Seputar Bali

Melasti, Ritual Penyucian Alam dan Umat untuk Keharmonisan dan Kedamaian

Ritual Melasti yang digelar sebelum nyei memiliki tujuan penting untuk hindu bali

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Melasti merupakan salah satu upacara yang sangat penting dalam rangkaian Catur Brata Penyepian, yang merupakan ritual utama dalam agama Hindu di Bali.

Upacara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan pembersihan Bhuana Agung, atau alam semesta, baik secara fisik maupun spiritual.

Upacara ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan kedamaian bagi umat Hindu, sekaligus menjaga kelestarian alam semesta yang menjadi tempat tinggal kita.

Saat pelaksanaan Melasti, umat Hindu di Bali akan mengusung pratima (patung atau simbol dewa) dan segala perlengkapannya menuju sumber air seperti laut, danau, atau sungai.

[irp]

Dalam beberapa kasus, umat akan menuju pantai untuk melakukan upacara persembahyangan menghadap ke laut. Di sana, mereka memohon kepada Tuhan agar segala penderitaan, dosa, dan karma buruk bisa dihilangkan, dan umat dapat hidup dalam kedamaian.

Pada tingkat desa upacara Melasti menggunakan Ekasata. Sementara di tingkat keluarga berupa segehan Panca Warna dengan sembilan tanding dan segehan nasi sasah 100 tanding dipersembahkan.

Di rumah, Sanggah Cucuk dipasang di pintu atau halaman dengan berbagai sesajen seperti ajuman, dandanan, tumpeng ketan sesayut, peras, banten daksina dan penyeneng sebagai pelengkap.

Selain itu, ketipat kelan digantungkan dengan sujang arak tuak sebagai persembahan, dan di bawahnya terdapat asoroh segehan agung, segehan manca warna 9 tanding, yang berisi olahan ayam burumbun, arak, berem, tuak, dan air tawar. Semua ini bertujuan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kelestarian alam semesta.

[irp]

Dalam konteks spiritual, Melasti mengandung tujuan yang lebih mendalam. Upacara ini bertujuan untuk meningkatkan bhakti umat kepada Tuhan, yang dalam lontar Sang Hyang Aji Swamandala disebutkan dengan istilah “Ngiring Prawatek Dewata”, yang mengandung makna bahwa ciri utama orang beragama adalah berbakti kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi).

Selain itu, Melasti juga bertujuan untuk menghilangkan penderitaan masyarakat yang disebabkan oleh karma buruk atau dosa-dosa yang telah dilakukan, yang disebut dalam lontar dengan istilah “Angayutaken Laraning Jagat”, yang berarti menghayutkan penderitaan umat.

Salah satu aspek penting dalam upacara Melasti adalah untuk menghilangkan papa kelesa, yaitu segala bentuk dosa dan keburukan dalam kehidupan manusia. Papa kelesa terbagi menjadi 5 bagian, yakni:

  • Awidya (kegelapan atau mabok),
  • Asmita (egoisme atau mementingkan diri sendiri),
  • Raga (pengumbaran hawa nafsu),
  • Dwesa (sifat pemarah dan pendendam), dan
  • Adhiniwesa (rasa takut tanpa sebab, yang paling mengerikan rasa takut mati.)

Melalui upacara ini, umat diharapkan dapat mengatasi dan menghilangkan lima hal tersebut untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih damai.

[irp]

Selain itu, Melasti juga bertujuan untuk menjaga kelestarian alam semesta. Dalam lontar Sundarigama disebutkan bahwa upacara ini memiliki makna “Letuhing Bhuwana”, yang berarti menjaga alam agar tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.

Oleh karena itu, upacara Melasti menjadi simbol hubungan yang erat antara manusia dan alam. Melalui upacara ini, umat Hindu diingatkan untuk menjaga dan merawat alam, karena alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Setelah ritual persembahyangan selesai, umat Hindu akan melakukan “ngamet sarining amerta ring telenging segara”, yang artinya mengambil sari-sari kehidupan dari tengah laut.

Dalam hal ini laut merupakan simbol dari sumber kehidupan yang memberikan kesucian dan kekuatan bagi umat Hindu. Dengan mengambil air dari laut umat Hindu berusaha membersihkan diri mereka dan mendapatkan berkah untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

[irp]

Secara keseluruhan, Melasti bukan hanya sebuah upacara, melainkan juga merupakan sarana spiritual yang mendalam bagi umat Hindu di Bali untuk menghubungkan diri dengan Tuhan dan alam semesta.

Melalui upacara ini, umat Hindu berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan manusia dengan alam, serta meningkatkan kesadaran spiritual untuk hidup lebih baik dan lebih harmonis.

Upacara ini juga mengingatkan umat untuk selalu menjaga dan merawat alam sebagai bagian dari tanggung jawab mereka sebagai makhluk hidup yang saling bergantung satu sama lain.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: