Seputar Bali

Merayakan Anggara Kasih Julungwangi: Ritual Peleburan Dosa Umat Hindu Bali

jadwal purnama tilem selama bulan mei 2024

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Di tengah harmoni kehidupan spiritual umat Hindu Bali, ada satu hari istimewa yang selalu dinanti setiap enam bulan sekali: Anggara Kasih Julungwangi. Hari raya ini bukan sekadar perayaan biasa, melainkan momen sakral yang mengajak setiap individu untuk merenung, membersihkan diri, dan menyelami makna cinta kasih—baik terhadap diri sendiri maupun sesama makhluk hidup. Berdasarkan perhitungan kalender Bali, rerahinan ini terjadi saat Sapta Wara bertemu dengan Anggara, Pancawara menyapa Kliwon, dan wuku Julungwangi hadir melengkapi keselarasan waktu.

Anggara Kasih Julungwangi bukanlah nama yang asing di telinga umat Hindu Bali. Dalam naskah kuno Lontar Sundarigama, hari ini disebutkan dengan penuh makna: “Nahanta waneh, rengen denta, Anggara Keliyon ngarania Anggara Kasih, pekenania pengasianing raga sarira.” Dalam bahasa yang lebih sederhana, hari ini adalah saat untuk mengasihi tubuh dan jiwa. Lebih dari itu, Anggara Kasih menjadi panggilan untuk menyebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Tuhan, sekaligus menjadi waktu yang tepat untuk melakukan peleburan dosa.

Makna Spiritual di Balik Anggara Kasih

Anggara Kasih Julungwangi mengajarkan bahwa cinta kasih sejati dimulai dari dalam diri. Hari ini menjadi pengingat untuk membersihkan kecemaran, terutama yang bersemayam di pikiran. Kecemaran batin, seperti iri hati, amarah, atau kebencian, sering kali luput dari perhatian, padahal dampaknya begitu besar terhadap kedamaian jiwa. Melalui renungan suci, umat Hindu Bali diajak untuk menyelami kedalaman hati, melepaskan beban dosa, dan kembali pada kesucian.

Lontar Sundarigama juga mengisahkan bahwa pada hari ini, Betara Ludra—sang dewa yang melambangkan kekuatan transformasi—melakukan yoga untuk memurnikan jagat raya dari segala kecemaran. Kisah ini menjadi inspirasi bagi umat untuk meneladani sang dewa, dengan cara merawat jiwa dan raga melalui ritual yang sederhana namun penuh makna.

Persembahan dalam Ritual

Untuk mendukung prosesi peleburan dosa ini, ada sarana upakara khusus yang disiapkan. Umat Hindu Bali mempersembahkan wangi-wangian, seperti bunga-bunga segar yang harum, sebagai simbol keindahan dan kesucian. Tak ketinggalan, asap mengepul dari dupa astangi yang membawa aroma khas, melambangkan doa yang naik ke langit. Ritual ini ditutup dengan matirtha gocara, yaitu pembersihan diri menggunakan air suci, yang menjadi lambang penyucian jiwa dan raga dari segala noda.

Relevansi di Kehidupan Modern

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, Anggara Kasih Julungwangi hadir sebagai oase spiritual. Hari raya ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tak hanya bergantung pada materi, tetapi juga pada kebersihan hati dan pikiran. Dengan merayakan hari ini, umat Hindu Bali tak hanya menjaga tradisi leluhur, tetapi juga memperkuat ikatan batin dengan alam semesta.

Jadi, setiap enam bulan sekali, saat Anggara bertemu Kliwon di wuku Julungwangi, mari sambut hari istimewa ini dengan penuh kesadaran. Persembahkan wangi-wangian, nyalakan dupa, dan sucikan diri dengan air tirta. Lebih dari itu, jadikan Anggara Kasih Julungwangi sebagai momen untuk berhenti sejenak, merenung, dan kembali menemukan kedamaian dalam diri.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: