13/08/2025

PKKMB Universitas Udayana 2025, Dari Gerbang Akademik hingga Suara Ksatria

PKKMB Universitas Udayana 2025 Dari Gerbang Akademik hingga Suara Ksatria

PKKMB Universitas Udayana 2025, Dari Gerbang Akademik hingga Suara Ksatria/ balikonten

DENPASAR, BALIKONTEN.COM –

Di Universitas Udayana, PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) 2025 bukanlah sekadar ritual tahunan untuk menyambut mahasiswa baru. Dengan tema “Ksatria Abhipraya, Adhyastaning Dharma”, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk menanamkan nilai ketahanan, komitmen, dan semangat Meng-Udayanakan Udayana.

Selama dua hari, 12–13 Agustus 2025, sebanyak 6.500 peserta yang terdiri dari 6.372 mahasiswa baru, 119 mahasiswa lama, dan 9 mahasiswa kelas internasional mengikuti rangkaian acara yang dirancang tak hanya informatif, tetapi juga membangun identitas akademik.

Ketua Pelaksana Panitia Mahasiswa PKKMB 2025, I Ketut Indra Adiyasa, menekankan bahwa esensi dari kegiatan ini bukan semata perkenalan, namun sebagai tonggak pembentukan identitas akademik. “Resiliensi itu bukan sekadar bertahan, tapi bangkit dan menjaga. Tema mengudayanakan Udayana kami terjemahkan menjadi semangat menjaga almamater dalam bentuk aksi nyata, mulai dari teater edukatif hingga deklarasi sumpah mahasiswa baru. Harapannya, sejak awal, mereka sadar bahwa menjadi mahasiswa berarti memiliki tanggung jawab terhadap nama baik universitas,” ujarnya.

Salah satu sesi penting tahun ini adalah “Suara Ksatria” yakni orasi perwakilan mahasiswa baru dari 13 fakultas yang dikurasi melalui proses open recruitment sampai wawancara. Suara Ksatria tahun ini memberi ruang ekspresi pada mahasiswa baru untuk menyuarakan kontribusi dan komitmen melalui perspektif rumpun keilmuan mereka. Narasi orasi tetap berfokus pada tema mengudayanakan Udayana, serta semangat membanggakan fakultas dan almamater.

Kegiatan PKKMB juga dirancang menyeluruh melalui rangkaian pra-hari puncak, seperti Temu Pangus, Capacity Building, Mentoring, dan Menjelajah Udayana secara virtual. Metode ini dinilai efektif dan efisien dalam mengenalkan kampus tanpa kehilangan esensi edukatifnya. “Tidak hanya di hari puncak. Resiliensi itu ditanamkan sejak awal melalui pendampingan yang humanis. Pendamping gugus kami latih untuk membangun relasi positif dan mendukung maba beradaptasi secara psikologis dan sosial, ” jelas Indra.

Terkait stigma perpeloncoan yang masih melekat dalam benak sebagian masyarakat serta mahasiswa baru, panitia dengan tegas membantah adanya praktik semacam itu. “Budaya perpeloncoan di UNUD sudah diputus sejak 2022. Sekarang semua berjalan transparan. Koordinasi dengan dosen, DPM, dan tim monitoring rektorat menjadi sistem kontrol utama. Tidak ada kekerasan fisik, verbal, maupun simbolik, ” tegas indra.

Sementara itu, Ketua Panitia dari pihak dosen, Dr. I Nyoman Bagiastra, S.H., M.H., menegaskan bahwa filosofi utama PKKMB tahun ini adalah mengembalikan mahasiswa pada jati diri sebagai insan akademik yang menjunjung kebenaran dan pengabdian. “Mahasiswa harus menjadi ksatria sejati berjuang dengan niat suci dan menjadikan pengabdian sebagai tujuan. Karena itu kami menekankan resiliensi sebagai pondasi utama, yaitu kemampuan adaptif, pemulihan dari tekanan, serta ketahanan mental yang kokoh menghadapi kehidupan kampus dan realitas sosial, ” jelasnya.

Dr. Bagiastra juga menyampaikan bahwa Universitas Udayana memaknai resiliensi secara menyeluruh, mencakup aspek dukungan sosial, regulasi diri, optimisme, serta kemampuan pemecahan masalah. Semua ini diberikan secara bertahap agar mahasiswa mampu berkembang secara akademik sekaligus emosional.

Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D., menyebut PKKMB sebagai gerbang awal untuk mengenal nilai-nilai Tridharma Perguruan Tinggi, sistem pembelajaran, hingga peluang pengembangan diri di luar kelas.

Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., menyoroti pentingnya membekali mahasiswa dengan kesadaran terhadap isu-isu aktual. “Selain menolak kekerasan dan bullying, mahasiswa juga perlu memahami bahaya judi online dan penyalahgunaan narkoba,” tegasnya.

Tak hanya mengandalkan acara puncak, PKKMB 2025 dirancang dengan rangkaian pra-acara seperti Temu Pangus, Capacity Building, Mentoring, hingga tur virtual Menjelajah Udayana. Metode ini memadukan efektivitas dan efisiensi tanpa mengurangi sentuhan edukatif yang mendalam.

Foto: Rektor Unud bersama Wamen Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI saat membuka PKKMB Universitas Udayana 2025 dengan penancapan Kayonan.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!