Ekonomi

Momentum Pertumbuhan Ekonomi Bali Tetap Kuat

Momentum Pertumbuhan Ekonomi Bali Tetap Kuat

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Pertumbuhan ekonomi di Bali terus menunjukkan tren positif, sebagaimana tercermin dalam hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Bali.

Data terbaru mengindikasikan bahwa prospek penjualan eceran di Pulau Dewata diproyeksikan tetap stabil dalam jangka pendek hingga menengah. Hal ini dibuktikan dengan Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) yang tetap berada di level optimis.

Pada April 2025, IEP tercatat sebesar 155 dan diprediksi meningkat menjadi 191 pada Juli 2025. Angka ini menandakan bahwa para pelaku usaha tetap optimis terhadap pertumbuhan penjualan eceran di Bali. Optimisme ini menjadi sinyal kuat bahwa perekonomian daerah akan terus berkembang secara berkelanjutan.

[irp]

Sinergi Bank Indonesia dan TPID dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi

Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, dalam pernyataannya di Denpasar pada Kamis (27/3) menegaskan bahwa BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali terus berupaya menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat. Upaya ini bertujuan agar roda perekonomian tetap bergerak dalam jalur pertumbuhan yang positif.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyelenggaraan Pasar Murah berbasis transaksi digital melalui QRIS. Dalam program ini, KPw BI Bali bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional dan Pemerintah Provinsi Bali untuk menyediakan 500 paket Canang Sari Jegeg seharga Rp1 khusus bagi transaksi yang menggunakan QRIS.

[irp]

Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan akseptasi digital, tetapi juga mengendalikan inflasi menjelang Hari Raya Nyepi Caka 1947 dan Idulfitri 1446 H, mengingat canang sari merupakan salah satu komoditas yang kerap memicu kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan di Bali.

Penjualan Eceran Bali Mengalami Pertumbuhan Signifikan

Tren positif penjualan eceran di Bali juga tercermin dalam Indeks Penjualan Riil (IPR) yang pada Februari 2025 diperkirakan mencapai 117,2 atau tumbuh sebesar 7,2% (yoy). Indikator ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam konsumsi masyarakat yang menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah.

Menurut Erwin, peningkatan kinerja sektor ritel dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk program diskon yang diberikan oleh distributor dalam rangka menyambut libur panjang Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Tahun Baru Imlek, dan perayaan Pagerwesi. Diskon ini turut meningkatkan daya beli masyarakat, terutama di tengah normalisasi kunjungan wisatawan pasca-liburan panjang Januari 2025.

[irp]

Meski jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke Bali pada Februari 2025 tercatat menurun sebesar -17,91% (mtm) dengan total 791 ribu kunjungan, pertumbuhan sektor eceran tetap bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat lokal masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi daerah.

Sub Sektor Penjualan yang Mengalami Peningkatan

Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan setiap bulan terhadap 100 pengecer di Denpasar dan sekitarnya menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan eceran didukung oleh beberapa sub sektor utama. Barang Budaya dan Rekreasi mengalami peningkatan 4,8% (mtm), Peralatan Informasi dan Komunikasi naik sebesar 3,3% (mtm), dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor tumbuh sebesar 2,6% (mtm).

Pada Januari 2025, IPR tercatat sebesar 116,6 atau tumbuh 6,3% (yoy). Konsistensi peningkatan ini menandakan bahwa tingkat konsumsi masyarakat di Bali terus menguat, menciptakan peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih besar di masa mendatang.

[irp]

Dengan berbagai indikator yang menunjukkan stabilitas dan pertumbuhan positif, momentum ekonomi Bali diharapkan dapat terus berlanjut. Sinergi antara pemerintah, sektor usaha, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga daya beli dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Pulau Dewata.

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: