DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Dalam kalender Bali, Tilem Sasih Kedasa menjadi salah satu momen spiritual yang paling ditunggu oleh umat Hindu. Rahinan ini jatuh pada bulan ke-10 atau Sasih Kedasa, dan dipercaya sebagai waktu yang paling tepat untuk melakukan melukat atau pembersihan diri secara lahir dan batin.
Dikenal juga sebagai Krsna Paksa, Tilem datang setiap bulan sebagai fase bulan mati—periode ketika bulan tidak terlihat di langit malam. Namun, Tilem Kedasa memiliki kedudukan istimewa karena dianggap sebagai puncak dari seluruh Tilem dalam setahun, sekaligus sebagai waktu tergelap yang sarat makna spiritual.
Waktu Peralihan Menuju Terang
Menurut lontar Sundarigama, Tilem merepresentasikan momen transisi dari kegelapan menuju cahaya. Dalam kepercayaan Hindu, ini adalah fase ketika Dewa Surya melakukan payogan atau semadi. Oleh karena itu, Tilem dipercaya sebagai waktu terbaik untuk melakukan introspeksi, penyucian diri, serta mempersembahkan doa suci.
Pada hari ini, umat Hindu biasanya melakukan persembahyangan di rumah, sanggah, maupun pura kahyangan. Ritual melukat pun banyak dilakukan di tempat-tempat suci seperti pancoran atau mata air, dengan harapan membersihkan aura negatif dan melebur dosa-dosa masa lalu.
Kisah Pandawa dan Simbol Penyucian
Tilem juga sering dikaitkan dengan kisah Panca Pandawa yang meninggalkan perkemahan mereka untuk melakukan penyucian diri. Cerita ini menjadi simbol penting bahwa bahkan para kesatria pun membutuhkan waktu untuk merenung dan membersihkan diri dari beban duniawi.
Sesajen dan Filosofi Desa Kala Patra
Dalam pelaksanaan upacara Tilem, umat membawa banten atau sesajen seperti sesayut widyadari dan wangi-wangi. Jenis dan bentuk sesajen tetap disesuaikan dengan prinsip desa kala patra—yakni tempat, waktu, dan kondisi masing-masing umat. Hal ini menunjukkan bahwa spiritualitas dalam Hindu Bali bersifat fleksibel namun tetap mendalam dalam makna.
Dewa Siwa dan Pemujaan dalam Krsna Paksa
Selain sebagai simbol pembersihan, Tilem juga dipandang sebagai waktu pemujaan kepada Dewa Siwa, salah satu trimurti dalam ajaran Hindu yang berperan sebagai pelebur atau transformator. Tak heran, momen Tilem sering dijadikan waktu untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memohon anugerah spiritual.
***