Menurut Kalender Bli, Berikut Dewasa Ayu Melaksanakan Tajen Bali 2025: Menang dengan Lontar Pengayam Ayaman
ilustrasi sabung ayam/ Pixabay/ balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Berikut merupakan dewasa ayu untuk melaksanakan tajen atau sabung ayam menurut kalender Bali. Tajen bukan sekadar pertarungan ayam, melainkan cerminan budaya Bali yang kaya akan simbolisme dan kearifan lokal.
Lontar Pengayam Ayaman menjadi jembatan antara tradisi leluhur dan strategi modern, menjadikan tajen lebih dari sekadar permainan—ia adalah seni yang menggabungkan perhitungan, intuisi, dan penghormatan terhadap warisan budaya.
Hari Baik untuk Tajen di September dan Oktober 2025
Berdasarkan kalender Bali, ada hari-hari khusus yang dianggap ideal untuk menggelar tajen. Berikut jadwalnya:
21 September 2025 – Kala Jengkang: Hari ini cocok untuk mengadakan sabung ayam (tajen) dan membuat alat penangkap ikan seperti bubu.
-
9 Oktober 2025 – Kala Pati Jengkang: Hari yang mendukung untuk menggelar tajen dengan peluang kemenangan yang lebih terbuka.
Memilih hari yang tepat adalah langkah awal untuk sukses dalam tajen. Namun, kemenangan sejati bergantung pada pemahaman mendalam tentang Lontar Pengayam Ayaman dan strategi yang tepat.
Apa Itu Lontar Pengayam Ayaman?
Lontar Pengayam Ayaman adalah naskah tradisional Bali yang menjadi panduan utama dalam tajen. Naskah ini memuat petunjuk tentang pemilihan ayam aduan berdasarkan siklus hari dalam kalender Bali, seperti saptawara (tujuh hari dalam seminggu) dan pancawara (lima hari dalam siklus). Selain itu, lontar ini mempertimbangkan arah (ngajanang, ngelodang, kangin, kauh) serta ciri fisik ayam, seperti warna bulu, mata, dan jambul.
Dengan memahami lontar ini, bebotoh bisa menentukan ayam mana yang memiliki peluang menang (raje), berpotensi menang (jaye), atau berisiko kalah (kaon) pada hari tertentu. Artikel ini bukan ajakan untuk berjudi, melainkan panduan untuk memahami kekayaan budaya Bali dalam tradisi tajen.
Mengenal Istilah Ayam Aduan di Bali
Sebelum mendalami panduan Lontar Pengayam Ayaman, kenali dulu istilah-istilah ayam aduan yang mencerminkan karakteristik fisik dan warisan budaya Bali:
Buik: Ayam dengan bulu warna-warni yang memukau.
Kelau/Kelawu: Ayam berbulu abu-abu yang elegan.
Bihing/Biying: Ayam dengan bulu merah menyala, penuh semangat.
Brumbun: Kombinasi bulu merah, putih, dan hitam yang unik.
Sa: Ayam berbulu putih bersih, simbol kemurnian.
-
Ook: Ayam dengan bulu lebat di leher, tampak gagah.
Jambul: Ayam dengan bulu menonjol di kepala, penuh karisma.
Godek: Ayam dengan bulu khas di kaki.
Sangkur: Ayam tanpa bulu ekor, memiliki daya tarik tersendiri.
Pengetahuan ini menjadi fondasi untuk memahami petunjuk lontar dan memilih ayam yang tepat untuk tajen.
Panduan Lontar Pengayam Ayaman Berdasarkan Hari
Berikut adalah contoh panduan memilih ayam aduan berdasarkan hari dalam kalender Bali, yang mencakup saptawara dan pancawara:
Senin (Come)
Legi
Arah: Ngajanang dan ngelodang, ayam dari arah kauh.
Raje (Menang): Sekuning papak bangkarna (ayam kuning dengan sisik kaki rata).
Jaye (Berpeluang): Ijo kedas, wangkas, biying kuning pellet, mate selem bangkarna.
Kaon (Kalah): Brumbun kedas mate putih, kelau mate putih, biying kuning mate putih.
Pahing
Arah: Ngalerang dan ngelodang, ayam dari kelod dan kauh.
Raje: Ijo biru bangkarna.
Jaye: Biying, wangkas, sekuning bangkarna.
Kaon: Buik polos kuping putih, kelau, brumbun, serawah kedas polos.
Selasa (Anggara)
Legi
Arah: Ngajanang dan kelod, ayam dari kaje.
Raje: Sekedas.
Jaye: Buik, kelau, brumbun kedas, brumbun biru polos mate putih.
Kaon: Serawah biru mate bang, wangkas, biying biru mate bang.
Rabu (Buda)
Pahing
Arah: Ngajanang dan kauh, ayam dari kangin.
Raje: Biying kuning, brumbun biru papak mate bang.
Jaye: Kelau, ijo, buik kedas dimpil mate bang.
Kaon: Wangkas kuning sangkur mate selem kuping putih, biying, serawah sangkur kuning mate putih.
Panduan ini berlaku hingga hari Minggu (Redite), dengan kombinasi raje, jaye, dan kaon yang disesuaikan dengan karakteristik ayam dan arah.
Ayam Unggulan dalam Tajen
Lontar Pengayam Ayaman juga menyebutkan jenis ayam unggulan, yang disebut Carcan Ayam Uttama, karena dianggap memiliki energi kuat untuk tajen. Beberapa di antaranya:
Ayam Ratun Sa Kuning: Berjambul bangkarna, bulu gondala, dan dimpil aneh.
Ayam Suarga Gumawe Ayu: Sekedas dengan jambul bangkarna dan dimpil karo.
Ayam Biying Kidang Mengi: Biying selem dengan jambul, kuping putih, dan telapakan kaki kuning.
Ayam Kala Cakra: Ijo selem dengan jambul, bangkarna, dimpil karo, kuku linjong, dan telapakan kaki kuning.
Ayam-ayam ini dianggap memiliki aura istimewa dan cocok untuk diadu pada hari-hari tertentu sesuai lontar.
Strategi Sukses dalam Tajen
Selain memilih ayam berdasarkan lontar, ada beberapa strategi tambahan yang bisa meningkatkan peluang kemenangan:
1. Arah Pelepasan Ayam
Hitung nilai berdasarkan warna kaki ayam (kuning = 9, putih = 7), hari saptawara (Senin = 4, Rabu = 7), dan pancawara (Legi = 5, Pon = 7). Jumlahkan, lalu bagi dengan 4. Sisa hasil bagi menentukan arah pelepasan:
Sisa 1: Timur
Sisa 2: Selatan
Sisa 3: Barat
Sisa 0: Utara
Contoh: Ayam putih (7) diadu pada Rabu (7) Pon (7) = 21. Dibagi 4, sisa 1, maka ayam dilepaskan dari arah timur menghadap barat.
2. Warna Pakaian Bebotoh
Pilih warna pakaian sesuai pancawara:
Legi: Putih
Paing: Merah
Pon: Kuning
Wage: Hitam
Kliwon: Beragam warna
3. Posisi Menyaksikan Tajen
Posisi bebotoh saat menonton tajen juga penting:
Legi: Timur
Paing: Selatan
Pon: Barat
Wage: Utara
Kliwon: Sudut barat-selatan
4. Larangan Penting
Jangan adu ayam yang pernah menang pada Redite Umanis.
Jangan pindahkan kurungan ayam dari posisi awal saat mengambil ayam aduan.
Hindari menjawab panggilan atau sapaan saat menuju arena tajen.
Jenis Ayam Unggulan Berdasarkan Lontar
Lontar Pengayam Ayaman juga merinci jenis ayam aduan berdasarkan ciri fisik dan warna, yang diyakini memiliki kekuatan spiritual:
Berdasarkan Ciri Fisik
Ayam Ratun Sa Kuning: Jambul bangkarna, bulu gondala, tampak langka.
Ayam Sa Kedas Matania Putih: Mata putih tajam, penuh wibawa.
Ayam Biying Kidang Mengi: Jambul, telapak hitam, kuku putih.
Ayam Kala Cakra: Hijau selem, jambul bangkarna, kuku linjong.
Berdasarkan Warna Wangkas
Ayam Wangkas Kalu Kali: Bulu kuning dengan tiga helai di punggung.
Ayam Wangkas Dewa Ayu: Jambul bangkarna dengan bulu wok menawan.
Ayam Rare Meleng: Kuning dengan kaki merah dan paruh kuning polos.
Berdasarkan Hari Sadwara
Tungleh: Ayam sangkur, ijo kuning, wangkas kedas.
Aryang: Serawah kuning jaya, buik talu.
Was: Wangkas kedas jaya, biying kedas talu.
Mengapa Tajen Tetap Relevan?
Tajen bukan sekadar pertarungan ayam, melainkan cerminan budaya Bali yang kaya akan simbolisme dan kearifan lokal. Lontar Pengayam Ayaman menjadi jembatan antara tradisi leluhur dan strategi modern, menjadikan tajen lebih dari sekadar permainan—ia adalah seni yang menggabungkan perhitungan, intuisi, dan penghormatan terhadap warisan budaya.
Dengan memahami panduan ini, Anda bisa menghargai kekayaan tradisi tajen sambil meningkatkan peluang kemenangan. Namun, ingatlah bahwa tajen adalah bagian dari budaya Bali yang harus dihormati, bukan sekadar ajang taruhan. Mari lestarikan warisan ini dengan bijak!
***