Hiburan

Tasya Putri Rilis Single “Sunrise di Amed”, Sempat Tertunda 1 Tahun Lebih

Tasya Putri Rilis Single “Sunrise di Amed”, Sempat Tertunda 1 Tahun Lebih

DENPASAR, BALIKONTEN.COM – Kecintaan pada alam Bali, khususnya kawasan Amed di Karangasem, menginspirasi Ni Luh Putu Saswatasya Widha Putri, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Tasya Putri, untuk melahirkan karya musik pertamanya yang berjudul “Sunrise di Amed”. Lagu bernuansa pop ini resmi dirilis pada Jumat, 18 April 2025, dalam sebuah acara peluncuran yang berlangsung hangat di Happy Puppy, Jalan Gatot Subroto, Denpasar.

Tasya Putri, gadis kelahiran Yogyakarta yang kini berusia 22 tahun, bukan sekadar penyanyi pendatang baru. Ia adalah sosok multi-talenta yang baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Di tengah padatnya aktivitas akademik dan persiapan ujian kompetensi, Tasya berhasil menyisihkan waktu untuk menuntaskan karya musik yang telah ia garap sejak satu tahun lalu.

“Sebenarnya video klipnya sudah dibuat lama, tapi karena kesibukan di kampus, baru sekarang bisa dirilis,” ungkap Tasya, yang saat ini sedang menjalani program koas tahap kedua.

Lagu Sunrise di Amed, ciptaan Gede Kurniawan, memotret keindahan Amed—daerah pesisir Bali yang dikenal dengan panorama nyegara gunung, di mana keindahan laut biru berpadu harmonis dengan siluet gunung yang menenangkan. Dalam video klip lagu ini, Tasya terlihat menikmati snorkeling, mencerminkan kecintaannya pada keindahan bawah laut dan alam yang masih alami.

“Lirik lagunya sangat menggambarkan kepribadian saya yang senang dengan alam dan laut. Saya ingin orang yang mendengarkan juga bisa merasakan ketenangan dan kedamaian seperti yang saya rasakan saat berada di Amed,” tutur Tasya.

Ayah Tasya, Dr. dr. I Putu Eka Widyadharma, M.Sc, Sp.S(K), dan sang ibu, dr. Kadek Trisnadewi, M.Biomed (AAM), turut hadir dan mendukung penuh langkah Tasya di dunia musik. Menurut sang ibu, bakat menyanyi Tasya memang menurun darinya, dan keluarga mereka sangat gemar menjelajahi keindahan Bali. Amed menjadi tempat istimewa yang menginspirasi banyak momen berharga dalam kehidupan mereka.

Tak hanya sekadar hobi, dunia tarik suara sudah menjadi bagian penting dari perjalanan Tasya sejak kecil. Ia pernah mengenyam pelatihan vokal di Bali Music Centre dan bergabung dengan tim Musikalisasi Puisi Teater Angin SMAN 1 Denpasar.

Deretan prestasi pun mengiringi perjalanannya, mulai dari Juara I Bintang Muda Anugerah Musik Bali (2020), hingga Juara II Singing Competition IDI Denpasar Mencari Bakat (2022).

Di tengah kesibukannya sebagai calon dokter, Tasya juga aktif menulis jurnal ilmiah, bahkan telah memiliki dua jurnal terindeks Scopus yang dipublikasikan secara internasional. Sebuah pencapaian luar biasa bagi sosok muda yang kini juga menapaki industri musik tanah air.

Menariknya, Tasya bukan satu-satunya dalam keluarga yang berkarya di dunia musik. Ia adalah anak sulung dari empat bersaudara, di mana masing-masing telah merilis single mereka sendiri.

Kakaknya, Rivia Laksita, telah meluncurkan lagu Jendela, Cardigan, dan Mutiara Nusantara. Sementara Kartika Indivara dengan Sembah Subhakti, dan adik bungsu mereka, Varistha Anantalaksmi, lewat lagu Rare Bali.

Tasya berharap, lagu Sunrise di Amed tidak hanya dapat dinikmati secara musikal, tetapi juga menjadi media promosi pariwisata yang memperkenalkan keindahan Amed ke masyarakat luas, baik lokal maupun internasional.

“Semoga lagu ini bisa membawa Amed lebih dikenal lagi, dan bisa membuat orang tertarik untuk mengunjungi serta mencintai alam Bali seperti saya,” pungkasnya.

***

 

 

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS UNTUK INFORMASI LEBIH UPDATE

Shares: