BADUNG, BALIKONTEN.COM – Pura Dalem Sempua merupakan bangunan suci dan bersifat sakral yang menyimpan berbagai kisah, kepercayaan, dan kekuatan spiritual yang diwariskan secara turun temurun. Terletak di perbatasan timur Desa Dalung, Pura Dalem Sempua berdiri sebagai benteng niskala yang dipercaya menjaga wilayah ini dari pengaruh buruk yang datang dari timur. Pura Dalem Sempua merupakan tempat berstana nya Ida Bhatara, beliau merupakan putra dari Pura Dalem Khayangan Desa Adat Dalung.
Pura Dalem Sempua diyakini memiliki kekuatan gaib yang menjaga keseimbangan spiritual desa. Nama “Sempua” sendiri memiliki makna “kesejukan” yang dimana sebuah simbol dari ketenangan batin dan pembersihan spiritual yang menjadi inti dari aktivitas keagamaan di sana.
Panduan Menuju Tempat Suci
Apabila ingin melakukan sembahyang atau ritual ke Pura Dalem Sempua, bisa melalui tugu Kayonan Wayang di Jalan Made Bulet yang dimana tempat itu merupakan titik awal dari perjalanan. Akses jalan menuju pura ini cukup menantang karena jalanan tersebut terjal hingga curam.
Pura ini berdiri tenang di tepian Sungai Yeh Poh, sungai yang membelah Desa Adat Dalung dan menjadi saksi bisu berbagai prosesi keagamaan yang telah berlangsung. Meski akses menuju pura ini cukup menantang, namun, keindahan alam sekitarnya menyambut setiap pengunjung dengan kehijauan pepohonan dan aliran air yang menyejukkan.
Jejak Sejarah dan Fungsi Sakral
Dalam sejarahnya belum diketahui secara pasti tercatat berapa lama berdirinya Pura Dalem Sempua. Namun, keberadaannya diyakini telah berlangsung sejak lama.
Pada awalnya, pura ini berada di tengah Sungai Yeh Poh, yang dimana sebuah lokasi yang mempertegas kesan magis dan tantangan spiritual dalam mendekatkan diri pada tuhan.
Untuk mempermudah akses umat, sebagian sungai kemudian diurug agar pura dapat dilalui tanpa harus menyeberangi aliran yang cukup deras.
Terdapat sejumlah palinggih penting yang masing-masing menjadi titik pemujaan terhadap kekuatan besar yaitu, Palinggih Pengayat Ida Bhatara Gunung Agung, Palinggih Pengayat Ida Bhatara Ulun Danu Batur, dan Palinggih Ratu Gede Nusa.
Tidak hanya itu saja, pura tersebut dilengkapi dengan wantilan, arena sabung ayam, dan Bale Kulkul di jaba sisi pura, sehingga mencerminkan fungsi sebagai tempat sembahyang dan sebagai pusat kegiatan desa adat serta spiritual masyarakat Dalung.
Di sekitar pura tersebut terdapat dua pura pendamping yaitu, Pura Taman atau Beji dan Pura Gelebeg. Pura Taman atau Beji dikenal sebagai tempat pemandian suci yang digunakan sebelum melakukan pemujaan di Pura Dalem Sempoa.
Di sini terdapat tiga lobang sumur yang diyakini memiliki kekuatan pembersih, baik secara fisik maupun spiritual. Dipercaya sebagai pembersihan secara spiritual sebelum masyarakat sembahyang di pura ini. Sementara itu, Pura Gelebeg, yang letaknya tidak jauh dari kawasan utama, dipercaya sebagai tempat berstana makhluk halus atau wong samar.
Tradisi dan Piodalan Pura
Piodalam di Pura Dalem Sempua dilaksanakan setiap 6 bulan sekali yang bertepatan dengan Waraspati Wuku Bala. Ritual tersebut penting untuk dilakukan karena untuk memperkuat hubungan antara masyarakat dengan kekuatan niskala yang melindungi umatnya.
Dahulu, upacara tersebut dipegang oleh para pemangku yang mendapat laba atau tanah dari pura tersebut. Tetapi, kini warga Banjar Tegeh yang mengambil alih tanggung jawab pada Pura Dalem Sempua.
Dengan demikian, Pura Dalem Sempua bukan hanya dijadikan sebagai tempat sembahyang biasa saja. Ini merupakan tempat spiritual bersama dalam kehidupan masyarakat Dalung. Pura Dalem Sempua menjadi tempat mistis dan keagungan spiritual.
***