan kebijakan ketenagakerjaan yang progresif. Berikut daftarnya:
Luksemburg
-
Upah Minimum: US$3.357 per bulan (sekitar Rp54,6 juta, kurs Rp16.280)
Luksemburg memimpin sebagai negara dengan upah minimum tertinggi di dunia. Dengan ekonomi berbasis jasa keuangan dan teknologi, standar hidup di sini tinggi, dan upah minimum mencerminkan kebutuhan untuk menjaga daya beli pekerja.
Baca juga:
-
Belanda
Upah Minimum: US$2.933 per bulan (sekitar Rp47,7 juta)
-
Belanda dikenal dengan kebijakan tenaga kerja yang ramah pekerja, termasuk jaminan sosial yang kuat, menjadikan upah minimumnya salah satu yang tertinggi.
Australia
Upah Minimum: US$2.917 per bulan (sekitar Rp47,5 juta)
Dengan PDB yang besar dan biaya hidup tinggi, Australia memastikan pekerja menerima upah layak untuk memenuhi kebutuhan dasar di kota-kota besar seperti Sydney.
Selandia Baru
Upah Minimum: US$2.682 per bulan (sekitar Rp43,6 juta)
-
Negara ini menawarkan keseimbangan antara upah tinggi dan kualitas hidup, didukung oleh sektor pertanian dan pariwisata yang kuat.
Jerman
Upah Minimum: US$2.635 per bulan (sekitar Rp42,9 juta)
Jerman, pusat industri Eropa, menetapkan upah minimum yang kompetitif untuk mendukung tenaga kerja di sektor manufaktur dan jasa.
Inggris
Upah Minimum: US$2.621 per bulan (sekitar Rp42,7 juta)
Upah minimum di Inggris disesuaikan dengan biaya hidup, terutama di kota besar seperti London, dengan perlindungan kuat bagi pekerja.
Belgia
Upah Minimum: US$2.597 per bulan (sekitar Rp42,3 juta)
Belgia menawarkan upah minimum tinggi, sejalan dengan komitmen Uni Eropa untuk kesejahteraan pekerja.
Irlandia
Upah Minimum: US$2.573 per bulan (sekitar Rp41,9 juta)
Ekonomi yang berkembang pesat dan fokus pada teknologi mendukung upah minimum yang layak di Irlandia.
Kanada
Upah Minimum: US$2.551 per bulan (sekitar Rp41,5 juta)
Upah minimum di Kanada bervariasi per provinsi, namun secara keseluruhan mencerminkan standar hidup yang tinggi.
Prancis
Upah Minimum: US$2.518 per bulan (sekitar Rp41 juta)
Prancis memiliki sistem ketenagakerjaan yang kuat, dengan upah minimum yang menjamin pekerja dapat hidup layak di tengah biaya hidup Eropa.
Catatan: Nilai upah dapat bervariasi berdasarkan usia, keterampilan, dan sektor, namun angka ini mencerminkan standar umum bulanan.
10 Negara dengan Upah Minimum Terendah di 2025
Di sisi lain, negara-negara dengan upah minimum terendah sering kali menghadapi tantangan ekonomi seperti tingkat pengangguran tinggi, ketergantungan pada sektor informal, dan biaya hidup yang rendah namun tidak sebanding dengan kebutuhan dasar. Berikut daftarnya:
Nigeria
Upah Minimum: US$42 per bulan (sekitar Rp683.550)
Nigeria mencatatkan upah minimum terendah di dunia, mencerminkan tantangan ekonomi, inflasi tinggi, dan lemahnya perlindungan sosial.
India
Upah Minimum: US$64 per bulan (sekitar Rp1,04 juta)
Meski ekonominya besar, India menghadapi kesenjangan kesejahteraan, dengan upah minimum bervariasi berdasarkan keterampilan dan lokasi.
Uzbekistan
Upah Minimum: US$90 per bulan (sekitar Rp1,46 juta)
Negara Asia Tengah ini menetapkan upah minimum rendah, sejalan dengan ekonomi yang masih berkembang.
Pakistan
Upah Minimum: US$115 per bulan (sekitar Rp1,87 juta)
Pakistan berjuang dengan tekanan inflasi dan kebutuhan untuk menjaga daya saing industri, memengaruhi upah minimum.
Indonesia
Upah Minimum: US$128 per bulan (sekitar Rp2,16 juta)
Indonesia berada di urutan keenam dari bawah, dengan upah minimum bervariasi per provinsi. Jawa Tengah mencatat UMP terendah (Rp2,16 juta), sementara DKI Jakarta tertinggi (Rp5,39 juta).
Vietnam
Baca juga:Upah Minimum: US$137 per bulan (sekitar Rp2,23 juta)
Vietnam memiliki dua struktur upah: bulanan untuk pegawai negeri dan regional untuk pekerja swasta, yang bervariasi antara US$137 hingga US$196.
Kazakhstan
Upah Minimum: US$170 per bulan (sekitar Rp2,77 juta)
Negara ini berada dalam transisi ekonomi, dengan upah minimum mencerminkan pergeseran dari ketergantungan sumber daya alam.
Ukraina
Upah Minimum: US$193 per bulan (sekitar Rp3,14 juta)
Satu-satunya negara Eropa di daftar ini, Ukraina menghadapi tantangan geopolitik dan ekonomi yang memengaruhi upah.
Armenia
Baca juga:Upah Minimum: US$193 per bulan (sekitar Rp3,14 juta)
Armenia, di Asia Barat Daya, berupaya menjaga stabilitas sosial dengan upah minimum yang relatif rendah.
Filipina
Upah Minimum: US$121 per bulan (sekitar Rp1,97 juta)
Upah di Filipina bervariasi per wilayah, dari US$5,79 per hari di ARMM hingga US$10,35 per hari di ibu kota.
Konteks dan Dampak
Upah Minimum Tinggi: Kesejahteraan vs. Beban Bisnis
Negara-negara dengan upah minimum tinggi seperti Luksemburg dan Australia didukung oleh ekonomi maju, produktivitas tenaga kerja yang tinggi, dan kebijakan yang melindungi pekerja. Namun, ini juga meningkatkan biaya operasional bisnis, terutama di sektor padat karya. Meski begitu, upah tinggi membantu pekerja memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan layanan kesehatan di tengah biaya hidup yang mahal.
Upah Minimum Rendah: Tantangan Kesejahteraan
Di negara-negara seperti Nigeria dan India, upah minimum rendah sering kali tidak cukup untuk hidup layak. Inflasi, pengangguran, dan ketergantungan pada sektor informal memperburuk kondisi pekerja. Di Indonesia, misalnya, kenaikan upah minimum 6,5% pada 2025 (berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2024) belum sepenuhnya menutup kesenjangan antara pendapatan dan biaya hidup, terutama di daerah dengan UMP rendah seperti Jawa Tengah.
Posisi Indonesia dan Langkah ke Depan
Indonesia, dengan upah minimum US$128 per bulan, berada di posisi rentan dalam daftar global. Meski DKI Jakarta mencatat UMP tertinggi (Rp5,39 juta), daerah seperti Jawa Tengah hanya mencapai Rp2,16 juta. Ini menunjukkan disparitas regional yang signifikan. Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, pemerintah perlu:
Meninjau Kebijakan Upah: Sesuaikan formula upah minimum dengan inflasi dan kebutuhan hidup layak.
Peningkatan Keterampilan: Investasi di pendidikan dan pelatihan vokasional untuk mendongkrak produktivitas dan upah.
Pemerataan Ekonomi: Dorong investasi di daerah dengan upah rendah untuk ciptakan lapangan kerja berkualitas.
Kesimpulan
Ketimpangan upah minimum global di 2025 mencerminkan realitas ekonomi yang beragam. Negara-negara seperti Luksemburg dan Belanda menawarkan standar hidup tinggi bagi pekerja, sementara Nigeria dan India berjuang dengan tantangan kesejahteraan. Indonesia, meski menunjukkan kemajuan dengan kenaikan upah 6,5%, masih perlu langkah strategis untuk keluar dari daftar upah minimum terendah. Dengan kebijakan tepat dan kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja, kesejahteraan pekerja dapat ditingkatkan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
***