17/09/2025

Mencari Tahu Watak dan Kehidupan Weton Redite Wage Wuku Landep

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Di tengah kesibukan zaman modern, banyak orang Bali masih melirik kalender tradisional untuk memahami jati diri mereka. Bayangkan jika hari kelahiran Anda bukan sekadar tanggal biasa, melainkan sebuah petunjuk nasib yang kaya akan makna budaya.

Salah satu kombinasi yang menarik adalah kelahiran pada Redite Wage Wuku Landep—hari Minggu (Redite), pasaran Wage, dan siklus wuku Landep dalam kalender Bali. Bagi yang lahir di hari ini, seperti pada 21 Juli 2024 atau tanggal serupa di tahun lain, wataknya kerap digambarkan sebagai perpaduan antara jiwa petualang dan pelindung yang dermawan.

Apa sebenarnya makna di balik ini? Yuk, kita jelajahi bersama dengan gaya yang santai namun tetap sarat informasi, berdasarkan tradisi Hindu Bali yang telah mengakar kuat.

Kalender Bali, atau yang dikenal sebagai Pawukon, bukan sekadar alat hitung hari. Sistem ini adalah karya seni budaya yang rumit, terdiri dari saptawara (tujuh hari dari Redite hingga Saniscara), pancawara (lima pasaran seperti Umanis, Paing, Pon, Wage, dan Kliwon), serta wuku yang berputar setiap 30 minggu.

Wuku Landep, yang diasosiasikan dengan Dewa Mahadewa, membawa energi khas. Kelahiran di Redite Wage Wuku Landep dipengaruhi oleh laku angin—energi yang membuat pikiran selalu bergerak, bagaikan angin yang tak pernah diam. Ini bukan sekadar ramalan, melainkan pengetahuan yang berakar dari lontar-lontar kuno yang masih dipelajari oleh para sulinggih di Bali.

Orang yang lahir di Redite Wage Wuku Landep punya watak yang bikin orang lain kagum. Mereka dikenal dermawan, murah hati, dan selalu siap mengayomi orang yang sedang susah. Bayangkan seseorang yang pikirannya selalu aktif, suka menjelajahi tempat baru, tapi di sisi lain bisa pendiam seperti seorang pandita—berani bicara blak-blakan saat dibutuhkan.

Mereka cerdas, punya ingatan tajam, dan cermat dalam bekerja, sehingga gampang disukai teman-teman karena sifatnya yang terbuka dan pandai bergaul. Soal rezeki, mereka dikatakan beruntung, dengan kemampuan alami untuk menjadi pelindung bagi orang lain, meski kadang agak labil dalam mengambil keputusan. Pribadi seperti ini sering jadi pusat perhatian di lingkungan sosialnya, entah sebagai pemimpin komunitas atau sahabat yang setia.

Tapi, tak ada gading yang tak retak. Watak Redite Wage Wuku Landep juga punya sisi yang perlu diwaspadai. Mereka bisa keras kepala kalau pendapatnya ditentang, sedikit narsis, dan suka dipuji. Ada juga kecenderungan untuk menyukai hal-hal berisiko, seperti berjudi, dan kemarahan yang bisa meledak jika tak terkendali. Namun, dalam tradisi Bali, ini bukanlah takdir mutlak. Lewat upacara seperti otonan—ritual peringatan kelahiran setiap 210 hari—energi negatif bisa diseimbangkan, sehingga mereka bisa menjalani hidup dengan lebih harmonis.

Bagaimana dengan perjalanan hidupnya? Menurut primbon Bali, nasib mereka terbagi dalam beberapa fase umur. Misalnya, dari usia 0-12 tahun, rezeki mereka cenderung biasa saja, tapi saat dewasa, terutama di usia 43-48 tahun, mereka bisa menikmati hidup mewah—meski harus hati-hati dengan risiko kesehatan. Di masa kecil, mereka mungkin sering sakit-sakitan, tapi saat dewasa, mereka jadi pekerja keras yang tak kenal lelah. Rezeki baik sering datang dari jaringan pergaulan yang luas, dan mereka gemar berbagi kekayaan untuk membantu orang lain. Pengaruh lintang uluku membuat mereka loyal dan dermawan, tapi bisa kesal kalau pendapatnya dihalang-halangi.

Di era modern, pemahaman tentang kelahiran Redite Wage Wuku Landep tak hanya soal ramalan weton Bali, tapi juga cara menghargai warisan leluhur. Banyak anak muda Bali kini kembali melirik tradisi ini, terutama saat memilih hari baik untuk pernikahan, memulai bisnis, atau bahkan sekadar introspeksi diri. Seperti yang pernah diungkapkan seorang sulinggih, “Watak ini mengajarkan kita untuk jadi pelindung, tapi juga harus belajar mengendalikan ego.” Jadi, ini bukan sekadar ramalan, melainkan panduan untuk hidup lebih bijaksana.

Bagi Anda yang lahir di Redite Wage Wuku Landep, anggap ini sebagai cermin untuk mengenal diri lebih dalam. Cek kalender Bali Anda—siapa tahu, ini bisa jadi inspirasi untuk menjalani petualangan hidup dengan lebih bermakna. Tetap dermawan, tetap petualang, dan jangan lupa introspeksi!

***

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

error: Content is protected !!