17/11/2025

Mengenal 7 Fakta Unik Hari Raya Galungan yang Jarang Diketahui

sejarah dan tujuan ngelawang tradisi saat galungan dan kuningan

Barong Bangkung yang menjadi ikon saat tradisi ngelawang digelar/ Balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Inilah fakta menarik tentang pelaksanaan hari raya Galungan yang mungkin masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat. Hari Raya Galungan adalah perayaan suci yang dinanti-nanti umat Hindu, khususnya di Bali. Lebih dari sekadar hari besar, Galungan membawa pesan kemenangan kebaikan melawan kejahatan, sekaligus menjadi pengingat untuk menjaga keseimbangan batin. Tahun ini, umat Hindu akan merayakan Galungan pada 23 April 2025. Apa saja yang membuat perayaan ini begitu istimewa? Simak tujuh fakta menarik berikut yang wajib kamu tahu!

1. Galungan: Peringatan Penciptaan Alam dan Kemenangan Dharma

Galungan bukan sekadar hari raya biasa. Perayaan ini mengandung makna mendalam, yakni memperingati terciptanya alam semesta dan kemenangan Dharma atas Adharma. Umat Hindu memuja Sang Hyang Widhi serta para Dewa sebagai bentuk syukur atas kehidupan dan keselamatan. Galungan juga mengenang kemenangan Dewa Indra atas Mayadenawa, simbol kejahatan yang dikalahkan oleh kebaikan. Momen ini menjadi pengingat bahwa kebenaran selalu punya tempat di hati.

2. Filosofi Hidup di Balik Wuku Dungulan

Di balik kemeriahan Galungan, tersimpan filosofi kehidupan yang kaya. Perayaan ini berlangsung saat wuku Dungulan, yang melambangkan kemenangan. Secara spiritual, Galungan mengajak umat untuk melawan bhuta tiga—hawa nafsu yang kerap menggoda keseimbangan batin. Pertarungan batin ini dimulai dari Minggu Dungulan, berlanjut hingga Selasa, dan mencapai puncaknya pada Rabu Kliwon, hari utama Galungan. Ini adalah waktu untuk merenung dan memperkuat iman.

3. Dua Kali Setahun, Penuh Makna

Berbeda dengan hari raya lain, Galungan dirayakan dua kali (lebih sering) setahun berdasarkan penanggalan Saka Bali, tepatnya setiap 210 hari. Jadi, umat Hindu selalu punya dua momen istimewa untuk merayakan kemenangan kebaikan. Tanggalnya jatuh pada Rabu Kliwon Wuku Dungulan, menjadikannya salah satu pilar penting dalam tradisi Bali. Ritual ini menghidupkan semangat kebersamaan dan spiritualitas.

4. Ritual Panjang yang Penuh Hikmah

Galungan bukan cuma soal satu hari perayaan. Rangkaian ritualnya dimulai 25 hari sebelum hari H, meliputi upacara seperti Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, hingga Sugihan Bali. Ada juga Hari Penyekeban, Penyajan, dan Penampahan yang menambah kekhidmatan. Setelah Galungan, perayaan dilanjutkan dengan Umanis Galungan, saat umat bersembahyang, bersilaturahmi, atau sekadar menikmati waktu bersama keluarga di tempat wisata. Setiap langkah ritual mengajarkan kesabaran dan rasa syukur.

5. Jejak Sejarah Galungan Sejak 882 Masehi

Galungan punya akar sejarah yang kuat. Menurut lontar Purana Bali Dwipa, perayaan ini pertama kali digelar pada tahun 882 Masehi atau 804 Saka, tepatnya pada Rabu Kliwon, Duku Dungulan. Sejak saat itu, Galungan menjadi tradisi yang terus dijaga hingga kini. Kisah ini mengingatkan kita betapa kaya warisan budaya Hindu yang masih relevan di zaman modern.

6. Sempat Terhenti 23 Tahun, Kembali Hidup Berkat Meditasi

Fakta menarik lainnya, Galungan pernah “hilang” dari perayaan selama 23 tahun, tepatnya pada 1103 Saka, di masa Raja Sri Ekajaya. Bencana besar kala itu membuat perayaan ini terhenti. Namun, pada 1126 Saka, Raja Sri Jayakasunu menghidupkan kembali tradisi ini setelah mendapat petunjuk lewat tapa brata dan semedi. Konon, bencana terjadi karena Galungan tak dirayakan. Kisah ini menegaskan betapa pentingnya menjaga tradisi spiritual.

7. Penjor: Simbol Syukur dan Kemakmuran

Siapa yang tak terpesona melihat Penjor menghiasi Bali saat Galungan? Ornamen bambu dengan ujung melengkung ini dihias janur, buah-buahan, dan hasil bumi lainnya. Penjor melambangkan Gunung Agung, tempat suci yang diyakini sebagai kediaman Sang Hyang Brahma. Lebih dari itu, Penjor adalah ungkapan syukur kepada Sang Hyang Widhi atas kemakmuran dan kemenangan. Penjor dipasang pada Hari Penampahan, sehari sebelum Galungan, tepat setelah tengah hari.

Hari Raya Galungan adalah cerminan nilai luhur umat Hindu. Dari kemenangan kebaikan hingga pengendalian diri, perayaan ini mengajarkan harmoni dalam hidup. Dengan ritual yang penuh makna, sejarah panjang, dan simbol seperti Penjor, Galungan tak hanya memperkaya budaya Bali, tapi juga menginspirasi siapa saja untuk hidup dengan penuh kesadaran dan syukur.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE