13/08/2025

Milenial dan Gen Z Dominasi Perbankan Digital, Apa yang Jadi Pilihan Utama?

qris bisa digunakan di berbagai negara dunia termasuk jepang korsel hingga arab saudi

17 Agustus 2025, wisatawan Indonesia yang melancong ke Jepang tak perlu lagi repot menukar rupiah ke yen. Cukup dengan ponsel pintar dan aplikasi pembayaran berbasis QR, transaksi bisa dilakukan secara instan melalui sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Kemudahan ini menandai langkah besar Bank Indonesia (BI) dalam memperluas konektivitas pembayaran digital lintas negara, memudahkan traveler sekaligus mendukung ekonomi digital global.QRIS di Jepang: Siap Pakai, Praktis, dan CepatSetelah melalui uji coba sejak Mei 2025, QRIS kini resmi bisa digunakan di Jepang. Wisatawan cukup memindai kode QR di merchant yang mendukung sistem ini untuk berbelanja, makan, atau membayar jasa tanpa perlu uang tunai. Langkah ini tidak hanya memudahkan pelancong Indonesia, tetapi juga memperkuat integrasi sistem pembayaran digital Indonesia dengan dunia internasional.Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa ekspansi ini adalah bagian dari visi besar untuk menjadikan QRIS sebagai solusi pembayaran global. “Kami terus memperluas jaringan QRIS ke berbagai negara untuk mendukung efisiensi transaksi lintas batas,” ujarnya dalam acara Kick Off Hackathon 2025 pada 5 Juni lalu.Ekspansi ke China, Arab Saudi, India, dan KorselJepang bukanlah satu-satunya destinasi. BI tengah mempersiapkan implementasi QRIS di China dan Arab Saudi, dengan tahap uji coba yang sudah memasuki fase akhir. Untuk China, kerja sama antara Union Pay International dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) telah menyelesaikan aspek teknis, bisnis, dan operasional. Empat penyedia jasa pembayaran Indonesia—PT Rintis Sejahtera, PT Alto Network, PT Artajasa Pembayaran Elektronis, dan PT Jalin Pembayaran Nusantara—juga telah menandatangani kesepakatan untuk pengembangan sistem dan uji coba.Sementara itu, kerja sama dengan Arab Saudi sudah mencapai tahap final dengan Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA). Implementasi di kedua negara ini diharapkan segera terwujud, menambah daftar destinasi yang ramah QRIS bagi traveler Indonesia.Tak berhenti di situ, BI juga menargetkan India sebagai destinasi berikutnya. Diskusi teknis antara ASPI dan National Payments Corporation of India (NPCI) sedang berlangsung, dengan target implementasi sebelum akhir 2025. Selain itu, Korea Selatan juga masuk dalam radar ekspansi, meski masih dalam tahap evaluasi bersama Korean Telecommunications and Clearings Institute.QRIS di Asia Tenggara: Sudah Berjalan LancarSebelum menjangkau Jepang, QRIS sudah lebih dulu hadir di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Traveler Indonesia yang berkunjung ke ketiga negara ini bisa langsung bertransaksi menggunakan aplikasi pembayaran domestik tanpa perlu menukar mata uang. Kemudahan ini menjadi bukti nyata komitmen BI untuk memperkuat ekosistem pembayaran digital di kawasan ASEAN.Pertumbuhan QRIS: Populer di Dalam dan Luar NegeriDi dalam negeri, QRIS telah menjadi primadona. Hingga April 2025, tercatat lebih dari 56 juta pengguna dan 38 juta merchant menggunakan sistem ini. Volume transaksi QRIS juga melonjak dengan pertumbuhan tahunan sebesar 154,86 persen, menunjukkan tingginya adopsi oleh masyarakat dan pelaku usaha.Keberhasilan ini menjadi modal kuat bagi BI untuk terus mengembangkan QRIS sebagai alat pembayaran lintas negara. Dengan ekspansi ke Jepang, China, Arab Saudi, India, dan Korea Selatan, QRIS tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi digital global.Mengapa QRIS Penting untuk Traveler?Bagi wisatawan, QRIS menawarkan kemudahan, kecepatan, dan keamanan dalam bertransaksi. Tak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah besar atau khawatir tentang nilai tukar. Cukup dengan aplikasi pembayaran seperti GoPay, OVO, atau lainnya yang mendukung QRIS, transaksi di luar negeri menjadi lebih praktis dan efisien.Langkah BI ini juga menjadi angin segar bagi pelaku usaha, terutama di sektor pariwisata dan perdagangan, yang kini bisa menjangkau konsumen internasional dengan lebih mudah. Dengan QRIS, Indonesia tidak hanya mengikuti tren digitalisasi global, tetapi juga menjadi pelopor dalam inovasi pembayaran lintas batas/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Perkembangan ekonomi digital di Indonesia terus melaju kencang, seiring dengan semakin masifnya adopsi teknologi keuangan. Tren perbankan digital kini menjadi pilar penting dalam memenuhi kebutuhan finansial masyarakat modern. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), transaksi perbankan digital mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 54,89 persen secara tahunan hingga September 2024. Angka ini menunjukkan betapa pesatnya pertumbuhan sektor ini di Tanah Air.

Namun, di tengah kemudahan yang ditawarkan, seperti transfer dana hingga pembayaran melalui QRIS, pengguna kini tak hanya mencari aplikasi yang praktis. Riset terbaru dari Ipsos, perusahaan riset pasar ternama, mengungkap bahwa keamanan data pribadi dan dana nasabah kini menjadi prioritas utama. Dengan meningkatnya literasi digital dan penerapan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), bank digital di Indonesia dituntut untuk menjamin keandalan dan keamanan transaksi demi memenuhi ekspektasi pengguna.

Survei Ipsos: Kepercayaan Jadi Kunci Utama

Pada 2025, Ipsos merilis laporan bertajuk Perilaku dan Kepuasan Konsumen terhadap Bank Digital di Indonesia. Studi ini menggali perspektif masyarakat terhadap performa bank digital, khususnya dari sisi keamanan, keandalan, dan pengalaman pengguna. Hasilnya menunjukkan bahwa kepercayaan menjadi faktor penentu dalam memilih layanan perbankan digital. Pengguna menginginkan aplikasi yang tidak hanya kaya fitur, tetapi juga menawarkan performa stabil, bebas hambatan, dan perlindungan maksimal terhadap data serta dana mereka.

Andi Sukma, Executive Director Ipsos Indonesia, menjelaskan, “Survei ini memberikan wawasan mendalam tentang apa yang diharapkan masyarakat dari bank digital. Inovasi yang berkelanjutan, kemudahan akses, dan pengalaman pengguna yang optimal menjadi fondasi penting untuk mendorong pertumbuhan industri keuangan digital di Indonesia.” Ia menambahkan bahwa menjaga konsistensi performa dan membangun kepercayaan pengguna adalah kunci untuk menciptakan loyalitas jangka panjang.

Milenial dan Gen Z Pimpin Penggunaan Bank Digital

Survei ini juga mengungkap bahwa mayoritas pengguna bank digital berasal dari kelompok Milenial dan Gen Z, dengan rentang usia 18 hingga 44 tahun. Kelompok ini mengutamakan aplikasi yang cepat, mudah digunakan, dan terintegrasi dengan layanan digital lain yang menjadi bagian dari keseharian mereka. Selain kemudahan, aspek keamanan dan kepercayaan menjadi penentu utama dalam memilih aplikasi perbankan digital.

SeaBank Pimpin Pilihan Pengguna

Dari hasil survei, SeaBank menonjol sebagai bank digital yang paling dipercaya dan diandalkan. Sebanyak 59 persen responden memilih SeaBank sebagai bank digital dengan tingkat kepercayaan tertinggi, diikuti oleh Bank Jago (26 persen), Neobank (22 persen), Superbank (14 persen), dan AlloBank (11 persen). Dalam hal performa aplikasi, 44 persen responden menilai SeaBank memiliki kinerja paling lancar dan aman, diikuti Bank Jago (34 persen), Bank Neo (26 persen), Superbank (14 persen), dan AlloBank (14 persen).

SeaBank juga unggul dalam hal antarmuka pengguna (user interface), dengan 43 persen responden menyebutnya paling intuitif dan mudah digunakan, mengungguli Bank Jago (34 persen), Bank Neo (24 persen), Superbank (20 persen), dan AlloBank (13 persen). Untuk konektivitas dengan ekosistem digital, SeaBank kembali memimpin dengan 43 persen, diikuti Bank Jago (35 persen), Neobank (28 persen), AlloBank (16 persen), dan Superbank (11 persen).

Metodologi Survei

Survei ini dilakukan secara daring melalui Ipsos Digital Solutions dengan metode Online Panel – Fast Facts pada akhir Februari 2025. Sebanyak 300 responden dari berbagai wilayah di Indonesia dilibatkan, mencakup pria dan wanita berusia 18–55 tahun dari berbagai latar belakang sosial ekonomi. Responden merupakan pengguna internet aktif yang memiliki setidaknya satu akun bank digital dan menggunakannya minimal sekali dalam sebulan.

Masa Depan Perbankan Digital

Dengan semakin tingginya ekspektasi masyarakat terhadap layanan perbankan digital, kepercayaan dan keamanan tetap menjadi pilar utama. Bank digital yang mampu menyediakan pengalaman pengguna yang konsisten, aman, dan terintegrasi dengan baik akan terus memimpin pasar. Temuan ini menjadi panduan bagi pelaku industri untuk terus berinovasi, memastikan kemudahan akses, dan memperkuat kepercayaan pengguna demi masa depan keuangan digital yang lebih cerah di Indonesia.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!