Purnama Sasih Karo, Melukat ke Tempat Ini Yuk? Bisa Menenangkan Diri hingga Menyembuhkan Penyakit Nonmedis
Tirta Empul menjadi salah satu rekomendasi tempat melukat di Gianyar/ commons.wikimedia/ Balikonten
DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Purnama menjadi dewasa ayu atau hari yang baik digunakan untuk melaksanakan ritual pembersihan diri salah satunya adalah melukat.
Seperti hari ini terjadi Purnama Sasih Karo yang juga di beberapa tempat suci melaksanakan piodalan atau pujawali.
Selain melakukan persembahyangan, umat Hindu juga melaksanakan beragam hal positif lainnya seperti berdana dan atau melukat.
Nah berikut adalah lokasi melukat di Denpasar, Bali yang bisa kalian gunakan sebagai tempat tujuan melukat saat Purnama Sasih Karo.
1. Pura Catur Kandapat Sari: Oase Spiritual di Denpasar
Terletak di Jalan Antasura, Banjar Pondok, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara, Pura Catur Kandapat Sari adalah salah satu destinasi spiritual terkemuka di Bali. Pura ini merupakan bagian dari sembilan pura utama yang menjadi stana Dewata Nawa Sanga, dewa penjaga sembilan arah mata angin dalam kepercayaan Hindu Bali.
Sejarah dan Pengelolaan
Pura yang telah berdiri sejak abad ke-11 ini dikelola secara turun-temurun oleh keluarga Ratu Niang Rai. Selain itu, lima banjar di Desa Peguyangan—Banjar Pondok, Punduh Kulit, Benbiu, Umadesa, dan Kedua—juga turut menyungsung pura ini, menjadikannya pusat kebersamaan spiritual masyarakat setempat.
Daya Tarik Pura Catur Kandapat Sari
Pura ini menawarkan sejumlah keunikan yang menarik pemedek dari berbagai penjuru Nusantara:
Pusat spiritual Bali: Memberikan kedamaian dan ketenangan bagi setiap pengunjung.
-
Permohonan keselamatan: Banyak umat datang untuk memohon perlindungan dan keberkahan dari Ida Bhatara.
Memohon taksu: Para seniman, khususnya penari dan penabuh, sering melakukan ritual di sini untuk mendapatkan inspirasi dan kekuatan spiritual.
Ritual melukat: Tempat ini populer untuk penyucian diri guna membersihkan jiwa dan raga.
Kisah Mukjizat
Salah satu cerita yang menggema adalah kesembuhan seorang umat dari penyakit berat setelah melaksanakan ritual melukat di pura ini. Kisah ini semakin memperkuat reputasi Pura Catur Kandapat Sari sebagai tempat spiritual yang istimewa.
2. Beji Waringin Pitu: Keajaiban Tujuh Pancoran di Badung
Berada di Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Beji Waringin Pitu adalah destinasi melukat yang terkenal dengan tujuh pancoran sakralnya. Tempat ini memadukan keindahan alam, sejarah unik, dan nilai spiritual yang mendalam, menjadikannya pilihan utama bagi umat Hindu yang ingin melakukan ritual penyucian.
Akses Menuju Lokasi
Dari Jalan Raya Kapal, ambil jalur aspal ke arah utara sejauh sekitar 1 kilometer. Anda akan menemukan plang penunjuk menuju Beji Waringin Pitu di sisi kiri jalan. Area parkir yang luas tersedia untuk kenyamanan pengunjung.
Asal-Usul Nama dan Sejarah
Menurut Ida Bagus Ngurah Suparsa, pemangku setempat, nama “Waringin Pitu” berasal dari tujuh pohon beringin tua yang pernah tumbuh di lokasi ini. Sayangnya, banjir besar merenggut enam di antaranya, menyisakan satu pohon beringin yang masih berdiri kokoh hingga kini.
Keunikan Tujuh Pancoran
Tujuh pancoran di Beji Waringin Pitu memiliki makna filosofis yang mendalam, masing-masing dikaitkan dengan pembersihan bagian tubuh tertentu:
Pembersihan pori-pori kulit
Pembersihan mata
Pembersihan mulut
Pembersihan hidung
Pembersihan telinga
Pembersihan organ reproduksi pria
Pembersihan anus
Ritual melukat dilakukan dengan mandi secara berurutan di setiap pancoran, yang diyakini mampu membersihkan tubuh dan jiwa dari segala kotoran.
Alasan Memilih Beji Waringin Pitu
Tempat ini diminati karena suasana tenang, nilai spiritual yang tinggi, tujuh pancoran dengan khasiat khusus, dan akses yang mudah, menjadikannya destinasi ideal untuk ritual melukat di Bali.
3. Pura Taman Sari dan Wulakan: Mata Air Suci untuk Kesembuhan dan Keturunan
Berlokasi di Banjar Alengkajeng, Desa Adat Mengwi, Badung, Pura Taman Sari dan Wulakan adalah destinasi spiritual yang kaya akan sejarah dan makna. Pura ini tidak hanya menjadi tempat pemujaan, tetapi juga pusat penyucian dan permohonan berkah, terutama di Pura Wulakan yang terkenal sebagai tempat memohon keturunan.
Pura Wulakan: Warisan Dang Hyang Nirartha
Pura Wulakan, sebuah pura kecil di belakang Pura Taman Sari, menyimpan mata air suci yang ditemukan oleh Dang Hyang Nirartha, tokoh penting penyebar agama Hindu di Bali. Air suci ini dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan untuk penyakit non-medis dan sering digunakan untuk memohon keturunan.
Ritual Melukat
Melukat di Pura Wulakan dilakukan dengan air suci dari mata air di bawah pohon beringin tua. Umat hanya perlu membawa banten pejati alit sebagai sarana. Setelah melukat, pengunjung biasanya melanjutkan persembahyangan di Pura Taman Sari.
Sejarah dan Keunikan Pura Taman Sari
Pura Taman Sari, salah satu dari sembilan pura yang dibangun Dang Hyang Nirartha, adalah tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Piodalan pura ini diadakan setiap Purnama Kapat (Oktober). Keunikan kedua pura ini meliputi:
Mata air suci: Sumber air di Pura Wulakan dikenal memiliki khasiat penyembuhan.
Sejarah Hindu Bali: Kedua pura ini memiliki nilai historis yang erat kaitannya dengan penyebaran agama Hindu.
Permohonan keturunan: Banyak umat datang untuk memohon berkah keturunan.
Keindahan alam: Lingkungan yang asri dan tenang menciptakan suasana nyaman untuk beribadah.
Ketiga tempat melukat ini—Pura Catur Kandapat Sari, Beji Waringin Pitu, dan Pura Taman Sari-Wulakan—menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam dengan cerita dan keunikan masing-masing. Cocok bagi Anda yang mencari ketenangan jiwa, penyembuhan, atau berkah khusus seperti keturunan.