DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Melukat, tradisi pembersihan diri secara spiritual, menjadi bagian penting dari budaya Hindu Bali. Salah satu lokasi yang kini tengah menjadi sorotan adalah Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi, yang terletak di Banjar Soka Kawan, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan. Prosesi ini tidak hanya menjadi ritual sakral, tetapi juga daya tarik wisata spiritual yang kian populer.
Makna Mendalam di Balik Melukat
Melukat berasal dari kata “sulukat”, di mana “su” berarti baik dan “lukat” berarti penyucian. Prosesi ini umumnya dilakukan pada hari-hari yang dianggap suci seperti Purnama, Tilem, atau Kajeng Kliwon. Ritual ini dipercaya membantu membersihkan energi negatif sekaligus memperkuat hubungan spiritual.
Viral di Media Sosial
Popularitas Pura Kedatuan Raksa Sidhi meningkat pesat setelah video prosesi melukat di sana beredar di media sosial. Salah satu momen yang paling menarik perhatian adalah ketika pemedek memeluk patung lembu, simbol kesucian Ibu Pertiwi, selama pengelukatan. Hal ini menambah daya tarik tempat ini sebagai destinasi spiritual yang unik.
Sejarah yang Sarat Makna
Pura ini memiliki sejarah yang bermula pada 1990-an. Penduduk setempat dan para meditator yang berada di Puncak Kedaton sering melihat pancaran cahaya dari kejauhan. Setelah ditelusuri, sumber cahaya itu berasal dari Beji Kedatuan, yang pada awalnya dikenal sebagai Beji Sinar. Dengan berkembangnya waktu dan pemugaran, Pura Kedatuan Raksa Sidhi akhirnya berdiri megah seperti sekarang.
Struktur dan Area Pura
Pura ini terbagi menjadi dua area utama. Bagian pertama adalah beji, tempat pengelukatan berlangsung, sementara bagian kedua adalah pura yang digunakan untuk persembahyangan, baik sebelum maupun setelah melukat. Kombinasi dua fungsi ini menjadikan Pura Kedatuan Raksa Sidhi sebagai pusat kegiatan spiritual yang lengkap.
Tata Cara Melukat
Sebelum melukat, pemedek diwajibkan melakukan matur piuning di Dukuh, yaitu tempat berstana Ida Dukuh Sakti, untuk memohon izin melakukan aktivitas di area suci tersebut. Setelah itu, mereka dapat melanjutkan ke beji untuk menjalani prosesi penglukatan. Ritual ini diakhiri dengan persembahyangan untuk mengungkapkan rasa syukur atas izin dan berkah yang telah diterima.
Selain untuk pembersihan diri, melukat di sini juga menjadi momen introspeksi, di mana pemedek dapat meminta maaf atas kesalahan kepada orang tua atau leluhur. Simbol pelukan patung lembu menjadi penegasan hubungan spiritual dengan alam semesta.
Jenis Pancoran di Pura Kedatuan Raksa Sidhi
Terdapat berbagai pancoran di Pura Kedatuan Raksa Sidhi, masing-masing memiliki makna dan tujuan tersendiri:
- Pancoran Ida Dukuh Sakti: Membantu meredakan stres dan menyucikan pikiran.
- Pancoran Sang Hyang Pewenang Tapa: Tempat memohon keturunan.
- Kelebutan Bunda Kanjeng Ratu: Untuk memohon kharisma dan wibawa.
- Kelebutan Ratu Niang Sakti: Berfungsi untuk memohon kesembuhan.
- Penglukatan Buddha: Mendapatkan kebijaksanaan.
- Penglukatan Sang Hyang Semara: Tempat memohon jodoh.
- Penglukatan Dewi Gangga: Untuk petunjuk spiritual.
- Penglukatan Brahma: Memohon petunjuk pengesengan.
- Penglukatan Leluhur: Memohon pengampunan dari leluhur.
- Penglukatan Ratu Biang Mas Melanting: Untuk kelancaran rezeki dan pekerjaan.
- Penglukatan Sang Hyang Wisnu Suci: Simbol perlindungan.
- Penglukatan Siwa Nilakanta: Menghilangkan racun.
- Penglukatan Betari Danu: Berkaitan dengan pertanian.
- Penglukatan Sang Hyang Aji Saraswati: Tempat memohon pengetahuan.
- Penglukatan Hyang Wismaya: Untuk memohon kesidhian.
Persiapan Sebelum Melukat
Sebelum menjalani prosesi melukat, pemedek perlu mempersiapkan tiga buah pejati, canang, serta pakaian ganti. Selain itu, kesiapan batin menjadi kunci agar prosesi berjalan lancar dan penuh makna. Ritual ini bukan sekadar membersihkan tubuh, tetapi juga memperbarui energi spiritual.
Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi kini menjadi salah satu ikon spiritual di Bali yang tidak hanya memikat hati umat Hindu, tetapi juga wisatawan yang mencari kedamaian dan koneksi dengan energi ilahi. Dengan sejarah yang kaya, tradisi yang mendalam, dan keindahan arsitektur yang memukau, pura ini layak menjadi bagian dari perjalanan spiritual Anda di Pulau Dewata. ***