13/08/2025

Konsumsi Listrik Bali Diprediksi Anjlok Hingga 27% Saat Nyepi

Konsumsi Listrik Bali

petugas PLN melakukan pemeriksaan gardu. Hal ini dalam rangka menyukseskan pegelaran G20.

 

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Bali bersiap menyambut Hari Raya Nyepi dengan suasana yang lebih hening, tak hanya dari hiruk-pikuk aktivitas, tapi juga dari penggunaan listrik. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali memperkirakan konsumsi listrik di Pulau Dewata bakal turun drastis antara 20-27% selama perayaan suci ini. Penurunan ini dipicu oleh pembatasan penggunaan penerangan, khususnya di ruang terbuka, yang menjadi tradisi unik menyambut Nyepi.

Beban Listrik Turun Signifikan

Menurut Senior Manager Distribusi PLN UID Bali, Putu Eka Astawa, beban listrik saat Nyepi diperkirakan hanya mencapai 883 MW. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata beban puncak pada hari biasa, yang biasanya berkisar antara 1.000-1.189 MW. “Penurunan ini merata di semua sektor, mulai dari perkantoran, industri, hingga rumah tangga,” ungkap Eka dalam keterangannya kepada awak media pada Selasa (18/3/2025).

[irp]

Sektor perkantoran menjadi yang paling terdampak, diikuti oleh rumah tangga dan industri. Di kalangan rumah tangga sendiri, konsumsi listrik diproyeksikan berkurang 15-20%. “Selain pembatasan penerangan, faktor mudik juga turut menyumbang penurunan penggunaan listrik,” tambah Eka. Banyak warga Bali yang memanfaatkan momen ini untuk pulang kampung, meninggalkan rumah mereka dalam kondisi minim aktivitas.

PLN Tetap Siaga, Tanpa Pemadaman Total

Meski konsumsi listrik turun, PLN memastikan tidak ada pemadaman total di Bali. Pembangkit listrik tetap beroperasi untuk memasok kebutuhan kawasan vital seperti rumah sakit dan fasilitas penting lainnya. “Hingga saat ini, belum ada permintaan pemadaman total dari Desa Adat, termasuk di Nusa Penida yang tahun lalu sempat melakukannya pada malam hari,” jelas Eka.

[irp]

Untuk menjaga stabilitas pasokan, PLN mengerahkan 1.058 personel yang tersebar di 90 posko siaga di seluruh Bali. Para petugas ini akan berjaga selama periode Nyepi hingga Lebaran, siap mengatasi potensi gangguan listrik yang mungkin terjadi.

Lonjakan Konsumsi Saat Lebaran

Setelah Nyepi berlalu, konsumsi listrik diprediksi kembali meningkat saat Lebaran, meski belum mencapai puncak normal. Beban listrik diperkirakan naik ke angka 998 MW, masih di bawah rata-rata harian biasa yang tembus di atas 1.000 MW. “Libur panjang dan mudik masyarakat urban dari Bali ke daerah asal menjadi faktor utama,” papar Eka. Banyak perkantoran yang tutup sementara juga turut menekan penggunaan listrik di periode ini.

Dukungan untuk Kendaraan Listrik

Tak hanya fokus pada pasokan listrik rumah tangga, PLN juga memastikan kenyamanan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik. Sebanyak 135 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah disiagakan di seluruh Bali. Jarak antar SPKLU hanya sekitar 4 kilometer, memudahkan pengguna mobil atau motor listrik untuk mengisi daya tanpa khawatir kehabisan baterai. “Kami ingin pemudik merasa aman dan nyaman, terutama yang membawa kendaraan ramah lingkungan,” tutup Eka.

[irp]

Dengan langkah ini, PLN tak hanya mendukung tradisi Nyepi yang khusyuk, tetapi juga memastikan Bali tetap ramah bagi wisatawan dan pemudik di tengah perubahan pola konsumsi listrik.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!